Polisi diharapkan segera mengusut kejadian aksi massa yang memprotes hasil perolehan suara dalam pemilu dan pilpres pada Selasa (21/5/2019) dan Rabu (22/5/2019). Pengusutan kasus tersebut diharapkan tuntas hingga terkuak siapa dalang atau otak di balik aksi massa tersebut.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Polisi diharapkan segera mengusut kejadian aksi massa yang memprotes hasil perolehan suara dalam pemilu dan pilpres pada Selasa (21/5/2019) dan Rabu (22/5/2019). Pengusutan kasus tersebut diharapkan tuntas hingga terkuak siapa dalang atau otak di balik aksi massa tersebut.
Demikian dituturkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (23/5/2019).
Polisi telah mengamankan 58 orang yang diduga adalah provokator, tetapi diharapkan nantinya juga bisa terkuak siapa pelaku yang menjadi otak atau perencana aksi tersebut. Ganjar mengatakan, secara pribadi, dirinya menduga ada oknum yang menjadi dalang aksi massa bukan berasal dari tim atau massa dari dua pasangan calon presiden yang sebelumnya berkompetisi dalam pilpres.
Pasangan Pak Jokowi-Amin sudah menerima hasil dan memenangi pilpres, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi menempuh jalur hukum mengajukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi). ”Kalau dua pasangan ini sudah berlaku tertib dan melakukan semuanya sesuai prosedur, lalu massa milik siapa yang kemarin kemudian mengamuk di lapangan?” ujarnya.
Kalau dua pasangan ini sudah berlaku tertib dan melakukan semuanya sesuai prosedur, lalu massa milik siapa yang kemarin kemudian mengamuk di lapangan.
Ganjar mengatakan, memang ada sebagian warga Jawa Tengah yang ikut dalam aksi massa tersebut. Namun, dari daerah mana pun itu, setiap koordinator atau penggeraknya diharapkan bertanggung jawab dan mengendalikan kelompok massanya masing-masing.
Segera disudahi
Dia pun meminta agar aksi massa segera disudahi. Selain karena pemilu sudah selesai dan perolehan suara sudah ditetapkan, diharapkan semua pihak menjaga ketenangan karena saat ini sudah mendekati hari raya Lebaran.
”Mari bersama-sama menjaga ketenangan. Sebentar lagi kita merayakan Lebaran, dan hari raya semestinya dirayakan dengan gembira, berkumpul bersama keluarga,” ujarnya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam kesempatan terpisah mengatakan, aksi massa mengganggu ketenangan yang terjadi pada Selasa hingga Rabu kemarin bukanlah aktivitas yang patut untuk diikuti.
Warga Kota Magelang diharapkan tetap tenang di rumah dan lebih baik memfokuskan diri pada pemenuhan kebutuhan Lebaran serta mempersiapkan kebutuhan anak untuk masuk sekolah pada tahun ajaran baru.
Dia pun juga memastikan tidak ada aparatur sipil negara (ASN) di Kota Magelang yang terprovokasi mengikuti aksi tersebut.
”Saya sudah memantau dan setiap hari para ASN selalu mengisi absen dan bekerja seperti biasa,” ujarnya.