Sejumlah teka-teki masih menyelimuti peristiwa pemberontakan kelompok Wagner di Rusia. Salah satunya kelanjutan hubungan Vladimir Putin-Yevgeny Prigozhin.
Oleh
Redaksi
·1 menit baca
Jika dibandingkan dengan pemberontakan besar di Rusia sebelumnya, yang dialami pendahulu Presiden Vladimir Putin, yakni Mikhail Gorbachev (Agustus 1991) dan Boris Yeltsin (September-Oktober 1993), pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner pimpinan Yevgeny Prigozhin berlangsung sangat singkat. Hanya sekitar 24 jam.
Tak ada setetes darah pun tumpah. Ada pendudukan markas militer di kota Rostov-on-Don, sekitar 1.000 kilometer selatan Moskwa. Sempat ada konvoi menuju Ibu Kota. Namun, drama pemberontakan sejak Jumat (23/6/2023) itu berakhir antiklimaks dalam putaran tak kalah dramatisnya.
Lewat mediasi Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Prigozhin menghentikan pemberontakannya dan bersedia ke Belarus. Kompensasinya, ia dan pasukannya yang memberontak akan dibebaskan dari hukuman.
Pengamat berspekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi, mulai dari isu keretakan di lingkaran kekuasaan Putin, persaingan internal militer Rusia, hingga isu bernada konspiratif.
Informasi di media arus utama atau media sosial berseliweran, tak jarang bertentangan satu sama lain, menambah kepekatan kabut misteri di Rusia. Di kalangan pemerhati Rusia, hal itu tak mengherankan, apalagi menyentuh militernya.
Militer Rusia mempunyai tradisi memastikan dunia luar boleh tahu sesedikit mungkin mengenai aktivitasnya, tulis Andrei Soldatov dan Irina Borogan, pendiri dan editor Agentura.ru, pemantau aktivitas badan-badan rahasia Rusia, dalam jurnal Foreign Affairs, 12 Mei 2023. Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, misalnya, baru muncul di depan publik melalui tayangan video yang disiarkan televisi pemerintah hari Senin (26/6/2023) di tengah spekulasi ia dan sejumlah petinggi militer lain kehilangan kepercayaan dari Putin.
Selain itu, belum diketahui secara pasti posisi Prigozhin. Kantor berita Rusia, RIA Novosti dan Interfax, dengan mengutip sumber di Kejaksaan Umum, memberitakan dakwaan pidana terhadap Prigozhin belum ditutup. Dengan sejumlah teka-teki dan misteri yang menyelimuti peristiwa di Rusia, saat ini terlalu dini untuk mengambil kesimpulan dan memperkirakan arah perkembangan ke depan.
Di tengah kegelapan itu, perhatian banyak ditujukan pada hubungan antara Putin dan Prigozhin. Dua sosok kelahiran kota yang sama, Leningrad (sekarang St Petersburg), ini dua sahabat sejak lama. Sebelum mendapat kontrak perang dengan bendera Wagner atas nama Rusia, Prigozhin dijuluki ”juru masak”-nya Putin berkat bisnis boganya yang kerap mendapat kontrak penyediaan makanan di kantor pemerintah.
Berkat pasukan Prigozhin, Putin memetik berbagai kemenangan pertempuran di sejumlah negara, termasuk di Ukraina. Namun, saat perang di Ukraina sudah 1,5 tahun tanpa diketahui kapan akan berakhir, apakah kolaborasi keduanya benar-benar berakhir atau akan mengambil bentuk lain?