Apa yang sebenarnya terjadi di antara dua sahabat lama itu, Putin dan Prigozhin? Di tengah propaganda, operasi intelijen, dan uang, hanya mereka berdua yang tahu. Yang lain perlu blusukan di antara logika-logika.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA, LUKI AULIA
·4 menit baca
Selama 24 jam, pasukan tentara bayaran Wagner Group ”merebut” dan ”menguasai” kota Rostov-on-Don di Rusia bagian selatan, termasuk markas besar tentara Rusia di wilayah itu. Semuanya itu dicapai tanpa adanya perlawanan dari militer Rusia. Tak ada setetes pun darah tumpah dalam misi yang disebut sebagai pemberontakan itu.
Dalam serangkaian rekaman suara yang diunggah di Telegram, 23-24 Juni 2023, Yevgeny Prigozhin selaku bos Wagner Group mengatakan, ”kejahatan” kepemimpinan militer Rusia ”harus dihentikan”. Untuk itu, pasukannya akan menempuh ”pawai untuk keadilan” melawan militer Rusia.
Wagner menuju Moskwa yang diklaim tinggal berjarak 200 kilometer lagi. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan televisi berjanji akan menghancurkan ”pemberontakan bersenjata”. Putin menyebut tindakan Prigozhin, sahabat lamanya, itu sebagai ”pengkhianatan” dan ”menusuk dari belakang”.
Dalam serangkaian rekaman suara yang diunggah di Telegram, 23-24 Juni 2023, Yevgeny Prigozhin selaku bos Wagner Group mengatakan, ”kejahatan” kepemimpinan militer Rusia ”harus dihentikan”.
Ketika persepsi publik yang tercipta atas pemberitaan berbagai media, terutama media Barat, makin mengerucut pada penilaian adanya krisis kekuasaan Putin, tiba-tiba pasukan tentara bayaran Wagner batal menuju Moskwa. Mereka meninggalkan kota Rostov-on-Don dan mulai bergerak menuju Belarus, negara sekutu Rusia, Minggu (25/6/2023).
Perubahan sikap Prigozhin yang mendadak itu dikabarkan terjadi setelah Presiden Belarus Alexander Lukashenko berbicara dengan Prigozhin. Lukashenko yang kawan politik Putin, dalam hal itu, menyampaikan tawaran kesepakatan dari Putin.
Singkat kata, pemberontakan batal karena Prigozhin sepakat menghentikan niatnya. Kompensasinya, hukuman yang awalnya ditodongkan Putin kepada para pemberontak dicabut. Dan, Putin masih bertakhta di Istana Kremlin.
Rangkaian seluruh peristiwa yang berlangsung sejak 23 Juni hingga 25 Juni itu sangat misterius. Banyak rangkaian fakta yang menimbulkan teka-teki dan pertanyaan.
Jika irisan sejarah digunakan untuk melihat ”drama pemberontakan” Wagner, tak mudah menilai peristiwa itu. Mengambil kesimpulan tergesa-gesa, apalagi dasarnya partisan, hanya akan menuntun pada kesalahan.
Maka tak ada salahnya beberapa kutipan dari seri novel Sherlock Holmes karya Arthur Conan Doyle yang legendaris itu menjadi rujukan untuk menambah perspektif. "Tak ada yang lebih menipu daripada fakta yang gamblang". Atau ada juga kutipan menarik seperti ini, "kejahatan itu umum, jamak, tapi logika jarang. Oleh karena itu, di atas logikalah kita semestinya blusukan ketimbang di atas kejahatan.”
Tak ada yang lebih menipu daripada fakta yang gamblang.
Butuh logika untuk memahami ”drama Wagner” dalam konteks perang Ukraina yang kompleks. Namun, bagi mereka yang terlibat perang itu, logika adalah satu hal. Tetapi, ada hal lain yang juga mereka butuhkan, propaganda.
”Drama Wagner” tidak bisa tidak jadi wahana propaganda tiap-tiap pihak. Tiap-tiap pihak dan sekutunya membingkai rangkaian peristiwa itu dengan versinya masing-masing.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato yang disiarkan televisi menyatakan, pemberontakan Wagner mengungkapkan bahwa Putin tidak memegang kendali sepenuhnya. Insiden itu sekaligus menunjukkan kekacauan yang tengah terjadi di Rusia.
Ia bahkan menyebut Putin ketakutan. ”Pria dari Kremlin itu jelas sangat ketakutan dan kemungkinan bersembunyi di suatu tempat, menyembunyikan dirinya. Dia tahu apa yang ia takuti karena dia sendiri yang menciptakan ancaman itu,” kata Zelenskyy.
Lembaga kajian yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, Institut untuk Studi Perang, menilai peran langsung Lukashenko dalam menegosiasikan gencatan senjata memalukan bagi Putin. Situasi di Kremlin sekarang tidak stabil dan kesepakatan yang dinegosiasikan Lukashenko itu sifatnya seperti perbaikan jangka pendek saja, bukan solusi jangka panjang.
”Pemberontakan Prigozhin mengungkap kelemahan terparah di Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia,” sebut institusi itu.
Berpidato saat Wagner masih menguasai kota Rostov-on-Don, Putin mengajak seluruh rakyat Rusia untuk bersatu dan berjuang bersama-sama mempertahankan kedaulatan Rusia. ”Kita berjuang untuk kehidupan dan keamanan rakyat kita, untuk kedaulatan dan kemerdekaan kita, demi hak untuk tetap menjadi Rusia, negara dengan sejarah 1.000 tahun,” kata Putin.
Sementara itu, mengutip RT, Presiden Venezuela Nicolas Maduro memuji Putin. Menurut Maduro, Putin berhasil menghindarkan Rusia dari perang saudara. Bicara pada acara peringatan Hari Pasukan Bolivia, Maduro menegaskan dukungan dan solidaritas kepada Putin.
”Pemimpin Rusia menghadapi pengkhianatan dan perang saudara. Dan dalam titik ini, dia menang dengan Rusia yang damai,” kata Maduro.
Prigozhin dekat dengan Putin selama 20 tahun terakhir. Ia memenangi banyak kontrak katering Kremlin sampai akhirnya mendirikan Wagner Group.
Prigozhin dekat dengan Putin selama 20 tahun terakhir. Ia memenangi banyak kontrak katering Kremlin sampai akhirnya mendirikan Wagner Group. Urusan katering ini membuatnya mendapat julukan ”koki Putin”.
Apa yang sebenarnya terjadi di antara dua sahabat lama itu, Putin dan Prigozhin? Di tengah propaganda, operasi intelijen, dan uang, hanya mereka berdua yang tahu. Yang lain perlu blusukan di antara logika-logika. (REUTERS/AFP/AP)