Lika-liku Seorang Penerjemah
Secanggih apa pun, robot-robot buatan manusia tidak sanggup mengambil alih semua peran, fungsi, dan tugas manusia secara penuh. Karena itu, kecerdasan alamiah manusia sangat perlu diasah terus.
Sebuah catatan ringkas berjudul ”Kompas Salah” muncul dalam Rubrik Surat kepada Redaksi (Kompas, 12/5/2023) sebagai tanggapan atas artikel ”Kesehatan Mental: Risiko Kesepian Bisa Mematikan” (Kompas, 4/5/2023). Vivek Murthy bukan ”ahli bedah AS”, melainkan menteri kesehatan dengan merujuk pada kata ”Surgeon General”. Sambil berterima kasih, Kompas telah mohon maaf atas kesalahan ini.
Keterbatasan mesin penerjemah
Belakangan ini kehadiran rombongan mesin penerjemah (machine translation, seperti Google Translate, Bing Microsoft Translator, DeepL, Reverso Translation, memoQTransPRO, System Translate PRO, Smartling, Crowdin, TextUnited, Amazone Translate, dan Memsource) telah mengubah, mempermudah, dan memperlancar proses pengalihan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya. Dalam tempo singkat dan cepat, tugas-tugas pengolahan naskah-naskah bahasa asing dapat dituntaskan oleh tenaga pelayan publik, seperti guru, peneliti, insan komunikasi sosial, aparatur negara dan swasta, budayawan, politisi, pihak keamanan, penegak hukum, serta penggerak ekonomi.
Pasalnya, dewasa ini proses penerjemahan naskah bahasa asing cenderung mengandalkan jasa dan kemampuan tuan Google, Smartling, Crowdin, dan kawan-kawan. Ternyata, perkembangan pesat mesin penerjemahan lebih dari tujuh dekade (sejak Warren Weaver-1947) berhasil merambah berpuluh-puluh bahasa asing.
Baca juga: Kecerdasan Buatan
Namun, hasil kerja mesin penerjemah masih relatif terbatas dan tak luput dari kekeliruan atau kesalahan. Ini disebabkan oleh keterbatasan khazanah ilmu pengetahuan dalam mesin buatan manusia ini. Tak heran, acap kali hasil akhir sebuah terjemahan menimbulkan rasa aneh, geli, lucu, dan malah tertawa. Pihak penyelenggara penerjemahan elektronik dunia mengakui keterbatasan dan kekurangan mesin penerjemah dan mesin ini masih perlu disempurnakan dari waktu ke waktu. Pengguna jasa mesin penerjemah harus siap menghadapi kejanggalan-kejanggalan dalam hasil terjemahan.
Kesadaran akan keterbatasan dan kekurangan mesin ini menuntut pengguna mesin penerjemah untuk bersikap lebih hati-hati dan teliti dalam mengelola naskah-naskah tulisan dari bahasa asing. Kemampuan mesin penerjemah sangat bergantung penuh kepada manusia yang memasukkan data ke dalamnya. Kalau pendataan salah dan keliru, maka akan muncul hasil yang salah dan keliru. Hasil kerja mesin penerjemah semestinya diperiksa ulang sebelum disebarluaskan untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam naskah terjemahan.
Soalnya, kesalahan dan kekeliruan dalam penerjemahan ini akan memengaruhi pikiran, pandangan, dan bahkan sikap semua pihak yang begitu saja menerima terjemahan mesin ini. Hasil kerja mesin penerjemah yang masih terbatas ini akan sangat memengaruhi hidup dan perilaku manusia. Tidak sedikit penulisan ilmiah yang bersandar pada hasil mesin penerjemah harus diperiksa ulang agar terhindar dari kesalahan dan kekacauan ilmiah.
Bisa dibayangkan akibat yang harus ditanggung kalau kesalahan dan kekacauan dalam terjemahan bahasa asing disebarluaskan oleh para pengurus kepentingan publik di atas. Penyebarluasan kesalahan dan kekacauan hasil kerja mesin penerjemah akan mendatangkan petaka yang tidak kecil dalam pelayanan publik. Kesalahan dan kekeliruan dalam penerjemahan sepatah kata, sebuah kalimat, dan seluruh teks akan berdampak negatif yang merugikan orang banyak.
Andalkan kecerdasan alamiah
Jasa dan sumbangan mesin penerjemah dalam dunia penerjemahan bahasa-bahasa asing tak tersangkalkan. Dalam sekejap mata banyak kalangan dapat memahami isi pesan sebuah naskah atau percakapan dalam bahasa asing. Sekarang seorang peserta didik tidak lagi merasa takut atau alergi dengan tugas-tugas yang bersumberkan bahasa asing. Dengan mudah dan lincah mereka menggunakan mesin penerjemah dan dalam tempo singkat mereka bisa memanen hasil terjemahan bahasa asing.
Hanya dengan bantuan sebuah mesin penerjemah, transaksi antarpribadi dan lintas bidang terjadi dengan mudah. Misal, seorang pengusaha asing bisa dengan mudah menjalankan sebuah minimarket di Tanah Air walau dia tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengapa? Dengan bantuan mesin penerjemah dia dapat menjalin komunikasi dengan pelanggan dalam proses berniaga.
Hanya saja, kecermatan pengguna jasa mesin penerjemah perlu ditingkatkan terus. Menanggapi keterbatasan dan relativitas kemampuan mesin penerjemah, setiap orang atau pihak yang berurusan dengan naskah-naskah dalam bahasa asing sangat perlu memiliki ketajaman analisis sintaksis, tata bahasa, teks, dan konteks tulisan. Sekalipun terimpit waktu, hasil terjemahan mesin tidak bisa diadopsi begitu saja sebagai kebenaran mutlak. Pengguna jasa mesin penerjemah perlu lebih mencermati hasil terjemahan mesin supaya luput dari jebakan kesalahan dan kekacauan dalam penerjemahan naskah dari bahasa asing.
Konsultasi ilmiah pada sumber-sumber tepercaya akan menolong seorang penerjemah untuk terhindar dari kesalahan atau kekeliruan.
Sebagai contoh, teks asli BBC News (https://www.bbc.com/news/world-us-canada-65461723), antara lain, menulis: Surgeon General Vivek Murthy told BBC News he was among millions of Americans who have experienced a ”profound sense of loneliness”. Jabatan Vivek Murthy dalam konteks ini ialah Surgeon General. (1) ChatGPT menerjemahkan Surgeon General dengan ”Ahli Bedah Umum”. (2) Tuan Google menerjemahkan Surgeon General dengan ”Bedah Umum”.
Lalu, (3) catatan kecil dalam Rubrik Surat kepada Redaksi menerjemahkan Surgeon General dengan menteri kesehatan. Sementara itu, (4) Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary menjabarkan kata surgeon general sebagai ”(in the US) the head of a public health service or of a medical service in the armed forces”; dan (5) Collins COBUILD Advanced Learner’s Dictionary menguraikan Surgeon General sebagai berikut ”In the United States, the surgeon general is the head of the public health service.”
Sedangkan berdasarkan uraian kedua kamus, atribusi Vivek Murthy adalah Kepala Jawatan Kesehatan Masyarakat atau Kepala Pelayanan Medis dalam Angkatan Bersenjata Amerika Serikat atau Kepala Jawatan Kesehatan Masyarakat. Apakah Surgeon General sama dengan ”Menteri Kesehatan”?
Pemeriksaan ulang atas terjemahan kata Surgeon General mengandaikan kecerdasan alamiah seorang penerjemah dengan menggunakan sumber-sumber ilmiah tepercaya, seperti kamus-kamus di atas. Makna terdalam kata asing itu diuraikan secara sistematis dan gamblang dalam kamus. Konsultasi ilmiah kepada sumber-sumber tepercaya akan menolong seorang penerjemah untuk terhindar dari kesalahan atau kekeliruan.
Seandainya kata dalam bahasa asing itu sulit diterjemahkan, maka sebaiknya kata asli itu ditampilkan dalam cetakan miring. Selain memanfaatkan jasa kecerdasan buatan, tentu kecerdasan alamiah manusia sangat perlu diasah terus dalam menghadapi mesin penerjemah.
Baca juga: Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Kemanusiaan
Bagaimanakah teknik mengkritisi hasil kerja mesin penerjemah? Konteks penerjemahan profesional sebaiknya memperhatikan, pertama, bahwa sejumlah kata dalam sebuah bahasa bisa mengandung lebih dari satu makna. Kedua, pemahaman tentang peran idiom-idiom dalam bahasa asing untuk menghindari terjemahan harfiah yang dapat menyesatkan. Idiom berupa sekelompok kata yang memiliki makna berbeda kalau penggunaannya digabung dan bermakna lain kalau digunakan secara terpisah.
Ketiga, penguasaan dengan baik tata bahasa asing dari naskah yang akan diterjemahkan. Keempat, makna kontekstual bahasa asing perlu dipertimbangkan. Ini termasuk lika-liku atau tikungan atau kelokan yang perlu ditempuh dalam dunia penerjemahan. Jika lika-liku ini terlangkahi, hasil sebuah terjemahan umumnya sesuai dengan maksud utama naskah dalam bahasa asing.
”Tradutore” dan bukan ”traditore”
Pelayan publik yang bersinggungan langsung dengan pengolahan naskah-naskah dari bahasa asing memiliki tanggung jawab moral yang tidak kecil. Kebenaran sebuah terjemahan sesuai dengan maksud asli seorang penulis atau pembicara dipertaruhkan. Umumnya merekalah yang akan mengomunikasikan hasil-hasil terjemahan naskah atau pembicaraan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kebenaran atau kesalahan hasil penelitian dan informasi dari bahasa asing pada dasarnya terletak dalam tangan mereka.
Sembari mengarungi perkembangan teknologi yang sangat pesat, kiprah Generasi 5.0 yang memprioritaskan nilai kemanusiaan sangat perlu diperhatikan dengan bijaksana. Robot-robot buatan manusia tidak sanggup mengambil alih semua peran, fungsi, dan tugas seorang manusia secara penuh. Sekalipun mesin penerjemah dapat mengalihkan sebuah teks dalam bahasa asing dengan cepat, ini tidak berarti bahwa hasil terjemahannya itu sungguh benar dan dapat begitu saja diambil alih.
Lika-liku penerjemahan bahasa asing terungkap dalam permainan kedua patah kata bahasa Italia, yaitu ”tradutore” e ”traditore”, yang mengingatkan supaya seorang penerjemah tidak menjadi seorang pengkhianat. Mengapa?
Baca juga: Menerjemahkan
Seorang penerjemah bisa saja keliru atau salah memahami dan menerjemahkan isi pesan dan maksud sebuah naskah bahasa asing ke dalam bahasa lain. Tafsiran pribadi di luar konteks terkadang menyelinap ke dalam kerangka pikir seorang penerjemah yang sedang menggarap sebuah naskah. Peran utama seorang penerjemah (yaitu tradutore) yang seharusnya taat pada naskah asli sewaktu-waktu dapat berubah menjadi pengkhianat (yaitu traditore) terutama ketika dia tidak setia pada maksud utama seorang penulis atau pembicara dalam bahasa asing.
Perbedaan kedua kata Italia (”tradutore” e ”traditore”) terletak pada satu huruf, yaitu ”u” dan ”i”. Perbedaan satu huruf saja bisa menimbulkan makna yang sangat berbeda, yaitu (1) dari satu sisi, menjadi seorang yang setia pada naskah dan (2) dari sisi lain, menjadi seorang yang mengkhianati maksud naskah.
William Chang, Dosen Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak dan Pembelajar Bahasa-bahasa Asing