Hindari Penggunaan ”Setelah Sebelumnya” dalam Kalimat
Penggunaan kata ”setelah” dan ”sebelumnya” dalam satu kalimat harus dihindari. Penggunaan dua kata yang kontradiktif, yang maknanya bertentangan, akan menimbulkan ketaksaan.
Setelah sebelumnya Samsung melarang karyawannya menggunakan ChatGPT, kini giliran Apple yang melarang karyawannya menggunakan ChatGPT untuk keperluan pekerjaan.
Sekilas, tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Namun, tanpa disadari, penulis berita tersebut telah menggunakan kalimat yang tidak logis atau tidak sesuai dengan logika kalimat.
Pada saat mengungkapkan gagasan, ide, atau pendapat, pengguna bahasa hendaknya menggunakan kalimat efektif, yakni kalimat yang benar dan jelas, sesuai dengan kaidah bahasa, sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Salah satu kriteria kalimat efektif adalah kecermatan dalam pemilihan kata.
Pemilihan kata atau pembuatan kalimat yang tidak cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu sehingga kalimat menjadi tidak logis, bahkan dapat menimbulkan ketaksaan atau multitafsir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), logis bermakna ’sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal’. Dengan demikian, kalimat logis adalah kalimat yang dapat dicerna oleh nalar atau kalimat yang maknanya sesuai dengan kaidah penalaran atau logika.
Baca juga: Proses "Pemerolehan Bahasa" Kecerdasan Buatan
Sementara itu, kalimat tidak logis adalah kalimat yang maknanya tidak sesuai dengan logika atau mengandung kesalahan logika. Meski kalimat tidak logis terkadang tidak menimbulkan kesalahpahaman, jika ditelaah lebih dalam, makna dari kalimat tidak logis akan menyimpang dari maksud pesan yang ingin disampaikan.
Namun, pengguna bahasa cenderung menoleransi kesalahan logika dalam kalimat tidak logis itu. Akibatnya, kalimat tidak logis yang muncul dalam percakapan sehari-hari tidak menjadi perhatian dan tidak menimbulkan perdebatan karena kekeliruan itu dapat dimaklumi. Akan tetapi, hal itu tidak dapat dibenarkan.
Salah satu ketidaklogisan berbahasa adalah penggunaan setelah sebelumnya dalam kalimat.
Perhatikan judul dan kalimat berikut.
1. Jokowi Cek Jalan Rusak di Lampung Setelah Sebelumnya Videonya Viral
2. KPK kembali memeriksa pejabat yang pamer harta. Setelah sebelumnya Sekda Provinsi Riau dan Kadinkes Lampung, kini giliran pejabat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta nonaktif….
3. Link pembelian tiket konser Coldplay dibuka untuk umum pada Jumat (19/5/2023) setelah sebelumnya pada Rabu (17/5/2023) dilakukan untuk PreSale BCA.
Baca juga: Apa Bedanya "Banjir Mengepung" dengan "Banjir Merendam"?
Makna ”setelah” dan ”sebelum”
KBBI memaknai kata setelah sebagai ’sesudah; sehabis’. Bentuk turunan dari setelah adalah setelah itu. Gabungan kata ini merupakan ’penghubung antarkalimat untuk menyatakan lanjutan peristiwa yang telah disebutkan sebelumnya; kemudian’.
Akan halnya kata sebelum, masih menurut KBBI, bermakna ’ketika belum terjadi; lebih dahulu dari (suatu pekerjaan, keadaan, dan sebagainya); semasih belum’. Bentuk turunannya adalah sebelum itu, yang merupakan ’penghubung antarkalimat untuk menyatakan kejadian yang mendahului hal yang disebutkan sebelumnya’.
Sesuai dengan arti pada KBBI, setelah dan sebelum–yang merupakan konjungsi/kata hubung–memiliki makna yang kontradiktif. Karena itu, dalam sebuah kalimat, setelah dan sebelum tidak ditulis berurutan, tetapi dipilih salah satu.
Berdasarkan uraian di atas, contoh kalimat tentang Samsung pada paragraf pertama dapat diperbaiki menjadi Setelah Samsung melarang karyawannya menggunakan ChatGPT, kini giliran Apple yang melarang karyawannya menggunakan ChatGPT untuk keperluan pekerjaan.
Kalimat itu dapat juga diperbaiki menjadi Apple melarang karyawannya menggunakan ChatGPT untuk keperluan pekerjaan. Sebelumnya (Sebelum itu), Samsung melarang karyawannya menggunakan ChatGPT.
Alternatif perbaikan lain adalah Samsung melarang karyawannya menggunakan ChatGPT untuk keperluan pekerjaan. Setelah itu, giliran Apple yang melarang karyawannya menggunakan ChatGPT.
Baca juga: Bermain Kata dalam Berita Olahraga
Perhatikan bahwa kalimat contoh yang tidak logis itu dapat diubah menjadi tiga kalimat yang logis.
Perbaikan yang sama dapat dilakukan untuk kalimat contoh yang lain. Untuk contoh pertama, kita dapat mengubahnya menjadi Jokowi Cek Jalan Rusak di Lampung Setelah Video Jalan Rusak Viral.
Untuk kalimat contoh 2, kita dapat mengubahnya menjadi kalimat yang logis: KPK kembali memeriksa pejabat yang pamer harta. Setelah Sekda Provinsi Riau dan Kadinkes Lampung, kini giliran pejabat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta nonaktif….
Kalimat logis lain untuk contoh 2 adalah dengan membuang kata setelah. Berikut perbaikannya: KPK kembali memeriksa pejabat yang pamer harta. Kini giliran pejabat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta nonaktif…. Sebelumnya (Sebelum itu), Sekda Provinsi Riau dan Kadinkes Lampung yang diperiksa.
Sementara itu, kalimat contoh 3 dapat diperbaiki menjadi Link pembelian tiket konser Coldplay dibuka untuk umum pada Jumat (19/5/2023) setelah pada Rabu (17/5/2023) dilakukan untuk PreSale BCA.
Jika kita menghilangkan kata setelah, kalimatnya menjadi Link pembelian tiket konser Coldplay dibuka untuk umum pada Jumat (19/5/2023). Sebelumnya, pembelian tiket dilakukan pada Rabu (17/5/2023) untuk PreSale BCA.
Jelaslah bahwa penggunaan dua kata yang kontradiktif, yang maknanya bertentangan, akan menimbulkan ketaksaan. Maka, penggunaan kata setelah dan sebelumnya dalam satu kalimat harus dihindari.
Kedua kata ini sebaiknya tidak digunakan secara berurutan, tetapi dipilih salah satu. Dengan cara itu, kalimat yang tersaji kepada pembaca adalah kalimat yang logis, yang tidak menimbulkan lebih dari satu tafsir.
Priskilia B Sitompul, Penyelaras Bahasa Kompas