logo Kompas.id
OpiniOTT, ”Ote-ote”, dan Proses...
Iklan

OTT, ”Ote-ote”, dan Proses Interaksi

Ketika KPK mengumumkan orang-orang yang terkena OTT, dengan kondisi tangan diborgol dan dikenakan rompi khusus, orang itu sebenarnya sedang ”ote-ote” atau ”bertelanjang dada” di depan umum dan ditonton siapa pun.

Oleh
JC TUKIMAN TARUNA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sLPDMHIz5WBA_Qg7LAeUEoqa8pg=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F02%2F5acf8090-8d45-48cf-bac8-1bd23547bde5_jpg.jpg

Pakaian menyembunyikan banyak keindahan, namun tak mampu menutupi keburukan …. ...dan apabila yang tak suci telah tiada lagi, maka apalah rasa malu, selain dari sebuah noda pencemaran budi?” (Kahlil Gibran, Sang Nabi, 1981)

Semakin sering Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil melaksanakan operasi tangkap tangan (OTT), semakin nyaring dan keras warga masyarakat bertanya, ”Siapa lagi menunggu gilirannya?” Dalam pertanyaan itu terkandung pertanyaan lainnya, seperti: ”Mengapa banyak orang (pejabat?) tidak belajar dan tidak jera melihat OTT yang sudah-sudah?” Bahkan, ada pertanyaan lain yang lebih menggores rasa malu: ”Bukankah rompi dan borgol yang (akan) dikenakannya itu sebuah penelanjangan dan penyemaran diri di depan umum?”

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000