logo Kompas.id
Opini1 Oktober
Iklan

1 Oktober

Kalaupun tuntutan penuntasan Tragedi Kanjuruhan itu terpenuhi, ia merupakan reaksi keras pada kasus besar. Namun, tindakan itu tidak membongkar akar masalah struktural yang sudah kronis dalam sejarah nasional.

Oleh
Ariel Heryanto
· 5 menit baca
Ariel Heryanto
SALOMO TOBING

Ariel Heryanto

Ada yang lebih mengerikan daripada kisah gas air mata dan besarnya jumlah korban dari Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Yang paling mengerikan: tragedi itu seharusnya bisa dihindarkan. Hingga kini berbagai kajian rinci tidak menemukan alasan mengapa tembakan gas air mata diobral ke tribune penonton.

Bukan saja gas air mata terlarang digunakan di sana. Yang lebih memilukan: tak ada situasi gawat yang membutuhkan satu pun tembakan terlarang itu. Tak ada tawuran antar-suporter. Tak ada serbuan massa yang mengancam nyawa pemain atau petugas.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan