logo Kompas.id
OpiniBudaya Pop
Iklan

Budaya Pop

Dengan detail faktual yang tidak seragam, pembajakan karya warga bawahan oleh elite merupakan kisah abadi yang berulang dalam sejarah. Begitulah sejarah musik jazz, rap dan tarian break-dance. Juga tato dan celana robek.

Oleh
Ariel Heryanto
· 5 menit baca
Ariel Heryanto
SALOMO TOBING

Ariel Heryanto

Budaya pop bagian dari kehidupan khalayak urban sehari-hari. Yang ngepop datang dan pergi silih berganti. Semua itu biasa-biasa saja sepanjang abad. Wajar dan sah tanpa perlu diatur atau disahkan aparat negara.

Ceritanya jadi lain ketika suatu budaya pop menarik perhatian besar-besaran dari warga elite. Itu yang terjadi bulan lalu pada kegiatan remaja berlatar ekonomi pas-pasan di salah satu pusat keramaian Jakarta: Dukuh Atas. Kegiatan jalanan yang sebelumnya biasa saja mendadak jadi luar biasa sejak dinobatkan sebagai Citayam Fashion Week (CFW) oleh warga gedongan.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000