logo Kompas.id
Opini”Lengser Keprabon” sebagai...
Iklan

”Lengser Keprabon” sebagai Puncak Kepemimpinan Demokratis

Banyak pemimpin bisa lepas landas dengan baik, bahkan spektakuler, tetapi gagal mendarat dengan mulus. Puncak keberhasilan seorang pemimpin justru terlihat saat dirinya turun takhta (”lengser keprabon”).

Oleh
HARYADI BASKORO
· 6 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Urusan naik takhta, melanjutkan kekuasaan, dan turun takhta menjadi isu panas menjelang Pemilu Presiden 2024. Pembicaraan tentang hal itu menyeruak tanpa membahas sistem nilai luhur, seolah menegaskan bahwa politik hanyalah permainan (politic is a game). Pembicaraan hanya mencakup urusan teknis pengendalian syahwat kekuasaan, tak memikirkan kearifan, apalagi jiwa kenegarawanan.

Setelah untuk beberapa waktu mereda, isu presiden menjabat tiga periode kini kembali mencuat. Sebagaimana dilaporkan Kompas.com (28/8/2022), Presiden Joko Widodo blak-blakan tak melarang wacana presiden menjabat tiga periode bergulir. Hal itu ia ungkapkan sebagai respons dukungan yang dilontarkan oleh pendukungnya dalam forum Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Gedung Youth Center Arcamanik, Bandung, Jawa Barat.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000