logo Kompas.id
OpiniParadoks, Simulakra, dan...
Iklan

Paradoks, Simulakra, dan Alienasi

Puisi-puisi M Aan Mansyur didominasi kecenderungan solilokui penyair akan situasi paradoksal, simulakra, dan alienasi manusia ketika berhadapan dengan pergeseran zaman. Kekuatannya terletak pada konstruksi pilihan kata.

Oleh
S PRASETYO UTOMO
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P5tJlNjw9UIpVOh6NkqNFE-fD_g=/1024x688/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211203-Ilustrasi-Paradoks-Simulakra-dan-Alienasi_1638543063.jpg
Kompas

Didie SW

Dua penghargaan sekaligus diraih kumpulan puisi M Aan Mansyur, Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (Gramedia Pustaka Utama, 2020). Pertama, penghargaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 28 Oktober 2021. Kedua, penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2021.

Saya menandai buku kumpulan puisi ini didominasi kecenderungan solilokui penyair akan situasi paradoksal, simulakra, dan alienasi manusia ketika berhadapan dengan pergeseran zaman. Penyair sadar benar akan posisinya sebagai manusia paradoks: seolah-olah bertentangan dengan kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000