logo Kompas.id
OpiniePILOG: Abad Kegelapan Sebelum...
Iklan

ePILOG: Abad Kegelapan Sebelum Galungan

Galungan adalah titik berhenti dan melakukan puja secara khusyuk, terutama untuk memanjatkan rasa syukur, bahwa jalan ketuhanan telah membebaskan kita semua dari rongrongan kebodohan dan kejumawaan kepandaian.

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VEb4jN0NSW2namTseYHTSg1ybII=/1024x1167/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FCAN_1565170607-e1583251049886.jpg
Kompas

Putu Fajar Arcana, Wartawan Senior Kompas

Jika kebodohan membawa penderitaan, sebaliknya kepandaian bisa mengantarkanmu pada kesombongan. Mitologi Mayadenawa bukan sekadar cerita kalah menang antara dharma (kebaikan) dan adharma (kejahatan). Penderitaan rakyat yang ditindas oleh raja lalim bernama Mayadenawa, yang memerintah Bali kuna, sekitar abad ke-6 Masehi, bersumber dari kebodohan. Sebaliknya, kesaktian (kepandaian) menjerumuskan raja pada kawah keangkuhan dan kesombongan yang berkarat-karat.

Segala akses terhadap ilmu pengetahuan, bahkan relasi transenden antara diri dan Tuhan, diharamkan. Dulu, guru-guru agama di sekolah bisa bercerita dengan sangat dramatis, tentang bagaimana rakyat yang sedang melakukan puja di merajan (tempat suci keluarga) disepak oleh para pengawal raja; tentang bagaimana pura-pura dirobohkan karena dianggap tidak berguna. Menyembah Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa), dianggap subversif dan karena itu pelakunya harus dihukum berat. Tak jarang raja memberi perintah untuk menghukum pancung para penyembah Tuhan. Lalu Tuhan mampu berbuat apa?

Editor:
sariefebriane
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000