Penting mengenal kepekaan emosi di dalam diri kita. Hal itu bermanfaat karena kita menghargai kepekaan dan melihat potensi kekuatan yang terkandung di dalamnya.
Oleh
AGUSTINE DWIPUTRI
·5 menit baca
Menjadi orang dengan kepekaan emosional yang tinggi bisa memiliki banyak tantangan. Mereka mungkin berjuang untuk beradaptasi dengan keadaan baru dan menunjukkan respons emosional yang tampaknya berlebihan dalam situasi sosial. Bagaimana dengan sisi positif yang dapat mereka kembangkan?
Konsep HSP atau high sensitive person didasarkan pada pengukuran respons individu terhadap rangsangan. Awalnya, tingkat responsivitas ini diukur oleh psikolog Elaine Aron dan suaminya, Arthur Aron, selama tahun 1990-an. Menurut teori Aron, HSP merupakan bagian dari populasi yang menunjukkan kepekaan emosional yang meningkat, reaktivitas yang lebih kuat terhadap rangsangan eksternal dan internal, seperti rasa sakit, kelaparan, cahaya, dan kebisingan serta kehidupan batin yang kompleks (www.psychologytoday.com, diunduh 30 Juli 2021).
Negatif dan positif
Dianne Grande (2019), psikolog klinis, mengatakan, penting untuk memahami bahwa kepekaan emosional adalah temperamen, suatu aspek kepribadian (seperti introversi atau ekstroversi), yang diyakini sebagai bawaan daripada dipelajari. Diperkirakan 15-20 persen dari populasi memiliki temperamen yang sangat sensitif, hampir sama untuk pria dan wanita, dan tidak dianggap sebagai gangguan atau malafungsi. Hanya, kebanyakan dari kita disosialisasikan untuk melihatnya sebagai kelemahan dan, sejauh kita meyakininya sebagai kekurangan, maka sejak masih anak-anak mereka terbiasa mendapat banyak kritik dari orangtua, guru, pelatih, dan teman sebaya.
Sementara kita juga perlu menghargai kepekaan kita dan melihat potensi kekuatan yang terkandung di dalamnya. Menjadi sangat sensitif sering kali mencakup menjadi sangat berempati terhadap orang-orang yang dekat dengan kita dan kapasitas ini merupakan sesuatu yang menguntungkan relasi.
Kepekaan emosional juga diasosiasikan dengan tingkat kreativitas yang tinggi dan kesadaran yang lebih tajam akan kehalusan. Mereka mampu membuat hubungan antara ide dan fakta secara lebih intuitif sehingga meningkatkan kemampuan menyintesis informasi dan menyajikannya kepada orang lain dengan cara yang baru.
Dr Tracy Thomas (2021) sejak kecil memang telah memiliki kepekaan emosional, tetapi ia kemudian berhasil menjadi seorang psikolog, ilmuwan, dan ahli intervensi khusus bagi mereka yang mengalaminya. Menurut dia, kehidupan sehari-hari bisa menjadi pertempuran internal yang tak berkesudahan.
Karena terus-menerus bereaksi terhadap situasi dan menekan emosi, setiap hari merupakan perjuangan tanpa henti untuk mendapatkan kontrol emosi. Waktu dan energi mereka banyak dihabiskan untuk mengelola emosi, yang dapat menurunkan produktivitas dan kinerjanya.
Karena tujuan hidup sangat penting bagi mereka, ini menciptakan stres tambahan dan dapat menghancurkan kepercayaan diri dan harga dirinya. Tekanan emosional meningkat, yang memicu proses masalah mental, emosional, dan fisik.
Seimbangkan kepekaan Anda dengan akal sehat, kepercayaan diri, dan ketangguhan sehingga Anda tidak bereaksi berlebihan terhadap peristiwa kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan tidak tahu bahwa kepekaan emosional adalah alasan mereka memiliki masalah pencernaan, kecemasan, depresi, alergi, kelelahan, atau insomnia. Beberapa dari mereka menggunakan resep dokter selama bertahun-tahun tanpa menyadari bahwa mereka hanya mengobati gejalanya, bukan penyebabnya.
Namun, dia yakin kepekaan emosional adalah karunia yang luar biasa. Ini membuka ”pintu air” untuk intuisi, kecerdasan, dan inovasi yang apabila mereka belajar untuk mengarahkannya dengan dorongan dan niat secara efektif, mereka mampu untuk mengubah dunia.
Mereka dapat menggunakan kapasitas kreatif yang kuat untuk menciptakan kehidupan yang diinginkan, mampu mengkristalkan visi mereka, menjadi penggerak dan pengguncang yang membentuk dunia. Setelah bekerja dengan banyak selebritas, eksekutif, pemimpin, dan profesional, Dr Tracy berhasil membuat program khusus yang komprehensif untuk mereka yang punya kepekaan emosional yang menginginkan peningkatan emosi yang sebenarnya.
Saran mengatasi
Chloe Carmichael (2020), psikolog klinis yang berpraktik di New York, menyarankan perlunya mengelola perasaan kuat tersebut sehingga justru dapat menjadi sekutu Anda, bukan musuh. Kepekaan yang berlebihan dapat membuat Anda menganggap remeh hal-hal yang dibayangkan dan salah menafsirkan interaksi sehari-hari yang konstruktif dapat membatasi kemampuan Anda untuk menjalani hidup yang bahagia dan sehat. Seimbangkan kepekaan Anda dengan akal sehat, kepercayaan diri, dan ketangguhan sehingga Anda tidak bereaksi berlebihan terhadap peristiwa kehidupan sehari-hari. Detailnya, antara lain, dengan:
Melakukan eksplorasi perasaan:
- Kenali bahwa sensitivitas tinggi adalah bawaan Anda. Peningkatan sensitivitas ini terkait dengan gen yang memengaruhi hormon tertentu.
- Meskipun mungkin dan penting untuk belajar mengatur emosi secara lebih efektif, jika Anda adalah orang yang sensitif secara alami, Anda harus belajar menerima hal itu.
- Jelajahi emosi Anda melalui jurnal. Menyimpan ”jurnal emosi” dapat membantu melacak dan mengeksplorasi emosi dan respons Anda. Coba tuliskan apa pun yang Anda rasakan saat ini dan pikirkan kembali apa yang mungkin menyebabkannya. Misalnya, apakah Anda merasa cemas? Apa yang terjadi sepanjang hari yang mungkin memicu ini? Anda mungkin menyadari bahwa bahkan peristiwa kecil dapat memicu respons emosional yang besar dalam diri Anda.
- Setelah selesai melakukannya, lihat apa yang telah ditulis. Bisakah Anda mendeteksi pola? Misalnya, kecemasan sering kali disebabkan oleh ketakutan, kesedihan karena kehilangan, atau kemarahan karena merasa diserang.
- Ingat untuk melatih self-compassion. Jangan menilai diri sendiri dari perasaan Anda. Ingat, Anda mungkin tidak dapat mengontrol perasaan pada awalnya, tetapi dapat mengendalikan bagaimana Anda merespons perasaan itu.
- Hindari memberi label pada diri sendiri. Tantang label negatif dengan membingkai ulang, bayangkan label, hapus, dan lihat situasi dalam konteks yang lebih luas.
Mengidentifikasi pemicu kepekaan:
- Apabila mengalami emosi, seperti panik, cemas, atau marah; hentikan apa yang Anda lakukan dan alihkan fokus ke pengalaman sensorik Anda. Apa yang kelima indra Anda lakukan? Jangan menilai pengalaman Anda, tetapi catatlah.
- Ini adalah praktik pengamatan diri, yang membantu Anda memisahkan berbagai ”aliran informasi” yang membentuk pengalaman. Sering kali, ada rasa kewalahan atau dibanjiri oleh emosi dan tidak dapat membedakan campuran emosi dan pengalaman indrawi yang semuanya menyala sekaligus.
- Lakukan secara perlahan. Menjelajahi emosi, terutama area sensitif, merupakan kerja keras. Jangan memaksakan diri terlalu keras sekaligus. Psikologi telah menunjukkan bahwa melangkah keluar dari zona nyaman perlu untuk pertumbuhan, tetapi mencoba melakukan terlalu banyak/cepat justru dapat menyebabkan kemunduran.
Cobalah memberi diri Anda ”ruang aman” untuk mengekspresikan apa pun yang Anda rasakan. Misalnya, jika menghadapi kesedihan karena kehilangan, beri waktu setiap hari untuk mengeluarkan semua perasaan Anda. Kelola pengatur waktu dan buat jurnal tentang emosi Anda, bicarakan perasaan Anda sendiri, apa pun yang Anda rasa perlu dilakukan.
Setelah penghitung waktu habis, biarkan diri kembali ke sisa hari Anda. Anda akan merasa lebih baik mengetahui bahwa Anda telah menghargai perasaan Anda. Anda juga akan menjaga diri dari menghabiskan sepanjang hari terbungkus dalam satu perasaan, yang bisa berbahaya.
Mengetahui bahwa Anda memiliki ”ruang aman” untuk mengekspresikan apa pun yang dirasakan akan memudahkan untuk melanjutkan tanggung jawab sehari-hari. Salam sukses.