Situasi sangat sulit sedang dihadapi ASEAN akibat pandemi yang kemudian diperumit dengan persaingan pengaruh AS-China. Kemampuan ASEAN mengatasi tantangan-tantangan tersebut ikut menentukan masa depannya.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
ASEAN kini menghadapi tantangan besar bersama, yakni mengatasi pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, persaingan AS-China perlu segera disikapi.
Pandemi membuat pergerakan orang antarnegara berkurang drastis. Selain itu, muncul kebijakan yang sangat menonjol dari tiap-tiap negara untuk menutup wilayahnya guna menekan risiko penularan. Sikap mengutamakan kepentingan nasional menjadi jauh lebih dominan.
Di tengah situasi ini, peran organisasi kawasan, seperti ASEAN, menjadi sangat krusial. Sebagai semacam titik simpul negara-negara di kawasan, organisasi itu perlu lebih meningkatkan peran dalam mendorong kerja sama dan sikap lebih terbuka di tengah pandemi.
Upaya mendorong prakarsa pembuatan ”jalur khusus” di antara negara-negara di Asia Tenggara harus dapat dilakukan ASEAN. Jalur khusus itu berguna untuk meningkatkan lalu lintas orang terkait bisnis sehingga pandemi tak menjadi penghalang dalam relasi pengembangan ekonomi. Tentu saja hal itu dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan secara baik dan tetap proporsional atau tak memberikan hambatan yang tak perlu.
Dalam KTT ASEAN pada 12-15 November 2020, isu-isu tersebut harus mendapatkan porsi pembahasan yang dominan karena berkaitan dengan ekonomi atau kelangsungan hidup rakyat sebuah negara. Dengan memberikan solusi nyata, ASEAN dapat menunjukkan perannya dalam membantu anggotanya, terutama di bidang ekonomi, ketika pandemi tanpa ampun meluluhlantakkan banyak hal.
Situasi kian kompleks karena masalah pelik lain yang selama ini menggelayuti ASEAN. Seperti pada tahun-tahun silam, KTT ASEAN tahun ini tak bisa menghindar dari isu persaingan Amerika Serikat-China di kawasan. Ada beberapa negara yang memberikan sinyal cenderung berada di salah satu pihak.
Hal tersebut perlu segera diatasi dan disikapi, mengingat pada masa mendatang, persaingan AS-China tak akan segera mereda. Tarik-menarik kepentingan, upaya mengajak negara ASEAN berada di salah satu kubu, menjadi tantangan yang tak kalah nyata dengan problem yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
Karena itu, dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) pada Selasa silam, Indonesia pun mengeluarkan ajakan kepada AS untuk memperkuat kemitraan dengan RI serta organisasi kawasan tersebut.
Selain kepada AS, pendapat Indonesia di AMM diarahkan kepada China. RI memantau pembahasan rancangan undang-undang (RUU) tentang penjaga laut dan pantai China. Indonesia berharap RUU itu tak berdampak negatif bagi stabilitas serta perdamaian di Laut China Selatan.
Situasi sangat sulit sedang dihadapi ASEAN akibat pandemi yang kemudian diperumit dengan persaingan pengaruh AS-China. Kemampuan ASEAN mengatasi tantangan-tantangan tersebut ikut menentukan masa depannya.