Perbedaan ”Semua” dan ”Seluruh”
Banyak pengguna bahasa menyamakan penggunaan kata ”semua” dan ”seluruh” dalam kalimat. Padahal, tidak semua kata dapat didahului oleh kedua kata tersebut.

Meski memiliki makna yang sepintas sama, penggunaan kata seluruh dan semua pada beberapa kalimat memberi arti berbeda.
Secara sambil lalu, kata semua dan seluruh tidak berbeda maknanya. Kedua kata itu kira-kira bermakna ’setiap anggota terkena atau termasuk dalam hitungan’.
Karena itu, banyak pengguna bahasa menyamakan saja penggunaan kedua kata itu dalam kalimat. Padahal, tidak semua kata dapat didahului oleh kata semua dan seluruh.
Hal itu bisa kita temukan di segala lapisan. Baik yang diujarkan maupun yang dituliskan.
Contoh:
Tahun 2020 semua anggota DPRD Kabupaten Gianyar tidak lagi hanya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar daerah di dalam negeri (Tribunnews, 8 Oktober 2019).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik meminta agar seluruh anggota DPRD DKI Jakarta menyisihkan 10 persen take home pay atau gaji dan tunjangan bagi korban banjir di DKI Jakarta (Kompas, 6 Januari 2020).
Baik pada contoh pertama maupun pada contoh kedua, kata anggota didahului numeralia (kata bilangan) semua dan seluruh. Mana sebetulnya kata yang paling tepat untuk mendahului anggota? Semua atau seluruh?
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fe9218383-339b-49f2-a48d-2ebd76851908_jpg.jpg)
Petugas penanggulangan kebakaran dan penyelamatan menyemprotkan cairan disinfektan di Ruang Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/7/2020). Sebelumnya, seluruh gedung DPRD DKI Jakarta dinyatakan ditutup sementara.
Kita tahu bahwa kata semua dan seluruh merupakan sinonim dalam bahasa Indonesia. Disebut sinonim karena kedua kata itu ”dianggap” mempunyai makna yang sama. Namun, menurut para ahli bahasa, sebetulnya tidak ada dua kata dalam suatu bahasa yang betul-betul memiliki makna yang sama.
Ciri kata yang dianggap memiliki makna yang sama biasanya dapat saling menggantikan dalam kalimat. Sebaliknya, jika maknanya tidak sama, kata tersebut tidak dapat saling menggantikan dalam kalimat.
Pada contoh di atas, kata semua dan seluruh dapat saling menggantikan dalam struktur kalimat. Artinya, kata semua dapat digunakan, baik pada kalimat pertama maupun pada kalimat kedua. Demikian pula kata seluruh.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Ff2e9b4f6-2239-425e-922d-26e90308d9e2_jpg.jpg)
Dalam simulasi, seorang warga yang hendak mengikuti vaksin diukur suhunya terlebih dulu di Puskesmas Tapos, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Simulasi bertujuan menyiapkan infrastruktur puskesmas yang ditunjuk sebagai pelayanan pemberian vaksin tersebut.
Namun, kalimat berikut menunjukkan kedua kata itu tidak dapat saling menggantikan. Dengan kata lain, kedua kata yang bersinonim itu sesungguhnya tidak mempunyai makna yang betul-betul sama.
Contoh:
*Pandemi Covid-19 terjadi di semua Indonesia.
Pandemi Covid-19 terjadi di seluruh Indonesia.
*Semua dunia sedang dilanda resesi akibat virus korona.
Seluruh dunia sedang dilanda resesi akibat virus korona.
Kata semua yang mendahului Indonesia dan dunia menyebabkan kalimat tidak berterima. Kalimat tersebut gramatikal, tetapi tidak lazim.
Sebaliknya, kata seluruh yang berada sebelum Indonesia dan dunia menyebabkan kalimat berterima. Kalimat tersebut gramatikal dan lazim dipergunakan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2FDSC05465_1603211352.jpg)
Para petani di Desa Belanti Siam menyiapkan benih sebelum ditanam di lokasi lumbung pangan, Sabtu (10/10/2020). Mereka semua adalah transmigran yang datang dari Pulau Jawa pada 1982-1997.
Berbeda dengan anggota yang dapat didahului semua dan seluruh, kata Indonesia dan dunia hanya dapat didahului kata seluruh.
Hal itu terjadi karena pemakaian seluruh lebih ditekankan pada satu benda sebagai kesatuan yang utuh (Indonesia dan dunia). Indonesia dan dunia jumlahnya hanya satu. Sementara semua ditekankan pada benda yang jumlahnya banyak (anggota). Anggota bisa berjumlah satu atau lebih dari satu.
Kita lihat contoh lain berikut:
Semua tubuh yang tergeletak di jalan merupakan korban kejahatan perang.
Seluruh tubuh yang terasa sakit harus diobati.
Semua provinsi wajib mengikuti arahan Mendagri Tjahjo Kumolo.
Penduduk di seluruh Provinsi Jawa Barat wajib mengikuti arahan Gubernur Ridwan Kamil.
Kata semua tubuh menyiratkan makna adanya lebih dari satu tubuh. Ada banyak jumlah tubuh yang tergeletak di jalan. Demikian pula semua provinsi, yang menyiratkan makna adanya lebih dari satu provinsi. Dalam hal ini, 34 provinsi yang ada di Indonesia.
Baca juga: Kesalahan dalam Penggunaan Verba Berpreposisi
Adapun seluruh tubuh menyiratkan makna adanya satu tubuh yang terasa sakit dan harus diobati. Hal yang sama berlaku pada seluruh provinsi, yang menyiratkan makna adanya satu provinsi, yakni Jawa Barat, yang penduduknya wajib mengikuti arahan gubernur.
Jadi, yang membedakan antara semua dan seluruh adalah masalah kolektif/tidak kolektif atau kelompok/bukan kelompok. Kata semua tidak mengandung makna kolektif/kelompok, sedangkan kata seluruh mengandung makna kolektif/kelompok.

Seorang warga di rumah betang Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menunjukkan tato di punggungnya. Generasi tua Dayak Iban umumnya menato hampir seluruh tubuh mereka.
Kecermatan
Untuk mengetahui penggunaan yang tepat dari kata semua dan seluruh, kita tidak dapat bergantung sepenuhnya pada kamus (KBBI). Kamus hanya memuat lema sebatas pengertian yang sederhana, atau berupa sinonim.
Kamus belum memerinci dengan jelas dalam kondisi apa semua atau seluruh digunakan dalam berbahasa.
Berikut penjelasan KBBI mengenai semua dan seluruh.
se·mua num 1 segala; sekalian: -- orang menangisi kepergiannya; krn kelalaiannya -- penghuni asrama itu kena marah; 2 sekaliannya; semuanya: -- memuji tindakannya; 3 belaka; semata: perhiasan ini dibuat dr emas --; 4 segenap; seluruh: ke mana mata memandang -- tempat menghijau
se·lu·ruh num semua; segenap; seantero (menunjukkan suatu keutuhan): -- dunia, -- tubuh
Pada akhirnya dalam berbahasa kita dituntut untuk lebih cermat dalam memilih kata. Jangan sembarang menempatkan kata yang sesungguhnya tidak sesuai dengan gramatika dan kelaziman.
Nur Adji
Penyelaras Bahasa Kompas