Pemerintah harus bertindak lebih cepat membendung lonjakan kasus Omicron agar semua indikator tidak memburuk. Menaikkan level PPKM bisa menjadi salah satu solusi.
Oleh
Gianie, Reza Felix Citra
·5 menit baca
KOMPAS
Gempuran varian Omicron makin masif di Indonesia. Kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Pekan lalu selama lima hari berturut-turut terjadi penambahan kasus Covid-19 yang lebih besar dibandingkan jumlah kasus tertinggi yang terjadi tahun lalu. Hal itu menyebabkan skor Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC di Indonesia oleh Kompas secara nasional kembali turun. Daerah di Pulau Jawa masih darurat Covid-19. Sementara Bali mulai menunjukkan pemulihan.
Pada 15 Februari 2022, kasus positif harian Covid-19 di Indonesia tercatat 57.049 kasus. Angka ini melebihi jumlah kasus tertinggi yang terjadi pada tahun lalu di masa varian Delta. Puncak kasus tertinggi pada saat itu terjadi pada 15 Juli 2021 sebanyak 56.757 kasus.
Di tanggal 16 Februari 2022, jumlah kasus mencapai rekor tertinggi dengan jumlah 64.718 kasus. Tiga hari berikutnya, jumlah kasus cenderung menurun, tetapi angkanya masih tergolong tinggi, yakni 63.956 kasus (17/2/2022), 59.635 kasus (18/2/2022), dan selanjutnya 56.384 kasus (19/2/2022).
Akibat penambahan dengan jumlah besar tersebut, skor IPC per 21 Februari 2022, yang mengukur perkembangan selama periode 15-21 Februari 2022, turun sebanyak 6 poin dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 61.
Meski jumlah kasus positif secara nasional mulai terlihat ada penurunan, hal tersebut belum memengaruhi angka indeks. Sebab, dalam sepekan terakhir penghitungan indeks terjadi puncak lonjakan kasus yang melampaui kasus di masa varian Delta.
Walaupun demikian, skor manajemen pengobatan (34) jauh lebih tinggi ketimbang manajemen infeksi (27), yang menandakan belum terjadi kegentingan pada keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 ataupun angka kematian.
Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan memimpin penurunan terbesar (lebih dari 10 poin), disusul oleh Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Kepulauan Riau yang turun masing-masing 10 poin.
Penurunan skor di DKI Jakarta dan Banten sudah melambat, yang turun masing-masing hanya 1 poin. Bali menjadi provinsi pertama yang berpeluang untuk bisa segera keluar dari serangan gelombang ketiga Covid-19 karena skornya naik 5 poin. Disusul Maluku yang naik 1 poin.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga melintasi baliho untuk waspada terhadap gejala Covid-19 varian Omicron di Balai Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (10/2/2022). Lonjakan kasus positif Covid-19 melanda wilayah aglomerasi Jabodetabek. Kasus Covid-19 varian Omicron kian melonjak dan melampaui gelombang kasus varian Delta. Masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Di Bali sudah terlihat penurunan jumlah kasus positif mingguan dan peningkatan jumlah pasien sembuh. Untuk provinsi lain ada juga yang sudah terlihat penurunan jumlah kasus positif sehingga skor aspek tersebut meningkat, seperti DKI Jakarta, Banten, NTB, dan Maluku. Namun, beberapa aspek pengukuran lainnya masih mengalami penurunan skor sehingga belum bisa dikatakan sudah aman dari serangan varian Omicron.
Melihat jumlah kasus yang terus menurun, dapat disimpulkan bahwa puncak gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sudah terlewati. Jumlah maksimal kasus harian terjadi pada tanggal 16 Februari 2022, dengan jumlah kasus 64.718 pasien.
Angka ini lebih rendah daripada prediksi Kompas yang memperkirakan puncak kasus dapat menembus angka 100.000 pasien dalam sehari. Perkiraan saat itu berdasarkan kelajuan kasus harian pada saat ini dengan menerapkan pola gelombang kedua kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal ini menunjukkan pola gelombang ketiga memang berbeda dengan pola gelombang kedua. Di samping disebabkan oleh karakter varian yang berbeda, juga ada kontribusi dari pengalaman di waktu lalu yang dapat diambil oleh setiap pemerintah daerah untuk mengatasi pandemi di wilayah masing-masing. Dengan begitu, penyebaran dan pengobatan pasien bisa ditangani lebih cepat dan tepat. Namun, ada beberapa daerah yang masih perlu penanganan lebih serius.
Seperti di Jawa Barat, jika minggu depan kembali terjadi penurunan angka indeks seperti minggu ini (turun 7 poin), daerah itu berpotensi menyentuh angka indeks terendah seperti saat gelombang kedua. Minggu ini, skor Jabar di level 45. Sementara di masa varian Delta, skor terendah yang dicapai Jabar adalah 38.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada Sulut dan Sulsel yang skornya pada minggu ini masing-masing adalah 53 dan 57. Bahkan, untuk kedua provinsi ini, jika kembali terjadi penurunan yang cukup besar seperti minggu ini, akan tercipta rekor baru indeks terendah untuk tiap provinsi. Skor terendah Sulut pada masa varian Delta adalah 43, sedangkan Sulsel 47.
Masih di luar Pulau Jawa, provinsi lain yang juga perlu menjadi pusat perhatian adalah Lampung. Provinsi ini sama-sama mendapat skor rendah, yakni di angka 46 dan masih cenderung menurun.
Di Pulau Jawa, skor terendah minggu ini tidak hanya milik Jabar. Skor yang sama di angka 45 juga terjadi di Jawa Tengah dan Banten. Skor Jawa Timur sedikit lebih tinggi, di angka 48. Jika penambahan kasus positif di keempat provinsi ini tetap tinggi, penurunan skor mereka masih akan terjadi minggu depan.
Kompas/Priyombodo
Warga lansia berfoto setelah menyelesaikan suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga di GPIB Paulus, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/1/2022). Antusiasme warga cukup tinggi untuk mengikuti vaksin penguat di berbagai sentra vaksinasi di tengah ancaman gelombang Covid-19 varian Omicron.
Jika kasus positif terus bertambah di empat provinsi utama ini, termasuk DKI Jakarta, puncak ganda atau puncak kedua gelombang ketiga akibat Omicron bisa saja terjadi. Setelah jumlah kasus harian secara nasional sempat turun pada 21 Februari 2022 ke angka 34.418 kasus, sehari setelahnya angka kasus positif kembali naik, tembus ke level 57.491 kasus per hari.
Per 23 Februari 2022, angkanya naik lagi menjadi 61.488 kasus per hari. Peningkatan kasus di luar Jawa juga akan berpotensi memunculkan puncak ganda gelombang varian Omicron.
Masih terlalu dini kalau dikatakan gelombang Omicron di Indonesia sudah melewati puncak.
Epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, menyebutkan, masih terlalu dini kalau dikatakan gelombang Omicron di Indonesia sudah melewati puncak. Penurunan kasus di Jakarta tidak menjadi patokan karena penambahan kasus secara nasional yang disebabkan kasus di luar Jakarta baru dimulai (Kompas, 23/2/2022).
Langkah menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ke level yang lebih tinggi, yaitu level 4, agaknya memang perlu dilakukan untuk mencegah puncak kedua gelombang Omicron. Hal ini terutama berlaku di provinsi di Jawa yang skornya saat ini rendah dan masih berpotensi turun.
Saat ini, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2022 tentang PPKM di Wilayah Jawa dan Bali, hanya terdapat empat kota yang dinaikkan levelnya ke PPKM level 4, berlaku 22-28 Februari 2022. Keempat kota itu adalah Kota Cirebon (Jawa Barat), Kota Tegal dan Kota Magelang (Jawa Tengah), serta Kota Madiun (Jawa Timur). Adapun di seluruh wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Bali diberlakukan PPKM level 3.
Bukan tidak mungkin jumlah daerah yang dinaikkan levelnya ke PPKM level 4 diperluas ke wilayah luar Jawa-Bali untuk mencegah lonjakan kasus dan penurunan skor IPC. Selain itu, kegiatan vaksinasi primer dan penguat harus terus digenjot untuk meminimalkan kasus kematian akibat varian Omicron.
Sebagaimana diketahui, kasus kematian akibat Covid-19 varian Omicron didominasi pasien yang belum divaksin lengkap, selain yang berkomorbid atau terlambat dirawat di rumah sakit. Pemerintah harus bertindak lebih cepat membendung lonjakan kasus agar semua indikator tidak memburuk. (LITBANG KOMPAS)