Dari Kerentanan Dragusin, Tercium Kepanikan Tottenham
Dragusin belum sepadan mengisi peran Van de Ven. Nasib Spurs di akhir musim akan bergantung pada kesehatan Van de Ven.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Bek baru Tottenham Hotspur, Radu Dragusin, belajar banyak dalam penampilan pertama sebagai starter. Di Liga Inggris, keterlambatan sepersekian detik dan kesalahan posisi satu sentimeter saja bisa berujung fatal, apalagi untuk tim seperti Spurs. Pelajaran itu harus dibayar mahal oleh Spurs.
Derbi London, versus Fulham, berujung antiklimaks untuk Spurs. Alih-alih menang dan masuk empat besar, mereka justru dipermalukan tuan rumah dalam kekalahan 0-3 di Stadion Craven Cottage, Minggu (17/3/2024) dini hari WIB. Sepasang gol Rodrigo Muniz dan satu gol dari Sasa Lukic membuyarkan ambisi tim tamu.
”Hasil yang sangat mengecewakan pastinya. Kami tidak tampil bagus, terutama di babak kedua. Kami kemasukan gol yang mengecewakan. Setelah gol kedua, mereka sudah di atas angin dan sulit untuk mengejar. Ini sama sekali tidak mendekati standar permainan kami,” ujar Manajer Spurs Ange Postecoglou.
Aroma bencana sudah tercium sebelum laga. Bek andalan Spurs, Micky van de Ven, kembali menepi akibat cedera. Postecoglou pun memberikan kesempatan perdana untuk Dragusin bermain sejak menit awal. Sebelumnya, bek 22 tahun tersebut hanya menjadi kameo dari bangku cadangan.
Dragusin, didatangkan dari Genoa dengan mahar 21,5 juta pound sterling di jendela transfer musim dingin, justru menjadi sumber petaka Spurs. Tiga gol Fulham selalu terjadi di areanya, sisi kiri. Adapun dia berkali-kali salah dalam penempatan posisi dan sering terlambat menutup ruang para penyerang Fulham.
Di gol pertama yang tercipta dari situasi transisi misalnya. Dragusin berjarak terlalu jauh dari Muniz, sekitar tiga langkah, saat umpan silang dilepaskan bek sayap Antonee Robinson. Muniz memanfaatkan posisi bek lawan yang terlalu ke kanan dan tinggal berhadapan dengan kiper. Dragusin terlambat melakukan blok.
Manajer Fulham Marco Silva mengatakan, gol pembuka mengubah segalanya. Mereka akhirnya menemukan kepercayaan diri setelah melewatkan banyak peluang di setengah jam pertama. Terutama bagi Muniz yang sudah mencetak 7 gol dalam 7 laga terakhir. ”Gol itu krusial untuk kemenangan kami,” ucapnya.
Dragusin kembali kurang sigap di gol kedua, saat berupaya menghadang umpan silang bek sayap Timothy Castagne di sisi kiri pertahanan. Dia gagal menutup ruang umpan ke Lukic yang mencetak gol kedua. Di gol ketiga, Dragusin lagi-lagi kalah cepat berebut bola dengan Muniz dalam situasi kemelut depan gawang.
Tidak hanya dalam tiga gol itu, bek asal Romania itu juga sering salah koordinasi di berbagai situasi sejak menit awal. Dia beberapa kali terlalu cepat menutup lubang yang ditinggalkan bek sayap Destiny Udogie atau terlalu dekat dengan bek tengah Cristian Romero. Koordinasi mereka masih sangat canggung.
Postecoglou berupaya melindungi Dragusin. Dia berkata, kekalahan itu bukan disebabkan ketidakhadiran Van de Ven, melainkan karena terburu-buru membangun serangan dan sering kehilangan bola. Meskipun begitu, tetap saja, Spurs tidak akan kemasukan sebanyak itu jika koordinasi pertahanan mereka lebih baik.
Sangat tidak mudah bagi Dragusin untuk menggantikan peran Van de Ven. Spurs, di bawah rezim Postecoglou, dikenal dengan tim yang berani tampil menggunakan garis pertahanan tinggi. Mereka pun sangat rentan ketika diserang balik. Bersama Van de Ven, risiko tersebut bisa lebih diredam.
Van de Ven, dari situs Liga Inggris, merupakan pemain dengan kecepatan rerata tertinggi di musim ini. Dia mencatatkan rerata 37,38 kilometer per jam. Sebagai konteks, sprinter tercepat sepanjang masa Usain Bolt memecahkan rekor dunia 100 meter di 2009 dengan rerata kecepatan 37,58 km per jam.
Seperti Dragusin di laga itu, Van de Ven sering tertinggal beberapa langkah dari penyerang lawan setelah umpan terobosan. Bedanya, bek berkaki kidal itu mampu mengejar pemain lawan dengan akselerasi sangat tinggi. Tidak heran jika persentase kemenangan Spurs naik drastis ketika Van de Ven di lapangan.
Menurut data Whoscored, Spurs mencatatkan 66,6 persen kemenangan di liga saat bersama Van de Ven. Angka tersebut menurun drastis jadi 40 persen ketika sang bek absen. Selaras dengan itu, jumlah kemasukan Spurs juga bertambah saat Van de Ven tidak tampil, dari rerata 1,28 jadi 1,9 gol.
Micky akan absen (lawan Fulham), tetapi kami percaya diri bahwa dia akan kembali lagi setelah jeda internasional.
Karena itu, presensi Van de Ven akan sangat menentukan perjalanan Spurs untuk memperebutkan tiket Liga Champions di akhir musim. Masalahnya, dia belum dipastikan kapan akan kembali seusai cedera otot paha di laga versus Aston Villa, pekan lalu. Adapun Van de Ven ditarik keluar pada awal babak kedua.
Menurut Postecoglou, cedera Van de Ven tidak terlalu parah. ”Micky akan absen (lawan Fulham), tetapi kami percaya diri bahwa dia akan kembali lagi setelah jeda internasional. Dia tidak akan melewatkan banyak pertandingan. Saya pikir, kami menariknya keluar di waktu yang tepat,” tuturnya.
Masalah cedera paha sudah membayangi Van de Ven sepanjang musim ini. Dia juga sempat absen dalam sepuluh laga akibat cedera yang sama di paruh pertama musim. Di tim sebelumnya, Wolfsburg, dia juga pernah menepi selama 75 hari karena cedera paha. Adapun cedera tersebut sangat rentan untuk para pelari cepat sepertinya.
Di sisi lain, Spurs harus rela tertahan di peringkat kelima (53 poin). Mereka gagal mengudeta peringkat keempat Villa (55 poin) yang baru saja dikalahkan 4-0 pada pekan lalu. Sementara itu, Son Heung-min dan rekan-rekan terus dibuntuti oleh Manchester United yang berada di peringkat keenam (47 poin).
”Para pemain terpukul dan frustrasi akibat hasil ini. Semuanya harus becemin dan berkata ‘itu kesalahan saya’. Kami tidak memberikan usaha dan sikap yang cukup hari ini. Di Liga Inggris, Anda akan dihukum jika tidak siap. Kami seperti mundur dua langkah. Ini adalah panggilan untuk segera bangun,” tegas Son. (AP/REUTERS)