Lompatan Spurs dan Harapan Manchester United dari Villa Park
Dari Villa Park, Spurs memimpin perburuan peringkat keempat, sementara MU menjaga peluang lolos ke Liga Champions.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
BIRMINGHAM, SENIN — Perburuan peringkat keempat Liga Inggris semakin ketat. Aston Villa yang bersinar di paruh pertama musim mulai terjangkit penyakit inkonsistensi khas tim-tim medioker. Tottenham Hotspur memanfaatkan kelengahan itu saat Manchester United terus menguntit dari belakang.
Stadion Villa Park tidak lagi keramat untuk tim tamu. Tidak terkalahkan di kandang selama separuh musim, Villa sudah tiga kali kalah dari empat laga terakhir di depan publik sendiri. Terbaru, mereka ditaklukkan 0-4 oleh Spurs pada Minggu (10/3/2024) malam WIB.
Tim asuhan Manajer Unai Emery itu harus menyesali inefisiensi lini serang pada 45 menit awal. Serangan tuan rumah yang dipimpin striker Ollie Watkins berkali-kali memecah garis pertahanan tinggi Spurs, tetapi mereka tidak berhasil menemukan sentuhan akhir yang tepat.
”Paruh pertama berjalan sesuai rencana kami. Kami ingin meneruskan itu sepanjang 90 menit, tetapi justru kemasukan dua gol di paruh kedua akibat kesalahan sendiri. Kondisi itu saja sudah menyulitkan untuk kami, ditambah lagi dengan kartu merah (John McGinn),” tutur Emery.
Spurs mengejutkan dengan dua gol cepat dari James Maddison (50) dan Brennan Johnson (53) yang hanya berselang tiga menit. Sekitar 12 menit seusai tertinggal 0-2, Villa kehilangan McGinn yang diusir wasit karena pelanggaran keras pada bek sayap Destiny Udogie. Setelah itu, laga pun seperti sudah berakhir untuk tuan rumah.
Takdir di tangan Spurs
Alhasil, Villa (55 poin) yang berada di peringkat ke-4 hanya terpaut dua poin dengan Spurs (53 poin). Spurs bisa segera menyusul karena masih menyimpan tabungan satu laga. Berkaca dari klasemen sementara dan tren performa sejak pergantian tahun, sulit melihat Villa akan mempertahankan posisi empat besar di akhir musim.
Menurut Emery, penurunan peringkat Villa tidak akan terlalu mengejutkan. Sebab, dengan kualitas skuad saat ini, mereka sama sekali tidak menargetkan lolos ke Liga Champions sebelum musim dimulai. Pencapaian di paruh musim merupakan sesuatu yang jauh melampaui ekspektasi.
”Kami bahkan bukan pesaing untuk tujuh besar. Seperti tadi, kami bermain melawan tim yang dianggap lebih pantas (di empat besar). Terbukti, kami kesulitan melawan Tottenham, sama seperti sebelumnya versus Newcastle dan MU. Positifnya, kami masih ada di depan mereka karena konsisten (pada paruh pertama),” kata Emery.
Adapun Villa sempat konsisten berkat momentum tren positif. Kepercayaan diri para pemain dan kekompakan tim menutupi kualitas medioker mereka. Momentum itu hilang akibat kekalahan berkali-kali di kandang, tempat mereka menumbangkan dua pesaing juara, Manchester City dan Arsenal, sebelum pergantian tahun.
Saat ini, Spurs merupakan penantang terkuat untuk finis di peringkat keempat. Tim asuhan Manajer Ange Postecoglou itu sudah melewati fase sulit akibat badai cedera serta keterlibatan para pemain di Piala Asia dan Piala Afrika. Skuad mereka terbilang lengkap sekarang, seperti saat mencatatkan 10 laga tanpa terkalahkan di awal musim.
Penampilan di Villa Park bisa mencerminkan betapa berbahaya potensi asli Spurs. Mereka hanya butuh peluang kecil dalam situasi transisi untuk mencetak gol. Mereka mencetak empat gol hanya dari sembilan tembakan. Semua tidak lepas dari kehadiran komposisi terbaik di lini serang, termasuk presensi kapten Son Heung-min yang menyumbang satu gol dan dua asis.
Menariknya, menurut Postecoglou, efisiensi lini serang Spurs masih belum mencapai versi terbaik di Villa Park. ”Penyelesaian akhir kami lebih baik hari ini, tetapi kami masih bisa lebih kejam di beberapa area lapangan. Kami bisa melakukan hal yang lebih dengan banyak peluang seperti tadi,” ujarnya.
Harapan MU lolos dari lima besar
Inkonsistensi Villa sekaligus memberikan sinyal harapan untuk tim peringkat ke-6, MU (47). ”Setan Merah”, julukan MU, sekarang tinggal terpaut delapan poin dari Villa. Jika bisa lebih konsisten di 10 laga terakhir, cukup realistis bagi MU untuk mengakhiri musim di lima besar.
MU bisa saja tetap lolos ke Liga Champions dengan berada di peringkat kelima. Liga Inggris berpotensi mendapatkan bonus tambahan satu spot di Liga Champions musim depan dengan perubahan peraturan peserta dari 32 jadi 36 tim. Adapun kuota bonus diberikan kepada dua negara dengan koefisien peringkat UEFA terbaik.
Italia (16.571) dan Jerman (15.500) memimpin perburuan bonus untuk sementara, mengungguli Inggris (14.625) di peringkat ketiga. Namun, menurut prediksi superkomputer Opta, Inggris akan masuk dua besar di akhir musim dengan prestasi para wakil di Liga Champions dan Liga Europa musim ini.
Di Liga Champions, juara bertahan City sudah memastikan tiket ke perempat final. Arsenal bisa segera menyusul jika mampu mengalahkan FC Porto, Rabu nanti. Sementara itu, di Liga Europa, Liverpool difavoritkan keluar sebagai juara musim ini. Nilai koefisien Inggris akan naik drastis seiring prestasi tersebut.
Manajer MU Erik ten Hag masih sangat optimistis dengan peluang timnya, terutama setelah menang atas Everton di akhir pekan. ”Kami masih ada dalam perburuan, tetapi semua tergantung pada anak-anak. Di Liga Inggris, siapa pun bisa saling membunuh. Karena itu, kami harus selalu menang untuk memperkecil jarak. Pada akhirnya, mereka (para pesaing) akan kehilangan poin,” ucapnya. (AP/REUTERS)