Jalur Neraka Delapan Raksasa Eropa di Liga Champions
Peserta 8 besar Liga Champions bukanlah tim lemah. Persaingan sengit akan terjadi. Tiada tim berstatus kejutan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NYON, JUMAT — Setelah lolos dari babak 16 besar, delapan tim elite Eropa kembali akan diuji bara persaingan di perempat final Liga Champions Eropa. Jalur neraka dipastikan menanti mereka seiring tidak adanya tim berstatus kuda hitam. Dari tim-tim besar yang kerap melaju jauh di Liga Champions, ada pula dua kekuatan lama turut berburu tiket semifinal.
Jalur neraka itu terlihat dari hasil undian babak perempat final yang berlangsung di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat (15/3/2024). Seluruh laga menarik untuk disimak karena mempertemukan tim-tim besar dengan gagalnya kubu non-unggulan lolos dari 16 besar.
Salah satu laga besar yang ditunggu-tunggu adalah pertemuan antara juara bertahan Manchester City dan pemegang gelar Liga Champions terbanyak, Real Madrid.
City dan Real terakhir kali bertemu di semifinal Liga Champions musim 2022-2023. Kala itu, Real takluk 1-5 secara agregat setelah ditahan imbang 1-1 di markas sendiri dan kalah 0-4 di markas City.
Situasinya sekarang mirip dengan saat itu, di mana Real bertindak sebagai tuan rumah terlebih dulu. Alhasil, Real pun terjebak dalam kondisi kurang menguntungkan. Pertemuan pertama perempat final akan berlangsung pada 9-10 April 2024, sedangkan pertemuan kedua dijadwalkan pada 16-17 April.
Pengalaman pada babak 16 besar memperlihatkan tim yang bertindak sebagai tuan rumah di pertemuan kedua lebih diuntungkan melaju ke babak selanjutnya. Dari delapan laga babak 16 besar, lima tim yang melaju ke babak perempat final merupakan tuan rumah di pertemuan kedua.
Manajer City Pep Guardiola sebelumnya mengatakan akan menyiapkan timnya sebaik mungkin demi lolos dari perempat final. Ia menilai City sanggup bersaing dengan raksasa Eropa sekelas Real dan Muenchen sekalipun untuk mempertahankan gelar juara.
”Yang penting adalah tujuh tahun berturut-turut kami berada di perempat final,” kata Guardiola, dikutip dari laman UEFA.
Atletico Madrid adalah salah satu tim yang mampu melewati babak 16 besar dengan status sebagai tuan rumah di pertemuan kedua. Atletico secara mengejutkan mampu menyingkirkan raksasa Italia, Inter Milan, setelah lebih dulu kalah 0-1 di pertemuan pertama. Di perempat final, ketangguhan Atletico akan diuji karena akan bertindak lebih dulu sebagai tuan rumah menghadapi Borussia Dortmund.
Laga besar lainnya yang layak dinanti adalah pertemuan antara Paris Saint-Germain dan Barcelona. PSG berkesempatan lebih dulu menjamu Barca. Publik masih mengingat secara jelas bagaimana panasnya pertemuan kedua tim ini pada babak 16 besar 2017.
Kala itu, Barca yang takluk 0-4 di pertemuan pertama secara tidak terduga melakukan remontada atau pembalasan secara brutal dengan berbalik menghajar PSG 6-1 di Stadion Camp Nou.
Satu pertandingan lain di perempat final adalah antara Arsenal dan Bayern Muenchen. Ini merupakan kesempatan emas bagi Arsenal untuk membalas kekalahan menyakitkan dari Muenchen pada babak 16 besar 2017. Saat itu, Arsenal yang dibesut manajer legendaris Arsene Wenger kalah secara telak dengan agregat gol 2-10. Kali ini murid Wenger, Mikel Arteta, berpeluang besar membalaskan dendam sang guru.
Merayakan kembali
Sudah lama sejak terakhir kali Arsenal tampil di perempat final. Musim ini pun menjadi momentum kembalinya dua raksasa Eropa. Selain Arsenal, Barcelona juga merayakan kembali kehadirannya di babak delapan besar.
Sudah 14 tahun berlalu (terakhir kali mencapai perempat final), yang merupakan waktu yang lama bagi klub seperti Arsenal dan menunjukkan betapa sulitnya itu.
Arsenal terakhir kali merasakan perempat final pada musim 2009-2010. Setelah itu, ”Meriam London” menghilang dari persaingan perempat final dengan hanya mampu mencapai babak 16 besar selama tujuh musim secara beruntun.
Kegagalan melangkah ke perempat final pun masih membayangi Arsenal musim ini. Tim besutan Mikel Arteta itu kalah 0-1 pada pertemuan pertama di markas Porto, tetapi mampu mengejar defisit gol itu hingga memaksakan laga berlanjut ke babak adu penalti. Saat David Raya sukses mementahkan eksekusi penalti terakhir Porto, seisi Stadion Emirates bergemuruh menyambut kembalinya Arsenal ke perempat final.
Menjalani musim yang sensasional di Liga Inggris bersama Arteta, Arsenal mengincar momentum kembalinya mereka ke perempat final sebagai pijakan untuk melaju lebih jauh termasuk merebut gelar juara. Apalagi final musim ini akan dihelat di Stadion Wembley, London. Sepanjang sejarahnya, pencapaian terbaik Arsenal di Liga Champions hanya sampai sebagai runner-up pada 2006.
”Sudah 14 tahun berlalu (terakhir kali mencapai perempat final), yang merupakan waktu yang lama bagi klub seperti Arsenal dan menunjukkan betapa sulitnya itu. Kami benar-benar harus bekerja keras untuk menemukan momen ajaib di akhir pertandingan. Kami mulai menciptakan energi yang luar biasa di musim ini,” kata Arteta.
Sebagaimana Arsenal, Barcelona juga merayakan kembalinya mereka ke perempat final setelah tiga tahun lamanya. Jangankan melaju ke perempat final, sepeninggal megabintang Lionel Messi, juara Liga Champions sebanyak lima kali ini selalu gagal lolos dari fase grup selama dua musim beruntun sejak 2021.
Musim ini Barca menunjukkan mentalitasnya di kancah Eropa. Diperkuat penyerang senior haus gol, Robert Lewandowski, dan pemain muda berbakat, Lamine Yamal, Barca merupakan penantang gelar juara yang bisa jadi sedikit dipandang sebelah mata.
Selain itu, ”Blaugrana” juga semakin kuat dengan peran baru Andreas Christensen sebagai gelandang jangkar. Persoalan gelandang jangkar menjangkiti Barca semenjak Sergio Busquets memutuskan hengkang. Pelatih Xavi Hernandez telah mengumumkan akan meninggalkan Barca pada akhir musim. Dengan begitu, bisa jadi Xavi akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk membawa Barca juara sebagai kado manis perpisahannya.
”Saya rasa orang-orang tidak memercayai saya ketika mengatakan saya yakin bahwa pengumuman (pengunduran diri di akhir musim) saya akan membebaskan para pemain. Sekarang, kami telah menunjukkan bahwa kami kompetitif di Eropa,” ujar Xavi. (REUTERS)