Tak salah Mikel Arteta mendatangkan David Raya di musim ini. Raya menjelma jadi pembawa keberuntungan Arsenal di Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, RABU – Berkat David Raya, Arsenal memutus catatan buruk di babak 16 besar Liga Champions dalam tujuh edisi terakhir serta mengakhiri mimpi buruk dalam babak adu penalti. Kiper asal Spanyol itu menepis dua eksekutor Porto demi membantu ”Si Meriam” melaju ke perempat final untuk pertama kali sejak 2010.
Menjalani adu penalti perdana pada fase gugur Liga Champions, Rabu (13/3/2024) dini hari WIB, di Stadion Emirates, nyatanya tidak membuat Raya canggung. Kiper berusia 28 tahun itu memulai adu penalti dengan tidak baik karena bergerak ke arah berlawanan dengan sasaran tembak penendang pertama Porto, Eduardo ”Pepe” Cossa.
Namun, setelah itu, Raya mampu membaca dengan baik arah tembakan tiga eksekutor Porto lainnya, yaitu Wendell, Marko Grujic, dan Galeno. Tidak sekadar mampu membaca sasaran tembak ke sisi kiri gawangnya, Raya juga bisa menepis tiga tembakan itu.
Dengan ujung jari, Raya menghalau sepakan Wendell yang akhirnya membentur tiang gawang. Ia pun sempat menepis sepakan Grujic meski akhirnya bola tetap menggetarkan jala gawangnya. Kemenangan Arsenal ditentukan oleh tepisan Raya terhadap tembakan Galeno. Arsenal merebut tiket ke babak delapan besar berkat keunggulan adu penalti, 4-2.
Ini adalah perasaan luar biasa bagi saya secara personal. Bermain pertama kali di Liga Champions dan mengantarkan klub ke perempat final untuk pertama kali sejak bertahun-tahun.
Selama 120 menit, Si Meriam unggul 1-0 demi menyamakan agregat menjadi 1-1. Selain Leandro Trossard yang mencetak gol di menit ke-41, Raya juga menyajikan performa penting untuk menjaga gawang tim tuan rumah nirbobol. Ia melakukan tiga penyelamatan, terutama menepis sepakan penyerang Porto, Evanilson, di menit ke-21.
Andai Raya tidak mampu menghalau sepakan perdana Porto di Emirates, nasib pertandingan akan lebih memihak tim tamu. Hal itu memperbesar langgengnya kutukan Arsenal di babak 16 besar untuk menjadi delapan edisi.
Raya mengakui, ambisinya adalah menjaga gawang tidak kemasukan gol di laga kedua itu. Menurut dia, skuad Arsenal telah menjalani tugas tim yang sangat baik. Selain nirbobol, pemain depan telah menunjukkan determinasi untuk meruntuhkan pertahanan kokoh Porto.
”Hal yang utama adalah kami menjaga gawang tak kemasukan, lalu mencetak gol untuk lolos. Itu adalah gaya sepak bola yang dibutuhkan untuk tampil di babak perempat final. Saya amat senang, kami akan merayakan bersama dan menikmati malam ini,” kata Raya kepada TNT Sportsselepas laga.
Semua pemain Arsenal mendatangi Raya untuk merayakan keberhasilan mereka menembus babak perempat final. Kiper cadangan Arsenal, Aaron Ramsdale, adalah pemain terakhir yang dipeluk Raya sebelum semua pemain selesai melakukan perayaan singkat itu.
Raya sempat berbicara singkat dan berbagi senyum dengan rekan sekaligus pesaingnya untuk menjadi kiper utama Si Meriam.
Kemudian, Raya menghampiri Manajer Mikel Arteta yang menyambut dirinya dengan senyum semringah dan pelukan hangat. Selama hampir 10 detik kedua sosok itu berpelukan.
Sebelum menuju ruang ganti, Raya pun berbagi perayaan dengan fans cilik Arsenal. Ia memberikan jersei dan handuk putih yang dibawanya kepada dua pendukung anak-anak Arsenal yang membawa karton bertuliskan kalimat dukungan kepada Raya.
Raya pantas merayakan itu. Ia juga mengakhiri nasib buruk Arsenal pada adu penalti di kompetisi antarklub Eropa. Dalam lima kesempatan adu penalti di Eropa sebelumnya, Arsenal menelan tiga kekalahan, termasuk pada babak 16 besar Liga Europa musim lalu kontra wakil Portugal lain, Sporting Lisbon.
”Ini adalah perasaan luar biasa bagi saya secara personal. Bermain pertama kali di Liga Champions dan mengantarkan klub ke perempat final untuk pertama kali sejak bertahun-tahun,” katanya.
Ia menambahkan, ”Kami melatih penalti dalam banyak kesempatan di tahun ini. Kerja keras bersama pelatih kiper dan tim akhirnya terbayarkan. Sejujurnya, saya merasa seharusnya bisa melakukan tiga penyelamatan (di adu penalti).”
Bukayo Saka, penyerang sayap Arsenal, sudah menduga akan merasakan malam yang istimewa di Emirates. Ia tak lupa mengapresiasi dukungan konsisten dari suporter yang memberikan dorongan semangat kepada pemain. Saka juga menyebut peran besar Raya.
”David Raya brilian, pujian pantas diberikan kepadanya. Ia memenangkan kami di gim ini dengan dua penyelamatannya,” ucap Saka, dilansir laman UEFA.
Momentum
Setelah merebut tiket babak delapan besar perdana dalam 14 tahun, menurut Rio Ferdinand, peraih gelar Liga Champions 2007-2008 bersama Manchester United, Arsenal mendapatkan momentum dan kepercayaan diri seusai mengalahkan Porto untuk tampil di babak berikutnya. Apalagi, lanjut Ferdinand, Stadion Emirates terbukti menjadi benteng dan tempat yang tidak ramah bagi setiap tamu.
Di Liga Champions musim ini, Arsenal belum pernah kemasukan gol di Emirates. Mereka pun telah mencetak 13 gol dari empat penampilan di kandang.
”Sebagai sebuah grup, Arsenal telah mampu menghadapi rintangan yang berat. Mereka belum pernah menjalani adu penalti di babak gugur Liga Champions sebelumnya. Jadi, kepercayaan diri yang hadir dari kemenangan ini bakal tidak terbatas,” ucap Ferdinand, seperti dikutip laman UEFA.
Selain Raya, empat pemain penting Arsenal di musim ini juga mampu menjalankan amanah dengan baik di babak adu penalti. Mereka adalah Martin Odegaard, Kai Havertz, Saka, dan Declan Rice.
Perasaan campur aduk dirasakan bek tengah senior Porto, Pepe. Ia menilai pemain Porto telah menghadirkan performa sangat baik sesuai dengan arahan pelatih, tetapi mereka tidak beruntung sehingga gagal melaju ke fase berikutnya.
”Kami adalah tim yang memberikan Arsenal masa-masa sulit di dua laga ini. Tetapi, kami seharusnya bisa tampil lebih baik lagi dan mencetak gol,” kata Pepe yang berusia 41 tahun, dilansir A Bola.