Spirit Memori 14 Tahun Arsenal
Arsenal berambisi akhiri mimpi buruk di 16 besar. Pada 14 tahun lalu, mereka singkirkan Porto demi tiket perempat final.
LONDON, SENIN — Setelah kembali memuncaki klasemen Liga Inggris, Arsenal mengejar misi lainnya, yakni menembus babak perempat final Liga Champions kali pertama sejak edisi 2009-2010. Syaratnya, mereka wajib membalikkan ketertinggalan agregat, 0-1, dari Porto di Stadion Emirates, Rabu (13/3/2024) pukul 03.00 WIB.
Sudah amat lama bagi Arsenal untuk menyandang predikat delapan tim terbaik Eropa. Pada periode 2010-2011 hingga 2016-2017, ”Si Meriam” memang selalu menembus fase gugur Liga Champions, tetapi mereka tidak pernah mampu menang atas lawan-lawan di babak 16 besar.
Baca juga: Blok Mental Arsenal di Portugal
Setelah mengakhiri absen tujuh musim di Liga Champions, Arsenal memiliki kans terbaik untuk membenahi catatan mereka di kompetisi antarklub terelite di Eropa itu pada musim ini. Mereka memiliki Manajer Mikel Arteta, salah satu juru taktik muda yang visioner dan menerapkan taktik modern, lalu dihuni pemain-pemain muda berkualitas.
Meskipun akan memulai laga kedua babak 16 besar kontra Porto dengan kedudukan, 0-1, Arsenal tetap memiliki peluang besar untuk membalikkan keadaan itu. Mereka memiliki kenangan indah pada musim 2009-2010 ketika untuk terakhir kalinya bisa lolos ke babak delapan besar Liga Champions.
Kami bisa meraih sesuatu yang belum pernah kami dapatkan selama 14 tahun (lolos ke babak delapan besar). Itu adalah tantangan yang ada di hadapan kami.
Kala itu, Arsenal menyingkirkan Porto. Serupa dengan musim ini, Arsenal juga menghadapi laga kedua dengan kewajiban untuk membalas kekalahan di Portugal. Si Meriam tumbang, 1-2, di markas Porto, Stadion Do Dragao, lalu menampilkan superioritas mutlak dengan menghancurkan Porto, 5-1, di Emirates. Sumbangan hattrick penyerang, Nicklas Bendtner, dilengkapi oleh Samir Nasri dan Emmanuel Eboue.
Dalam tiga musim terdahulu jumpa di Liga Champions, Arsenal tidak pernah mengalahkan Porto di Do Dragao. Catatan terbaik mereka hanya bermain imbang 0-0 pada fase grup musim 2006-2007.
Lihat juga: Gol di Masa Tambahan Waktu Menangkan Porto atas Arsenal
Rekor itu tidak perlu membuat skuad dan pendukung Si Meriam gusar. Sebab, pada tiga pertandingan kandang melawan Porto, mereka tidak kesulitan untuk mengalahkan duta Portugal itu.
Pada musim 2006-2007, Thierry Henry dan Aleksandr Hleb membantu Arsenal mengalahkan Porto, 2-0, di London. Dua musim berselang, giliran brace masing-masing dari Robin van Persie dan Emmanuel Adebayor memastikan keunggulan, 4-0, Arsenal atas raksasa dari Portugal itu.
Arteta menuturkan Porto telah berada di pikiran dirinya dan seluruh skuad Arsenal seusai menang atas Brentford di Liga Inggris, Sabtu (9/3/2024). Ia mengungkapkan, pemain Si Meriam amat bersemangat untuk mencetak capaian baru bagi klub dalam 14 tahun terakhir.
”Kami bisa meraih sesuatu yang belum pernah kami dapatkan selama 14 tahun (lolos ke babak delapan besar). Itu adalah tantangan yang ada di hadapan kami,” tutur Arteta dilansir laman klub, Senin (11/3/2024).
Baca juga: Momok 16 Besar Bayangi Arsenal
Demi memuluskan langkah itu, Arteta meminta dukungan dari para pendukung selama lebih dari 90 menit di tribune Emirates. Di Liga Champions musim ini, Arsenal selalu menang dan tak pernah kemasukan gol di tiga gim kandang. Mereka mencetak 12 gol.
”Saya meminta dukungan yang lebih baik ketika melawan Porto. Sebab, hal itu akan memberikan kami kans lebih besar untuk lolos,” kata Arteta.
Membongkar disiplin
Pada duel pertama di Do Dragao, Arsenal gagal mengoleksi satu pun tembakan mengarah ke gawang. Dominasi mereka dalam penguasaan bola tidak sejalan dengan kemampuan menciptakan peluang yang membahayakan.
Kedisiplinan permainan bertahan Porto yang menerapkan taktik, 4-1-4-1, ketika tidak memegang bola menutup ruang aliran bola pemain Arsenal, baik di arah sayap yang mengandalkan Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli serta di sisi tengah yang dihuni Martin Odegaard dan Kai Havertz.
Baca juga: Terpental Kuartet Bek Tengah Arsenal
Lini pertahanan Porto yang dipimpin tandem Pepe dan Otavio bisa menjaga fokus sekaligus memberikan instruksi kepada rekan-rekan di depannya. Sebanyak dua pemain Porto konsisten membayangi pemain Arsenal yang menguasai bola. Itu demi menutup opsi operan Si Meriam. Selain itu, pemain Porto juga unggul perebutan bola langsung dengan tingkat keberhasilan duel mencapai 54 persen.
Demi mengantisipasi minimnya ruang operan-operan pendek di antara lini Porto, Arteta bisa menurunkan gelandang bertahan, Jorginho, sejak menit awal. Keahlian Jorginho untuk mengatur tempo dan menghadirkan umpan panjang diagonal perlu dimanfaatkan Arsenal. Apalagi di musim ini, Jorginho adalah pemain dengan akurasi umpan jauh terbaik milik Si Meriam.
Gelandang asal Italia itu memiliki tingkat akurasi operan jauh sebesar 77 persen. Angka itu amat superior dibandingkan trio gelandang andalan Arteta, yaitu Declan Rice (67 persen), Odegaard (64 persen), dan Havertz (58 persen).
”Porto adalah tim yang sangat terorganisir secara bertahan dan mereka menghancurkan ritme kami. Ada beberapa hal yang harus kami lakukan lebih baik. Kami tidak bisa hanya unggul penguasaan bola, tetapi juga harus bisa mencetak gol untuk menang,” ujar Arteta.
Baca juga: Tiga Sisi Transformasi Awal Tahun Arsenal
Sementara itu, Porto bertekad untuk mengakhiri catatan buruk mereka di Inggris. Porto belum pernah mengemas kemenangan pada laga tandang di ”Negeri Raja Charles”. Rekor penampilan di Inggris mereka adalah tiga kali seri dan 18 kali menelan kekalahan.
Pelatih Porto Sergio Conceicao menyebut tidak akan banyak mengubah rencana permainnya di Emirates. Kata Conceicao, timnya tidak akan menyaingi keunggulan Arsenal dalam penguasaan bola.
”Lawan kami akan memiliki bola lebih dominan, tetapi Porto akan berusaha menciptakan situasi berbahaya lebih baik,” ucap Conceicao dilansir laman UEFA.
Laga 16 besar lain yang berlangsung bersamaan adalah duel Barcelona melawan Napoli di Stadion Olimpiade Lluis Companys. Kedua tim menyudahi laga pertama dengan skor sama kuat, 1-1.
Ilkay Guendogan, gelandang Barcelona, mengatakan, raihan hasil imbang di Naples, Italia, adalah bekal penting untuk menjalani gim kedua. Akan tetapi, katanya, skuad Barca tidak boleh lengah dan meremehkan juara bertahan Liga Italia itu.
”Kami menyajikan performa bagus di kandang Napoli. Saatnya kami mengakhiri fase ini dengan penampilan bagus di kandang untuk memastikan langkah ke babak delapan besar,” tutur Guendogan kepada Kompas dalam wawancara daring, pekan lalu.