Nasib bertolak belakang dialami wakil Spanyol dan Italia di babak 16 besar Liga Champions Eropa.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MADRID, KAMIS — Di saat wakil Spanyol berpesta, mendung menyelimuti Italia. Inter Milan yang jadi harapan terakhir Italia di fase gugur Liga Champions Eropa kandas memilukan di tangan Atletico Madrid dalam drama adu penalti. Kejatuhan Italia ini menunjukkan kejayaan di level domestik tidak selalu berjalan lurus dengan persaingan di kancah Eropa. Perlu semacam mentalitas berbeda untuk memenangi Liga Champions.
Setelah Lazio dan Napoli tersingkir lebih dulu, tuntutan menjaga citra Italia berpindah ke pundak Inter Milan. Beban harapan itu sekilas seperti akan terwujud mengingat betapa hebat Inter musim ini. Semenjak memasuki 2024, ”Nerazzurri” selalu meraih kemenangan dalam 12 pertandingan. Berkat penampilan impresif itu, Inter sudah di ambang mata menjuarai Liga Italia.
Di sisi lain, Atletico Madrid sedang mengalami inkonsistensi penampilan. Beberapa saat sebelum menantang Inter, Atletico takluk dua gol tanpa balas di tangan tim penghuni zona degradasi, Cadiz.
Semuanya tersingkir. Kami tersingkir dari Liga Champions. Inter, perwakilan terkuat kami, juga kalah.
Akan tetapi, hasil akhir berkata lain. Atletico melenggang ke perempat final setelah memenangi adu tendangan penalti dengan skor 3-2 di Stadion Civitas Metropolitano, Kamis (14/3/2024) dini hari WIB. Tim besutan Diego Simeone itu menyusul wakil Spanyol lainnya, Barcelona dan Real Madrid, yang lebih dulu memastikan tempat di perempat final.
Suasana muram seketika menyelimuti jagat sepak bola Italia. Tiada wakil Italia di perempat final. Italia mengirimkan empat wakil terbaiknya di Liga Champions. AC Milan telah lebih dulu tersingkir di fase grup. Lazio yang di pertemuan pertama mampu mengalahkan Bayern Muenchen tidak berdaya di pertemuan kedua. Adapun Napoli gagal membendung Barcelona.
Kondisi ini ironis mengingat musim lalu tiga tim Italia sukses melaju ke perempat final. Harian olahraga Italia, Corriere dello Sport, menyayangkan ketidakmampuan Inter dalam memaksimalkan keunggulan satu gol pada pertemuan pertama.
”Semuanya tersingkir. Kami tersingkir dari Liga Champions. Inter, perwakilan terkuat kami, juga kalah,” demikian judul berita di halaman depan Corriere dello Sport setelah kekalahan Inter.
Kekalahan Inter turut memperlihatkan betapa inferiornya wakil Italia itu di hadapan tim-tim Spanyol. Menurut catatan Opta, dari empat pertemuan dengan wakil Spanyol di fase gugur Liga Champions, Inter telah gagal sebanyak tiga kali. Dua kegagalan lainnya terjadi pada 2006 saat menghadapi Villarreal di perempat final dan Valencia setahun setelahnya di babak 16 besar.
Momentum bagus musim lalu gagal diteruskan wakil Italia. Ini mengulangi masa kelam mereka pada periode 2020 hingga 2022. Saat itu, para wakil Italia juga gagal melenggang ke babak perempat final. Kebangkitan Italia yang terasa di musim lalu dengan tiga wakil di perempat final ternyata hanya sementara.
Ini berbanding terbalik dengan Spanyol yang konsisten mengirimkan wakilnya ke perempat final Liga Champions sejak musim 2004-2005. Spanyol terbantu dengan adanya Real Madrid yang memiliki mental untuk bersaing di kancah Eropa.
Apalagi, Real merupakan tim dengan jumlah gelar Liga Champions terbanyak (14 kali). ”Los Blancos” juga menjadi tim paling konsisten menembus semifinal sejak 2020.
Hanya dengan cara berprestasi di Liga Champions, para wakil Spanyol mencoba mengganggu dominasi kontestan dari Liga Inggris dalam tiga musim terakhir. Meski secara global kurang populer dan tidak seketat Liga Inggris, sepak terjang para wakil Spanyol di level Eropa tergolong bisa diperhitungkan. Dalam satu dekade terakhir, wakil Spanyol sudah enam kali menembus final dalam 10 edisi. Empat final di edisi lainnya diisi perwakilan Jerman, Inggris, dan Perancis.
Barcelona adalah wakil Spanyol yang di luar dugaan mampu menembus perempat final. Ini karena performa mereka di liga domestik kurang begitu meyakinkan. ”Blaugrana” terancam gagal mempertahankan gelar Liga Spanyol setelah tertinggal delapan poin dari Real di puncak klasemen. Dengan begitu, Liga Champions satu-satunya harapan Barca meraih gelar musim ini.
”Sudah empat tahun klub ini menunggu untuk lolos ke perempat final Liga Champions. Ini berarti kegembiraan nyata bagi skuad, pelatih, pemain yang cedera, dan para penggemar,” ujar gelandang Barca, Fermin Lopez.
Kelanjutan kiprah Barca di Liga Champions sangat ditentukan undian perempat final yang akan berlangsung di markas UEFA, di Nyon, Swiss, Jumat (15/3/2024) pukul 18.00 WIB. Undian menggunakan sistem terbuka yang berarti setiap tim bisa bertemu sekalipun berasal dari satu negara atau pernah berada dalam satu grup di penyisihan. (AFP)