Anthony memiliki peluang ke semifinal All England untuk pertama kali. Dia harus mengalahkan Axelsen di perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BIRMINGHAM, KAMIS — Perjalanan Anthony Sinisuka Ginting di All England 2022 dan 2023 selalu berakhir di perempat final. Tahun ini, Anthony berpeluang mendapat hasil lebih baik dengan catatan bisa melewati tembok tinggi di babak delapan besar.
Tembok tinggi itu akan dihadapi ketika Anthony berhadapan dengan Viktor Axelsen di Arena Birmingham, Inggris, yang akan berlangsung pada Jumat (15/3/2024). Axelsen menghentikan langkah Anthony pada perempat final All England 2022 dengan kemenangan telak 21-4, 21-9. Adapun pada 2023, tunggal putra terbaik Indonesia itu dihentikan pemain Denmark lainnya, Anders Antonsen.
Axelsen adalah salah satu dari tiga pemain peringkat sepuluh besar yang memiliki keunggulan dalam statistik pertemuan dengan Anthony. Tunggal putra nomor satu dunia itu unggul 13-4, termasuk di dalamnya kemenangan pada 11 pertemuan terakhir. Pemain sepuluh besar lainnya yang unggulan atas Anthony adalah Shi Yu Qi (8-2) dan Prannoy HS (3-2).
Pemain China yang dikalahkan Axelsen pada babak kedua, Weng Hong Yang, dengan skor 21-19, 21-14, juga, selalu mempersulit Anthony. Sebelum Anthony bisa mengalahkannya pada babak kedua Perancis Terbuka, pekan lalu, dia selalu kalah dalam empat pertemuan dengan tunggal putra nomor tiga China tersebut.
Kemenangan terakhir Anthony atas Axelsen didapat pada semifinal Indonesia Masters 2020. Namun, pemain Indonesia ranking kelima dunia itu tetap memiliki peluang menang jika bisa meningkatkan kualitas permainan seperti yang dia peragakan ketika mengalahkan Kenta Nishimoto (Jepang) pada babak kedua, Kamis. Anthony menang dengan skor 21-18, 21-19.
Menghadapi Nishimoto, yang memiliki kelebihan tangguh dalam bertahan, Anthony mengatasinya dengan beradu cerdik dalam strategi. Dia juga jeli melihat celah untuk mendapat poin. Saat adu pukulan net, misalnya, Anthony dengan cepat menempatkan kok ke belakang lapangan untuk mengecoh Nishimoto.
Untuk pertandingan besok, yang terpenting adalah mempersiapkan diri sendiri dalam semua sisi, baik itu mental, teknis, maupun nonteknis. Rekor pertemuan tidak bisa mencerminkan hasil pertandingan.
Kecerdikannya, juga, diperlihatkannya saat Nishimoto melakukan servis pada skor 18-18 gim kedua. Gerak tubuh Anthony terlihat seperti akan memukul kok dengan drive ke arah belakang lapangan, tetapi pemain berusia 27 tahun itu hanya menyentuhkan raketnya hingga kok jatuh di dekat net. Gerakan ini tak diduga Nishimoto.
Meski telah memperlihatkan performa yang baik saat menghadapi pemain nomor dua Jepang itu, level permainan melawan Axelsen harus lebih tinggi. Selain kecerdikan, Anthony juga harus meminimalkan kesalahan karena Axelsen adalah pemain yang sangat jarang membuat kesalahan saat berada pada performa terbaik.
Axelsen, juga, akan memiliki motivasi lebih besar untuk mengulang prestasi ketika menjuarai All England 2020 dan 2022. Apalagi, dia belum mendapatkan gelar juara pada 2024 setelah kalah pada semifinal Malaysia Terbuka dan babak kedua Perancis Terbuka. Axelsen terkendala dengan cedera kaki sejak September 2023.
”Untuk pertandingan besok, yang terpenting adalah mempersiapkan diri sendiri dalam semua sisi, baik itu mental, teknis, maupun nonteknis. Rekor pertemuan tidak bisa mencerminkan hasil pertandingan,” ujar Anthony.
Selain Anthony, dua wakil tunggal putra Indonesia lainnya, juga, tampil pada babak kedua. Jonatan Christie mengalahkan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) 21-19, 18-21, 21-13, untuk berhadapan dengan unggulan kedua asal China, Shi Yu Qi, yang menang atas Chico Aura Dwi Wardoyo, 21-19, 21-10 . Perempat final melawan Shi menjadi yang pertama bagi Jonatan pada 2024 setelah tiga kali tersingkir pada babak pertama dan sekali pada babak kedua turnamen lain.
Arpiyani/Fadia kalah
Perjalanan ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dihentikan pasangan Jepang yang baru kali ini menjadi lawan, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto, 21-14, 10-21, 16-21. Hasil yang didapat Apriyani/Fadia dalam dua turnamen di Eropa pun sama, yaitu kalah pada babak kedua. Di Perancis Terbuka, mereka kalah dari pemain China, Li Wen Mei/Liu Xuan Xuan.
Apriyani menuturkan, kekalahan pada gim ketiga terjadi karena dia bermain terlalu hati-hati. Akibatnya, banyak pukulan yang dilancarkan dengan ragu-ragu. ”Padahal, seharusnya kami bisa melaju lebih jauh di All England ini,” kata Apriyani.
Setelah ini, perjalanan mereka direncanakan berlanjut ke Swiss Terbuka yang akan berlangsung 19-24 Maret. Mereka menjalani tur di Eropa dengan target untuk menumbuhkan kembali semangat kompetitif setelah melewatkan dua turnamen besar pada Januari karena cedera lutut kanan Apriyani. Sebelum bermain di Perancis Terbuka dan All England, Apriyani/Fadia baru bermain di Indonesia Masters dan kalah pada babak pertama.
Pada turnamen Orleans Masters di Perancis, ganda campuran Indoneisa, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, melaju ke perempat final. Pasangan yang ditempatkan sebagai unggulan pertama itu mengalahkan pemain Jerman, Malik Bourakkadi/Leona Michalski, 21-13, 21-16.
Rinov/Pitha diturunkan di Orleans Masters yang berlevel lebih rendah dibandingkan All England dengan target bisa juara. Jika target tersebut tercapai, mereka bisa mendapat 7.000 poin ranking agar bisa memperbaiki posisi dalam daftar peringkat kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Saat ini, Rinov/Pitha berada di posisi ke-17 dan harus naik, minimal, ke posisi ke-13 agar Indonesia mendapatkan satu tiket ganda campuran Olimpiade.