Hanya Dua Wakil Indonesia yang Lolos ke Perempat Final Perancis Terbuka
Indonesia mendapat banyak kekalahan dibanding kemenangan di Perancis Terbuka. Hanya dua wakil lolos ke perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
PARIS, KAMIS — Masa persiapan sekitar sebulan menuju Perancis Terbuka tak begitu berdampak positif bagi sebagian besar atlet Indonesia. Dari 13 wakil, hanya ada dua wakil ”Merah Putih” yang akan tampil pada perempat final di arena yang akan menjadi tempat persaingan atlet bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024 itu.
Empat wakil tersingkir pada babak kedua di Adidas Arena, Paris, Kamis (7/3/2024) malam hingga Jumat dini hari waktu Indonesia. Adapun pada babak pertama, Indonesia kehilangan tujuh wakil.
Padahal, untuk menuju Perancis Terbuka Super 750, 5-10 Maret, yang akan diikuti All England Super 1000 pada pekan berikutnya, atlet-atlet senior telah menjalani persiapan sekitar sebulan. Turnamen terakhir yang diikuti adalah Indonesia Masters di Jakarta pada pekan terakhir Januari. Namun, hampir semuanya tersisih pada dua babak awal.
Kekalahan pada babak kedua dialami Gregoria Mariska Tunjung dan Anthony Sinisuka Ginting pada nomor tunggal. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja juga kalah.
Mereka yang masih bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan dalam masa kualifikasi Paris 2024 ini hanyalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Pada perempat final yang berlangsung Sabtu dini hari waktu Indonesia, Chico akan melawan unggulan keempat asal Denmark, Anders Antonsen. Antonsen memiliki dua gelar juara pada awal 2024 ini, yaitu dari Malaysia Terbuka Super 1000 dan Indonesia Masters.
Sementara Fajar/Rian akan berhadapan dengan Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan. Ganda putra Taiwan itu membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan kedua asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang, pada babak kedua. Mereka pun mengalahkan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana pada babak pertama. Sebelum tiba di Paris, Lee/Yang menjuarai Jerman Terbuka.
”Melawan Lee/Yang, kami harus waspada karena mereka on fire. Mereka punya kecepatan dan kekuatan yang sangat baik, itu yang harus bisa kami redam,” kata Fajar.
Hasil yang didapat skuad bulu tangkis Indonesia di Perancis ini tak ubahnya seperti tur Asia yang berlangsung pada Januari. Mereka semakin tertinggal dari China, Korea Selatan, dan Jepang sebagai tiga kekuatan utama dunia.
China memiliki enam gelar dari Malaysia Terbuka, India Terbuka, dan Indonesia Masters. Adapun Korea dan Jepang masing-masing dengan dua gelar dan Indonesia dengan satu gelar juara dari Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di Indonesia Masters.
Pemain utama, seperti Anthony, Jonatan Christie, dan Gregoria, tak diikutsertakan dalam Kejuaraan Asia Beregu di Malaysia yang merupakan kualifikasi Piala Thomas dan Uber, pada Februari. Mereka difokuskan menjalani tur Eropa. Namun, performa di Paris tak sesuai dengan persiapan.
Anthony kalah dari Loh Kean Yew dengan skor 16-21, 21-18, 16-21. ”Saya sudah mencoba semaksimal yang saya bisa dan hasilnya kurang memuaskan, tetapi dari segi performa di turnamen ini, saya cukup senang. Tampil naik-turun di lapangan masih ada dan itu harus saya perbaiki untuk ke depannya,” komentar Anthony.
Gregoria kalah dari Aya Ohori (Jepang) dalam dua pertemuan terakhir setelah selalu menang pada dua pertemuan pertama. Tunggal putri nomor satu Indonesia itu kalah 17-21, 16-21. Ohori adalah pemain yang memupus harapan Gregoria mendapat medali Asian Games Hangzhou 2022 karena mengalahkannya di perempat final. Padahal, jika menang, Gregoria minimal akan mendapatkan perunggu.
Melawan Lee/Yang, kami harus waspada karena mereka on fire. Mereka punya kecepatan dan kekuatan yang sangat baik, itu yang harus bisa kami redam.
”Saya seharusnya bisa bermain lebih baik, tetapi sulit keluar dari tekanan. Strategi lawan membuat saya kewalahan,” kata Gregoria.
Sementara upaya Apriyani untuk melepaskan trauma setelah cedera lutut hanya memberi hasil hingga babak kedua karena kalah dari Li Wen Mei/Liu Xuan Xuan. Setelah mengalahkan unggulan ketiga, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, dalam tiga gim pada babak pertama, Apriyani/Fadia kembali harus bermain tiga gim dengan skor 12-21, 21-15, 14-21.
Apriyani menuturkan, pada gim penentuan, mereka tak konsisten bermain seperti pada gim kedua. Meski demikian, dia membawa pelajaran positif untuk tampil di All England dan Swiss Terbuka, yaitu melepaskan trauma karena cedera dan secara perlahan mendapatkan kembali aura kompetitifnya.
Sementara itu, beberapa kejutan pada babak kedua terjadi dengan tersingkirnya pemain-pemain unggulan asal China. Selain Liang/Wang, kekalahan juga dialami unggulan ketiga tunggal putra, Li Shi Feng, dari pemain India, Lakhsya Sen. Unggulan kelima ganda putri, Zhang Shu Xian/Zheng Yu, juga tersingkir. Demikian pula unggulan kedelapan ganda putra, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi.