Pada pertandingan di Adidas Arena, Paris, Perancis, Selasa (5/3/2024), Apriyani/Fadia mengalahkan unggulan ketiga asal Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, dengan skor 14-21, 21-17, 21-8. Hanya beberapa menit setelah itu, Anthony menang atas Weng Hong Yang (China), 7-21, 21-18, 21-15.
Meski Apriyani/Fadia tak berstatus unggulan, pertemuan dengan Kim/Kong bisa dikatakan sebagai salah satu big match pada babak pertama turnamen berlevel Super 750 yang berlangsung 5-10 Maret tersebut. Laga itu menjadi persaingan antara dua ganda putri ranking sepuluh besar dunia, Apriyani/Fadia di peringkat kesembilan dan Kim/Kong pada posisi keempat.
Saya mencoba tidak memikirkan kaki saya, hanya berpikir bahwa saya harus bertanding dan kaki saya sudah sehat.
Turnamen BWF World Tour berlevel Super 1000, 750, 500, dan 300 menggunakan persaingan sistem gugur dengan 32 peserta dalam undian setiap nomor. Di antara 32 wakil itu, delapan pemilik ranking tertinggi berstatus sebagai unggulan. Untuk Super 500 dan 300, empat wakil pada setiap nomor adalah pemain yang lolos dari babak kualifikasi.
Berbeda dengan status Apriyani/Fadia, Anthony merupakan unggulan kelima tunggal putra. Meski demikian, statistik pertemuannya dengan Weng cukup buruk, yaitu 0-4.
Weng adalah tunggal putra nomor tiga China di bawah Shi Yu Qi dan Li Shi Feng, tetapi permainannya sangat menyulitkan Anthony. Setelah selalu kalah dalam empat pertemuan, tiga di antaranya terjadi pada 2023, Anthony hampir kalah untuk lima kali beruntun. Pemain Indonesia ranking kelima dunia itu tertinggal 7-11, lalu 14-17 pada gim kedua setelah kehilangan gim pertama.
Kedua pemain memiliki karakter permainan yang hampir sama, yaitu bermain agresif dalam tempo cepat. Keduanya juga memiliki keistimewaan pukulan yang tricky, yaitu pukulan yang arahnya bisa mengecoh lawan.
Saat mengembalikan servis, misalnya, Anthony mengecoh Weng dengan pukulan net. Gerakan tubuh Anthony mengarah ke sisi kiri Weng, padahal dia mengarahkan pukulan ke sisi kanan lawannya itu. Weng juga beberapa kali membuat Anthony harus tiba-tiba mengubah arah lari ketika mengejar kok di dekat net.
Walaupun setara dalam kemampuan, momen hampir kalah Anthony terjadi karena dia kalah dalam akurasi pukulan. Setelah mendapat poin dengan susah payah, dia kehilangan poin berikutnya hanya dalam dua atau tiga pukulan.
”Pada gim pertama, permainan saya tidak berkembang, serba salah mau bermain seperti apa. Di gim kedua, saya tidak mau menyerah begitu saja dan terus mencari solusi untuk dapat strategi yang tepat. Setelah interval, saya mulai menemukan polanya dan berhasil sampai akhir,” komentar Anthony, yang akan melawan Loh Kean Yew dari Singapura pada babak kedua.
Apriyani kalahkan keraguan
Kemenangan pada babak pertama juga sangat berarti bagi Apriyani. Setidaknya, dia memperlihatkan ikhtiarnya menghilangkan rasa takut bertanding akibat cedera.
Cedera kaki kanan Apriyani awalnya muncul ketika bermain pada All England 2022 bersama Greysia Polii. Cedera itu pula yang menunda debutnya bersama Fadia pada tahun tersebut hingga mereka baru bertanding di turnamen BWF di Indonesia Masters, pada Juni.
Puncak rasa sakitnya terjadi di Asian Games Hangzhou 2022, yang berlangsung Oktober 2023 karena pandemi Covid-19, hingga tak bisa menyelesaikan babak kedua. Sebelum itu, Apriyani/Fadia juga beberapa kali mundur di tengah pertandingan karena cedera.
Seusai Asian Games, Apriyani/Fadia kembali bertanding di tur Eropa dengan hasil semifinal Perancis Terbuka dan final Hylo Terbuka. Namun, seiring itu pula, cederanya tak bisa lagi ditoleransi. Apriyani/Fadia mundur pada babak kedua China Masters, setelah menang WO pada babak pertama, lalu sekali menang dan dua kali kalah pada turnamen akhir tahun, Final BWF World Tour.
Perjalanan pada 2024 diawali dengan kekalahan pada babak pertama Indonesia Masters dari Debora Jille/Cheryl Seinen (Belanda). Menjelang dan setelah turnamen itu, Apriyani belum bisa menghilangkan trauma atas cedera meski telah menjalani pengobatan pada Desember 2023 yang membuat rasa sakitnya hilang.
Seperti diceritakannya dalam persiapan tur ke Eropa, dia ketakutan karena baru pertama kali mengalami cedera yang berdampak panjang. Apriyani takut tak bisa mendapatkan kembali momen-momen positif yang sebagian besar diraihnya bersama Greysia, salah satunya saat meraih emas Olimpiade Tokyo 2020.
Dia pun takut pertandingan yang menuntut gerakan dengan intensitas tinggi akan membuat cederanya bertambah parah. Padahal, seperti diceritakan pelatih ganda putri, Eng Hian, Apriyani sudah bisa berlatih dengan normal, termasuk melakukan jump smash berulang tanpa masalah.
Untuk memunculkan keyakinannya kembali ke arena pertandingan, Greysia turut menyemangati, selain Fadia yang selalu berada di sisinya. Greysia menjadi tempat curhat Apriyani. Maka, tur Eropa (Perancis Terbuka, All England, dan Swiss Terbuka) yang dijalani sepanjang Maret ini menjadi ujian keberanian bagi Apriyani.
”Saya mencoba tidak memikirkan kaki saya, hanya berpikir bahwa saya harus bertanding dan kaki saya sudah sehat. Selain itu, Fadia juga selalu mendukung dan meyakinkan saya,” tutur Apriyani, yang akan melawan Li Wen Mei/Liu Xuan Xuan (China) pada babak kedua.
Eng Hian pun berharap Apriyani bisa membangun kembali kepercayaan dirinya. ”Semoga performanya bertambah baik dalam setiap pertandingan,” katanya.
Kemenangan pada babak pertama juga didapat Gregoria Mariska Tunjung. Dia menambah keunggulannya atas Kim Ga-eun (Korea Selatan) menjadi 8-0 dengan kemenangan 21-16, 12-21, 21-14.
Sementara Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari kembali mendapat hasil buruk dalam upaya lolos ke Olimpiade Paris 2024. Setelah tersingkir pada babak kedua Jerman Terbuka, pekan lalu, mereka kalah pada babak pertama di Paris dari pasangan Jepang, Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo. Rinov/Pitha kehilangan kesempatan menang saat mendapat match point pada skor 20-19 di gim ketiga hingga kalah 22-20, 19-21, 20-22.