”Comeback” Djokovic di Indian Wells Dihentikan Penggemarnya
Djokovic tersingkir pada babak ketiga Indian Wells Masters. Dia kalah dari petenis muda Italia berstatus ”lucky loser”.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, SENIN — Untuk pertama kali sejak 2019, Novak Djokovic tampil dalam turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells. Namun, langkahnya dihentikan Luca Nardi, petenis muda Italia berstatus lucky loser yang juga merupakan penggemar Djokovic.
Kekalahan itu terjadi di Indian Wells Tennis Garden, California, AS, pada babak ketiga, Senin malam waktu setempat atau Selasa (12/3/2024) siang waktu Indonesia. Djokovic kalah dari petenis berusia 20 tahun tersebut dengan skor 4-6, 6-3, 3-6.
Partisipasi Djokovic dalam turnamen ATP Masters 1000 pertama pada 2024 ini terjadi setelah terakhir kali tampil tahun 2019. Pada tahun berikutnya, Indian Wells Masters tak digelar karena pandemi Covid-19. Adapun pada 2021 hingga 2023, Djokovic tak bisa menjadi peserta karena tak memenuhi syarat memasuki wilayah AS, yaitu pernah divaksinasi Covid-19.
Meski demikian, antuasiasme tunggal putra nomor satu dunia itu tak membuatnya bisa bertahan lama di Indian Wells kali ini. Dia tak bisa mengulang prestasi pada 2008, 2011, 2014-2016, ketika menjadi juara.
Meskipun unggul pada sebagian besar indikator statistik pertandingan, Djokovic kalah dalam kecepatan dan akurasi servis pertama. Nardi melancarkan servis pertama hingga kecepatan maksimal 207 kilometer per jam, sedangkan Djokovic dengan 205 km per jam. Dengan servis itu, Nardi membuat enam as, adapun Djokovic empat as.
Nardi berhasil menekan Djokovic dengan taktiknya lebih sering bergerak ke depan net. Dia menghasilkan 19 poin dari 27 pukulan net (70 persen), sedangkan Djokovic mendapat 12 poin dari 20 pukulan net (60 persen).
Kekalahan tersebut membuat Djokovic belum mendapat gelar juara pada 2024 setelah kalah pada semifinal Grand Slam Australia Terbuka. Saat itu, petenis berusia 36 tahun ini kalah dari petenis muda Italia, Jannik Sinner.
Prestasi Nardi memang terpaut jauh dengan Sinner yang memiliki 12 gelar juara, termasuk satu dari Grand Slam dan dua dari turnamen Masters 1000 dalam usia 22 tahun. Adapun Nardi adalah petenis ranking ke-123 dunia yang belum pernah menjuarai turnamen profesional.
Ini adalah pengalaman luar biasa bagi petenis muda seperti saya. Saya mempunyai poster Novak di kamar, jadi Anda bisa memahami arti kemenangan ini bagi saya.
Meski demikian, kehadiran petenis-petenis berusia di bawah 23 tahun, termasuk Carlos Alcaraz dan Holger Rune, bisa dinilai lebih berbahaya dibandingkan generasi sebelum mereka, di antaranya Daniil Medvedev, Stefanos Tsitsipas, dan Alexander Zverev.
Alcaraz dan Rune seusia dengan Nardi. Alcaraz bahkan mempunyai dua gelar Grand Slam, yaitu dari AS Terbuka 2022 dan Wimbledon 2023, dan pernah menempati ranking teratas dunia.
Nardi, yang belum pernah tampil pada babak utama Grand Slam, baru kali ini berjalan cukup jauh dalam turnamen Masters 1000. Pada babak keempat, dia akan berhadapan dengan petenis tuan rumah, Tommy Paul.
Nardi tampil di Indian Wells Masters 2024 dengan status sebagai petenis lucky loser. Dia seharusnya tak lolos ke babak utama setelah tersingkir pada babak kualifikasi dari David Goffin. Namun, keberuntungan datang ketika petenis unggulan ke-30, Thomas Etcheverry, batal tampil. Nardi pun menggantikan tempat petenis Argentina itu dan mendapat bye di babak pertama.
Dia pun begitu antusias ketika mengetahui akan berhadapan dengan Djokovic pada babak ketiga. Keberuntungannya berlanjut karena Djokovic adalah petenis idolanya.
Nardi bahkan memasang poster Djokovic di pintu kamarnya sejak berusia delapan tahun. Apalagi, musim kompetisi 2011, ketika Nardi berusia delapan tahun, adalah salah satu musim terbaik Djokovic karena dia menjuarai tiga Grand Slam dan lima Masters 1000.
”Ini adalah pengalaman luar biasa bagi petenis muda seperti saya. Saya mempunyai poster Novak di kamar, jadi Anda bisa memahami arti kemenangan ini bagi saya,” komentar Nardi dalam laman resmi ATP.
Dari pertemuan pertamanya dengan Djokovic yang berlangsung 2 jam 20 menit, Nardi melihat langsung dan belajar dari sekian banyak kelebihan pemilik 24 gelar Grand Slam itu. ”Dia bergerak sangat baik, sangat dinamis dan fleksibel. Saya juga menyukai mentalitasnya, dia selalu fokus dan berusaha agar lawan tak tahu apa yang dia pikirkan,” tutur Nardi.
Selain dari Djokovic, tentu saja Nardi terinspirasi rekan senegara, Sinner. Dia menonton semua pertandingan Sinner di Australia Terbuka, termasuk ketika mengalahkan Djokovic di semifinal.
”Tentu saja apa yang dicapai Sinner menjadi motivasi bagi saya. Saya tak memiliki ekspektasi besar untuk saat ini, tetapi saya akan selalu berusaha sebaik mungkin sejak latihan,” kata Nardi.
Petenis unggulan sepuluh besar lainnya bertahan meski mendapat perlawanan ketat dari lawan. Mereka adalah Rune (7), Casper Ruud (9), dan Daniel Medvedev (4).
Pada bagian putri dalam persaingan level WTA 1000, kemenangan pada babak ketiga didapat juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka, atas Emma Raducanu dengan skor 6-3, 7-5. Unggulan ketiga, Cori ”Coco” Gauff juga melaju ke babak keempat setelah mengalahkan Lucia Bronzetti, 6-2, 7-6 (5). (REUTERS)