Pelari jarak jauh Odekta Elvina Naibaho akan fokus pada irama larinya agar tiba di garis finis, Olimpiade Paris.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Bagi pelari jarak jauh seperti Odekta Elvina Naibaho, mengatur irama lari bukan pekerjaan asing. Odekta berpengalaman mengatur irama lari agar tidak terhasut para pesaing dan bisa menginjakkan kaki di finis. Namun, Odekta kini menghadapi tantangan berupa irama lari yang dibayangi dilema antara keinginan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 dan persiapan yang singkat.
Seperti atlet pada umumnya, Odekta bermimpi tampil di Olimpiade. Akan tetapi, kegusaran sempat terlihat di wajahnya, Sabtu (9/3/2024) pagi, saat ditanya persiapan untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Persiapan sebenarnya terlalu singkat. Namun, sebagai atlet, saya harus berusaha untuk memaksimalkan kesempatan yang telah diberikan meski kondisi tidak terlalu ideal.
Seperti kebiasaannya ketika berlari, Odekta lantas menyunggingkan senyum. Dengan cepat, ia menyeka kegusaran itu. Pelari asal Soban, Siempat Nempu, Dairi, Sumatera Utara, ini lalu menjawab pertanyaan dengan raut bahagia. Walakin, dia juga tak memungkiri ada yang mengganggu pikirannya jika ditanya soal Olimpiade.
”Persiapan sebenarnya terlalu singkat. Namun, sebagai atlet, saya harus berusaha untuk memaksimalkan kesempatan yang telah diberikan meski kondisi tidak terlalu ideal,” tutur Odekta di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Odekta bersama sprinter Lalu Muhammad Zohri akan dikirim untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Kedua atlet atletik ini dipilih karena memiliki waktu paling mendekati syarat limit untuk menembus panggung tertinggi tersebut.
Odekta akan mengikuti satu ajang kualifikasi, yaitu Daegu Marathon di Daegu, Korea Selatan, 7 April 2024. Akan tetapi, pemusatan latihan nasional baru digelar intensif selama dua bulan. Padahal, menurut Odekta, persiapan ideal untuk lomba maraton ialah enam bulan.
Artinya, Odekta akan berlari di kualifikasi setelah persiapan dua bulan. Jika tiket Olimpiade berhasil diraih, Odekta hanya punya waktu 3-4 bulan menyiapkan diri berlomba di Paris.
Di tengah persiapan singkat itu, Odekta dan belasan atlet atletik lain, seperti Agus Prayogo, Ricky Simbolon, dan Robi Sianturi, diundang untuk menyaksikan time trial Zohri di Stadion Madya GBK. Mereka duduk di tribune menyaksikan aksi Zohri di tengah hujan.
Odekta senang bisa mendukung langsung Zohri. Atlet berusia 32 tahun ini pun menjadi orang pertama yang bertepuk tangan ketika Zohri menyelesaikan lintasan 100 meter dengan waktu 10,54 detik. Namun, kehadiran Odekta hari itu juga berati dia harus melewatkan sesi latihannya.
”Saya akhirnya cuma lari ringan saja di seputaran GBK tadi subuh,” ujar Odekta yang selama ini berlatih di Bandung, Jawa Barat.
Odekta juga tidak akan dikirim untuk mengikuti pemusatan latihan di luar negeri seperti Zohri. Mulai pertengahan Maret, Zohri akan berlatih di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, sebagai persiapan kualifikasi Olimpiade.
Padahal, Odekta terbukti berhasil menunjukkan performa apik setelah mengikuti pemusatan latihan di Tianjin, China, sebulan sebelum Asian Games Hangzhou 2022. Selama di sana, Odekta dan atlet atletik lain mendapatkan fasilitas latihan, tempat tinggal, dan nutrisi yang mumpuni. Cuacanya pun kondusif sehingga latihan bisa semakin optimal.
Agus Prayogo, pelari jarak jauh putra, pernah mengatakan, pemusatan latihan di luar negeri membuat para atlet bisa fokus berlatih. Mereka tidak terganggu kegiatan lain. Meski tak berbuah medali, pelatihan intensif di China menghasilkan rekor terbaik personal atau personal best baru bagi Agus dan Odekta di Asian Games Hangzhou 2022.
Agus menyelesaikan lomba itu dengan waktu 2 jam 20 menit 53 detik. Capaian itu lebih tajam sekitar 1 menit dari rekor personal sebelumnya dengan 2 jam 21 menit 09 detik yang diukir dalam kejuaraan di Gold Coast, Australia, 3 Juli 2016.
Adapun Odekta menyelesaikan lomba dengan waktu 2 jam 37 menit 51 detik. Artinya, catatan waktu itu sekitar 10 menit lebih tajam dari rekor personal sebelumnya, 2 jam 48 menit dan 14 detik, saat meraih emas SEA Games Kamboja 2023 pada 6 Mei 2023.
Untuk bisa menembus Olimpiade, Odekta butuh mempertajam lagi waktunya sekitar 11 menit. Limit untuk maraton putri ialah 2 jam 26 menit 50 detik.
Pelatih lari jarak jauh Indonesia, Wita Witarsa, mengatakan, perjalanan Odekta untuk bisa lolos Olimpiade memang tidak akan mudah. Di atas kertas, berat bagi Odekta untuk mengejar catatan waktu limit. ”Namun, tentu kami akan berusaha memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mempersembahkan hasil terbaik,” ucapnya.
Di SEA Games Vietnam 2021, Odekta meraih medali emas nomor lari maraton. Capaian itu merupakan buah dari fokusnya pada irama langkah sendiri. Odekta tidak mau mengulangi kejadian di SEA Games Filipina 2019 saat tak bisa menahan ego dan terbawa irama langkah pesaing. Alhasil, dia tumbang 600 meter jelang finis meski memimpin perlombaan sejak awal.
Pada kualifikasi bulan depan, Odekta mau tidak mau harus menggunakan cara yang sama. Odekta akan menganggap bayang-bayang persiapan singkat sebagai pesaing yang bisa membuyarkan irama larinya. Dia akan fokus berlari dengan ritmenya sendiri agar bisa sampai pada garis finis, yakni lolos ke Paris.