Kuartet Pemain ”Versatile” Kunci Indonesia
Eksperimen Shin Tae-yong untuk empat pemain amat krusial bagi performa Indonesia di Piala Asia 2023.
Performa apik tim nasional Indonesia yang menembus fase gugur Piala Asia untuk kali pertama tidak lepas dari kecerdikan Pelatih Shin Tae-yong. Juru taktik asal Korea Selatan itu memberikan peran besar kepada empat pemain yang menjadi tulang punggung performa “Garuda“ di Qatar 2023.
Pemain pertama yang bermain di luar posisi murninya adalah Rafael Struick. Kemampuan murni pemain berusia 20 tahun itu adalah bermain di sisi sayap. Penyerang sayap atau gelandang sayap adalah pos permainan yang telah diemban Rafael sejak bermain di tim yunior klub Belanda, ADO Den Haag.
Namun, ia memiliki peran berbeda di tim nasional Indonesia. Rafael ditempatkan sebagai penyerang tengah oleh Shin. Sebelum tampil di Piala Asia 2023, Rafael telah dicoba untuk bermain lebih di tengah dan lebih sering berkeliaran di sepertiga akhir pertahanan lawan.
Ia menjalani peran itu ketika membantu tim U-23 Indonesia merebut tiket Piala Asia U-23 2024. Pada dua performa kontra Taiwan dan Turkmenistan di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, September 2023, Rafael bermain apik dengan menyumbang sebuah gol.
Baca juga: Saatnya ”Garuda” Menatap Asia
Dalam empat laga Piala Asia 2023, Rafael menunjukkan peran besarnya dalam permainan Indonesia. Kemampuan mobilitasnya yang tinggi membantu rekan setimnya untuk mendapat ruang di zona pertahanan lawan, lalu Rafael juga mampu mempertahankan bola dengan baik sehingga bertugas krusial dalam proses transisi serangan balik tim ”Garuda”.
Jangan dilupakan pula, etos kerja Rafael yang bersedia turun menjemput bola ketika tim bertahan juga amat penting. Laga melawan Jepang dan Australia menunjukkan Rafael juga tidak segan menjadi bek pertama yang mengejar bola dan melakukan pressing ketika lawan tengah membangun serangan dari lini belakang.
Pada duel kontra Australia, Rafael mencatatkan 100 persen operan akurat. Ia juga memenangi lima duel perebutan bola. Terkait perannya di timnas, Rafael mengatakan, dirinya masih perlu banyak meningkatkan diri untuk bermain sebagai penyerang.
”Sejatinya saya adalah pemain sayap, tetapi saya mulai terbiasa main sebagai penyerang. Saya sangat mengapresiasi kepercayaan pelatih (Shin) kepada saya dan saya terus belajar di posisi itu agar bisa selalu memberikan 100 persen kemampuan,” kata Rafael seusai laga Indonesia kontra Australia, Minggu (28/1/2024), di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan.
Rafael perlu meningkatkan insting golnya di depan gawang untuk menyempurnakan kemampuannya sebagai penyerang. Dengan pengalaman penting di Piala Asia, itu akan membantunya untuk semakin berkembang. Sebab, pada akhirnya, penyerang dinilai dari gol-golnya.
Baca juga: Pengalaman Penting Indonesia untuk Naik Kelas
Di lini serang, Marselino Ferdinan juga menjalani dua posisi berbeda selama tampil di Piala Asia 2023. Ia memulai laga sebagai pemain sayap kiri pada duel melawan Irak dan Australia, kemudian bermain di pos murni sebagai gelandang pada pertandingan kontra Vietnam dan Jepang.
Pemain termuda di skuad Indonesia itu menunjukkan potensi besarnya guna menjadi pemain tak tergantikan di lapangan tengah Garuda. Ia memberikan keseimbangan ketika tampil di jantung permainan bersama Ivar Jenner. Marselino pun mampu lebih ganas untuk mengancam pertahanan lawan ketika diberi kepercayaan tampil di sisi luar lapangan.
Satu gol ke gawang Irak dan satu umpan kunci saat menghadapi Australia adalah bukti ia tidak kagok main di posisi baru. Improvisasi Marselino dengan berani melakukan dribel untuk mengecoh dan melewati lawan adalah bekalnya tampil sebagai pemain sayap.
Marselino menyebut pengalaman tampil di panggung sepak bola terakbar Asia memberinya banyak pelajaran untuk meningkatkan kemampuannya. ”Terutama, saya harus lebih cepat dalam pengambilan keputusan,” kata Marselino ketika disinggung kemampuan yang perlu ditingkatkannya setelah tampil di Piala Asia.
Baca juga: Jumpa Australia, Indonesia Melawan Kemustahilan
Pemain bertahan
Selain dua pemain menyerang itu, Shin juga melakukan eksperimen krusial untuk mengubah posisi dua pemain bertahan. Mereka adalah Justin Hubner dan Sandy Walsh.
Justin, yang berposisi murni sebagai bek tengah, diturunkan sebagai gelandang ketika menghadapi Irak dan Australia. Meski sempat memulai posisi anyar itu dengan buruk ketika menjalani uji coba melawan Libya di Turki, Justin membuktikan dirinya adalah pemain penting di bawah kendali Shin.
Ia tidak canggung bahu-membahu dengan Ivar Jenner untuk menutup ruang di sepertiga lapangan tengah Indonesia. Semakin bertambahnya jam terbang, Justin juga membuktikan dirinya bisa tampil semakin baik sebagai gelandang.
Itu ia tampilkan ketika memberikan satu umpan kunci dan sebuah sepakan tepat sasaran ketika menghadapi Australia. Tembakan kaki kiri Justin dari luar kotak penalti pada menit ke-23 adalah satu-satunya peluang Indonesia yang memaksa kiper Australia, Matthew Ryan, melakukan penyelamatan.
Baca juga: Mematahkan Sayap-sayap Australia
”Saya terus belajar untuk menutup kekurangan. Saya tertantang untuk menjawab kepercayaan baru dari pelatih,” kata Justin yang bermain untuk Wolverhampton Wanderers di Liga Inggris.
Tak ketinggalan, Sandy juga bermain sangat baik selama tampil di Qatar. Sempat dicoba beberapa kali sebagai gelandang jangkar dalam sejumlah laga uji coba selama 2023, Sandy membuktikan dedikasi besarnya untuk Garuda. Ia tampil brilian untuk menempati salah satu posisi bek tengah di formasi 3-4-3.
Debut Piala Asia ketika melawan Vietnam, Sandy langsung mempersembahkan clean sheet atau nirbobol satu-satunya untuk Indonesia di Piala Asia 2023. Ia bermain kokoh sebagai bek, lalu bisa juga berperan sebagai ball playing defender untuk membantu suplai operan progresif ke lini serang.
Keberadaan Sandy di bek tengah sisi kanan juga membantu tugas bertahan bek sayap, Asnawi Mangkualam. Ketika Asnawi kerap telat turun saat lawan melakukan transisi serangan balik, Sandy sudah menutup ruang yang ditinggalkan Asnawi.
Baca juga: Perjuangan demi Menjadi Saksi Laga Bersejarah ”Garuda”
Dalam proses menyerang, Sandy juga bisa membantu Asnawi dan Yakob Sayuri untuk membangun serangan dari sisi kanan. Sebagai pemain yang murni berposisi bek sayap kanan, Sandy memiliki kemampuan membaca permainan yang baik. Itu membantunya menghadirkan keputusan yang tepat untuk tetap di belakang atau membantu serangan tim.
”Bermain sebagai bek (tengah) bukan hal asing bagi saya. Terpenting, saya bisa memberikan bantuan secara maksimal untuk tim,” ucap Sandy yang mencetak gol ke gawang Jepang.
Bisa dibayangkan potensi besar skuad muda Garuda yang menampilkan performa apik selama Piala Asia 2023. Mereka tidak gentar menghadapi tim-tim kuat Asia yang juga penantang kuat juara Piala Asia, seperti Irak, Jepang, dan Australia.
Meski masih banyak kekurangan akibat minimnya pengalaman, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk bangun dari tidur panjang dalam persaingan di Asia.