Ducati berpotensi kehilangan pebalap papan atasnya di akhir musim MotoGP 2024 karena kontrak semua pebalapnya berakhir.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BOLOGNA, RABU — Ducati yang mendominasi MotoGP dalam dua musim terakhir, dengan delapan pebalap yang memacu Desmosedici GP, akan menjalani musim krusial pada 2024 ini. Tantangan yang dihadapi oleh tim asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, itu tidak hanya mempertahankan gelar juara pebalap dan konstruktor, tetapi juga memastikan para pebalap top mereka tidak lepas. Semua pebalap Ducati akan habis kontraknya di akhir musim 2024.
”Para pebalap top tidak memiliki kontrak untuk 2025, mereka semua berakhir pada 2024, termasuk Pecco (sapaan Francesco Bagnaia). Saya yakin, prioritas Ducati akan memperbarui itu. Dia dua kali juara dunia, pebalap yang super kencang dan dia juga mampu mengatasi situasi yang sangat serius setelah kecelakaan (di Barcelona),” ujar Paolo Ciabatti, mantan Direktur Olahraga Ducati Corse yang kini menjadi Manajer Umur Offroad Ducati Corse.
Kondisi itu membuat bursa pebalap sangat terbuka dan proses negosiasi akan intens di sepanjang musim ini. Para pebalap yang mengincar posisi tim pabrikan Ducati, seperti Jorge Martin dan Marco Bezzecchi, akan berjuang keras menunjukkan kemampuan mereka. Demikian juga dengan para pebalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini, yang posisinya diinginkan oleh para pebalap lain.
”Menurut saya, bursa cukup terbuka. Sepertinya akan sulit semua pebalap bisa tetap bersama Ducati pada 2025. Jorge (Martin) juga sudah mengatakan itu dengan cukup jelas bahwa jika dia tidak bisa bergabung dengan tim resmi, dia akan melihat apakah ada peluang-peluang lain, tetapi itu tergantung dari kemampuan bersaing setiap pabrikan,” ujar Ciabatti kepada Marca saat berada di ajang Reli Dakar.
”Jika Anda memberi para pebalap motor yang bisa menang meskipun mereka tidak di tim resmi, akan memiliki peluang bagus untuk dipilih. Ini akan menarik, saya akan melihat itu sedikit dari luar, tetapi selalu terlibat sedikit karena balapan ada di hati saya,” kata Ciabatti.
Saat ini, baru Bagnaia yang posisinya bisa dikatakan aman karena Ducati berkeinginan besar mempertahankan juara MotoGP 2022 dan 2023 itu. Hal ini menyisakan satu tempat di tim pabrikan Ducati, yang akan diperebutkan oleh Bastianini, Martin, dan Bezzecchi. Ketiga pebalap itu menegaskan keinginan besar mereka untuk menjadi pebalap pabrikan pada musim 2025. Bahkan, Martin yang menjadi runner-up MotoGP 2023 berpotensi pindah ke tim pabrikan lain jika tidak dipromosikan dari tim satelit Pramac Racing.
Saat ini, baru Bagnaia yang posisinya bisa dikatakan aman karena Ducati berkeinginan besar mempertahankan juara MotoGP 2022 dan 2023 itu.
”Prioritas 100 persen saya untuk 2025 adalah tim resmi. Tujuan saya adalah tim resmi Ducati karena ini pabrikan di mana saya berada, saya tahu motornya dan saya memiliki banyak gambaran di pabrikan ini,” kata Martin kepada media Spanyol, AS.
”Namun, jika mereka tidak menginginkan saya atau memahami bahwa saya bukan yang terbaik, saya akan mencari yang lain,” kata Martin.
Dia juga tidak menutup potensi bergabung dengan Honda pada musim 2025 jika pabrikan asal Jepang itu ke depan memiliki motor yang kompetitif.
”Jika saya melihat Honda sedikit lebih baik, atau dalam jangka panjang bisa menjadi proyek kemenangan, itu akan menjadi pilihan bagus. Namun, saat ini bersama Ducati saya bisa lebih menikmati itu,” ujar Martin.
Martin sempat menjadi salah satu kandidat untuk menjadi rekan setim Bagnaia pada musim 2023, menyusul kepindahan Jack Miller ke KTM. Namun, Ducati lebih memilih Enea Bastianini yang dipromosikan dari Gresini Racing.
Pada musim pertamanya sebagai pebalap pabrikan Ducati, Bastianini belum bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya karena mengalami cedera beruntun. Dia pun kini memasuki musim yang sangat krusial untuk menunjukkan bahwa dia bisa kompetitif sehingga tidak kehilangan posisi di tim pabrikan.
Posisi yang kini ditempati Bastianini juga diincar oleh Marco Bezzecchi yang membela tim Pertamina Enduro VR46 Racing. Dia merupakan salah satu pebalap muda yang terus bersinar. Anak didik Valentino Rossi itu juga memiliki mental baja, dengan menjalani balapan dalam kondisi cedera dan mampu meraih hasil solid, yaitu finis di posisi ketiga dalam sprint di Mandalika.
Musim lalu, Bezzecchi menjadi target utama Ducati untuk ditempatkan di Pramac Racing menggantikan Johann Zarco. Jika pindah, dia akan mendapat motor spesifikasi pabrikan. Namun, Bezzecchi menargetkan berada di tim pabrikan, bukan sesama tim independen. Oleh karena itu, dia bertahan di VR46 semusim, dan berusaha mendapatkan tempat di tim pabrikan Ducati pada 2025.
”Saya ingin menjadi pebalap pabrikan untuk Ducati. Ini mimpi saya karena saya sangat menyukai cara kerja mereka. Saya menyukai proyeknya, saya menyukai semuanya,” ujar Bezzecchi kepada Speedweek.
”Saya harus mengatakan bahwa pabrikan-pabrikan lain semakin mendekat dalam hal level, tidak ada lagi kecepatan superior atau yang lainnya. Yang menjadi pembeda adalah kami delapan pebalap yang sangat kuat,” ucap Bezzecchi.
”Tentu saja semua pebalap kuat dan jangan salah memahami saya, tetapi delapan pebalap kuat dengan motor yang sama adalah sebuah keuntungan dibandingkan dengan dua pebalap kuat Yamaha, sebagai contoh. Ini wajar. Saya ingin tetap bersama Ducati, tetapi kita lihat saja,” kata Bezzecchi.
Peluang Marquez
Persaingan posisi di tim pabrikan Ducati juga berpotensi melibatkan Marc Marquez yang hanya terikat semusim di Gresini Racing-Ducati. Juara dunia enam kali MotoGP itu berpotensi menjadi salah satu pebalap pabrikan Ducati jika performanya sangat bagus, serta menyetujui kebijakan kontrak Ducati yang tidak akan menawarkan kontrak bernilai fantastis.
”Untuk Marc Marquez, kami akan melakukan penilaian berdasarkan hasil. Namun, dari sudut pandang kami, era kontrak bernilai jutaan dollar sudah berakhir. Fakta bahwa kami adalah pabrikan dengan sepeda motor yang paling diinginkan, memungkinkan kami membuat pertimbangan yang lebih berkelanjutan pada level ekonomi,” kata Ciabatti saat masih menjadi Direktur Olahraga Ducati Corse dikutip Motosprint.
Ducati akan mengamati performa pebalap dalam lima hingga enam seri awal MotoGP 2024 untuk mendapatkan gambaran lebih jelas, siapa saja yang berpotensi berada di tim pabrikan.
Sebelum melakukan itu, Ducati akan meluncuran motor dan tim untuk MotoGP 2024 di resor ski es Madonna di Campiglio, Dolomites, Italia, Senin (22/1). Ducati juga akan mempresentasikan tim Superbike, dan tim serta motor perdana di ajang motokros.