Ketidakberuntungan Darwin Nunez, Keuntungan Liverpool
Darwin Nunez terlihat selalu kurang beruntung di depan gawang. Meskipun begitu, dia tetap membawa keuntungan berlimpah.
LIVERPOOL, KAMIS — Penyerang Darwin Nunez memang belum mampu menjadi mesin gol Liverpool. Dia masih kurang tenang dan sering tidak beruntung di kotak penalti. Namun, kontribusi Nunez jauh lebih besar dari sekadar gol. Dia ibarat penabuh drum dalam musik heavy metal yang dimainkan Manajer Juergen Klopp.
Inefisiensi Nunez sudah menjadi pemandangan lumrah sejak musim lalu. Hal itu kembali terlihat saat Liverpool menaklukkan Fulham 2-1 dalam semifinal pertama Piala Liga di Stadion Anfield, Kamis (11/1/2024) dini hari WIB. Dia membuang peluang saat tinggal berhadapan dengan kiper Bernd Leno di pengujung laga.
Baca juga : Klopp Memantik Imajinasi Liverpool
Tendangan datar Nunez membentur bagian bawah badan Leno. Liverpool pun gagal memperlebar keunggulan. ”Anda tidak bisa lebih tidak beruntung dari dia (Nunez) dalam situasi penyelesaian akhir. Itu seperti tidak mungkin terjadi. Dia sudah melakukan segalanya dengan tepat dan bola masih tidak masuk,” kata Klopp.
Nunez masih tidak bersahabat dengan gol. Dia hanya mencetak satu gol dalam 16 pertandingan terakhir. Jumlah itu sangat minim untuk pemain yang dibeli seharga 64 juta pound sterling dan sempat dibandingkan dengan penyerang Manchester City, Erling Haaland. Mereka sama-sama datang ke Liga Inggris di musim panas 2022.
Haaland sudah menunjukkan kualitasnya sejak menjadi pencetak gol terbanyak liga musim lalu. Begitu pun musim ini, dia sudah menghasilkan 19 gol dari 22 penampilan. Nunez baru mencetak 8 gol dari 30 penampilan. Adapun konversi gol Nunez hanya 12,5 persen, dua kali lipat lebih di bawah Haaland (28 persen).
Meskipun begitu, Nunez membuktikan hal lain di Stadion Anfield pada dini hari tadi. Dia bukan Haaland. Nilai tambahnya bukan sekadar mencetak gol. Penyerang asal Uruguay itu memberikan dimensi yang unik untuk serangan Liverpool, seperti yang terlihat sejak datang dari bangku cadangan versus Fulham.
Baca juga : Liverpool bagai Petinju Ortodoks Tanpa Tangan Kanan
Nunez, bersama Cody Gakpo, masuk pada menit ke-56 saat Liverpool tertinggal 0-1. Permainan tuan rumah yang semula minim imajinasi dan kreativitas mendadak lebih hidup. Nunez terus bergerak mencari peluang di area sentral ataupun sayap. Hingga akhirnya Liverpool berbalik unggul 2-1 dengan sumbangan dua asis Nunez.
Walaupun hanya bermain selama 34 menit, Nunez sukses menjadi pemain paling bersinar di lapangan. Menurut The Athletic, dia memimpin catatan dalam beberapa kategori, seperti kualitas peluang 0,76 expected goals (xG), sentuhan di kotak penalti lawan (12), dan jumlah tembakan (4).
Dia bermain luar biasa. Banyak hal yang saya suka dari permainannya. Kontribusinya bisa dilihat sendiri.
Klopp sampai bingung menjelaskan situasi Darwin. Sang pemain tidak efisien sebagai penyerang, tetapi sangat berdampak karena memberikan banyak nilai tambah. ”Dia bermain luar biasa. Banyak hal yang saya suka dari permainannya. Kontribusinya bisa dilihat sendiri,” ujar sang manajer.
Penabuh drum
Kekuatan terbesar Nunez ada pada kecepatan lari, fleksibilitas, dan keunggulan fisik. Dia merupakan salah satu pelari tercepat di Liga Inggris dengan kecepatan puncak hingga 36,5 kilometer per jam. Uniknya, dia bisa bergerak lincah dan cepat dengan tubuh menjulang setinggi 1,87 meter.
Baca juga : Musuh Masa Lalu Liverpool
Kecepatan dan presensi fisik itu yang membuat pertahanan lawan sangat kewalahan untuk mengatasi pergerakannya. Belum lagi dia cukup piawai dalam dribel dan bisa bermain di seluruh posisi lini serang. Dengan berbagai atribut tersebut, sebenarnya Nunez merupakan penyerang yang lebih komplit ketimbang Haaland.
Klopp pernah mengibaratkan sistem permainannya seperti musik band heavy metal yang bertempo cepat dengan ritme berantakan. Dengan permainan super intens, dia ingin menciptakan kekacauan di sisi lawan, saat menyerang ataupun bertahan. Jika begitu, maka Nunez adalah sosok penabuh drum yang menciptakan atmosfer kacau tersebut.
Alan Shearer, penyerang legendaris tim nasional Inggris, berkata, Nunez hanya perlu terus menjalankan tugasnya sebagai pembuat kekacauan. Tidak perlu memikirkan dan terbebani dengan sumbangan gol. ”Yang saya suka darinya, dia tidak pernah menghindar (saat gagal). Dia selalu mencoba lagi dan lagi,” ujarnya pada BBC Sport.
Baca juga : Liverpool dan Tottenham Paling Dirugikan
Menariknya, Nunez mulai lebih banyak berkompromi dengan penyelesaian akhir yang buruk. Dia sering tidak memaksakan diri saat di posisi kurang baik untuk menembak. Dia lebih dermawan di kotak penalti. Terbukti, sumbangan asisnya (10) meroket musim ini. Dia masuk dalam lima besar pemberi asis terbanyak di liga.
Adapun menurut The Analyst, Nunez merupakan pemain dengan rerata kualitas peluang terbesar kedua di liga (0,70). Hanya kalah dari Haaland (0,81). Hal itu memperlihatkan ketajaman instingnya dalam mencium peluang. Bayangkan, jika hujan peluang tersebut bisa dikonversi Nunez di masa depan. (AP/REUTERS)