Calon Bintang (3): Momen Penaklukan Hwang Hee-chan dan Pembuktian Salem al-Dawsari
Ini tulisan terakhir calon bintang Piala Asia 2023. Persaingan di Grup E dan F akan ditentukan pemain-pemain berpengalaman di level Asia.
Korea Selatan akan sulit dibendung di Grup E. Kualitas bintang-bintang Korsel yang tengah bermekaran di Eropa menjadi modal kuat ”Pasukan Taegeuk” untuk lolos ke fase gugur tanpa hambatan berarti.
Persaingan akan memanas di antara dua tim Timur Tengah, Jordania dan Bahrain, serta satu duta Asia Tenggara, Malaysia. Dengan kehadiran pemain-pemain terbaik di kompetisi domestik, mereka berpeluang menghadirkan kejutan.
Di Grup F, Arab Saudi pun tidak akan menemui aral berarti untuk melaju ke babak 16 besar. Tangan dingin Roberto Mancini adalah jaminan mutu terkaman ”The Falcons” sulit dibendung tiga lawan mereka. Meski begitu, Saudi tetap perlu mewaspadai semangat juang Thailand, Kirgistan, dan Oman untuk mengejar tiket pendamping Saudi ke fase gugur.
Thailand memiliki peluang lebih besar untuk lolos dari fase gugur. Perpaduan bintang Liga Thailand dan sejumlah pemain yang berkarier di Jepang adalah senjata ”Si Gajah Perang” untuk melanjutkan tradisi tampil di babak 16 besar Piala Asia dalam dua edisi beruntun.
Berikut adalah calon bintang dari delapan tim di Grup E dan F:
GRUP E
Korea Selatan: Hwang Hee-chan (penyerang, 27)
Persaingan di Grup E akan menjadi kesempatan Hwang Hee-chan menunjukkan perkembangan positifnya dalam satu tahun terakhir. Berbekal performa apik bersama Wolverhampton Wanderers dengan torehan 10 gol di Liga Inggris musim ini, Hwang diharapkan menularkan ketajamannya itu untuk membawa Korsel menjadi kampiun Asia.
Hwang bisa menjadi alternatif bagi kebergantungan Korsel terhadap sang kapten, Son Heung-min. Keduanya menunjukkan bisa berkolaborasi dalam laga turnamen mayor. Itu terlihat ketika Son menyumbang asis bagi gol Hwang yang memastikan keunggulan Pasukan Taegeuk, 2-1, atas Portugal di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022.
Pemain berjuluk ”Hwangso” itu telah jauh berkembang dalam satu tahun terakhir. Ia bukan lagi penyerang pelapis bagi Wolves. Kini, Wolves bergantung kepada ketajaman dan kecermatan Hwang membaca ruang di jantung pertahanan lawan.
Baca juga: Dilibas Libya, Keraguan Memayungi Pemain Naturalisasi
Di timnas Korsel, Hwang akan mendapat panduan dari legenda Jerman, Juergen Klinsmann. Tidak ada yang meragukan kemampuan Klinsmann untuk menaklukkan pertahanan lawan ketika masih aktif bermain.
Selain itu, Hwang juga bisa mendapat layanan dari pemain-pemain berkualitas Korsel, seperti Son, Lee Kang-in (Paris Saint-Germain) dan Lee Jae-sung (Mainz 05). Dengan kondisi itu, Piala Asia 2023 bisa menjadi kesempatan terbaik Hwang menorehkan performa terbaik di turnamen mayor bersama Pasukan Taegeuk.
Jordania: Ehsan Haddad (bek tengah, 29)
Ehsan Haddad tak bisa dimungkiri adalah pemain tak tergantikan di lini belakang Jordania saat ini. Kemampuan versatile untuk mengisi posisi bek sayap atau bek tengah membuat dirinya menjadi andalan Pelatih Hussein Ammouta.
Posisi utama Haddad adalah bek sayap kanan. Ketangguhannya menjaga sisi luar pertahanan serta membantu serangan dari lini belakang adalah tambahan penting bagi permainan Jordania.
Baca juga: Memori Rival (2): Vietnam, ”Anak Bawang” yang Telah Meninggalkan Indonesia
Besarnya peran Haddad itu diperkuat dengan ban kapten yang melingkar di lengan kanannya. Ia adalah satu-satunya pemain di tim senior Jordania saat ini yang memiliki pengalaman panjang membela tim asal Jazirah Arab itu.
Haddad telah membela tim Jordania mulai dari level terdini, yaitu tim U-16. Secara bertahap, ia membela tim U-19, U-23, lalu senior. Terhitung sejak 2009, pemain setinggi 1,74 meter itu tidak pernah absen mengenakan jersei Jordania setiap tahun.
Di Piala Asia keduanya, Haddad berambisi melampaui capaian lolos ke babak 16 besar pada Uni Emirat Arab (UEA) 2019.
Malaysia: Arif Aiman Hanapi (gelandang sayap, 21)
Arif Aiman Hanapi adalah representasi bagi kebangkitan sepak bola Malaysia bersama Johor Darul Ta’zim (JDT). Meskipun baru berusia 21 tahun, Arif telah kenyang pengalaman bersama JDT, tim penguasa Liga Malaysia dalam satu dekade terakhir.
Sejak menembus tim utama JDT pada 2021, Arif telah berperan bagi raihan 10 gelar domestik JDT, termasuk tiga trofi Liga Super Malaysia. Ia adalah pemain lokal utama JDT di tengah gempuran pemain naturalisasi dan pemain asing yang memperkuat tim milik Putra Mahkota Johor itu.
Dalam tiga musim, Arif selalu bermain minimal 35 pertandingan bersama JDT. Penampilan cemerlangnya di sayap kanan JDT dipertegas dengan koleksi 35 gol dari 112 pertandingan.
Arif juga tak perlu waktu lama untuk menembus tim nasional Malaysia. Ia telah mencatatkan 21 cap dengan koleksi enam gol. Seluruh gol di tim ”Harimau Malaya” tercipta pada 2023.
Selain itu, Arif juga sudah tidak asing bertarung di level Asia. Ia telah membela JDT dalam Liga Champions Asia di tiga musim terakhir. Capaian terbaiknya adalah membantu JDT menembus fase gugur pertama kali di edisi 2022. Itu membuat Arif pantas memegang tanggung jawab lebih besar di Piala Asia 2023.
Bahrain: Abdulla Yusuf Helal (penyerang, 30)
Bahrain punya pemain yang paling sukses berkarier di Eropa pada diri Abdulla Yusuf Helal. Sejak usia 24 tahun, Helal telah meninggalkan tanah airnya untuk berkarier ke Eropa, tepatnya Ceko.
Baca juga: Calon Bintang (2): Anomali Mehdi Taremi dan Peluang Sinar Marselino Ferdinan
Ia memulai petualangannya di Eropa bersama Bohemians 1905 pada 2018. Setelah dua musim tampil di Bohemians, ia direkrut tim raksasa Ceko, Slavia Praha. Pada 2022, Helal sempat direkrut Persija Jakarta karena relasi agen yang sama dengan pelatih Persija asal Jerman, Thomas Doll.
Setelah sepakat mengakhiri kontrak dengan ”Macan Kemayoran”, Helal kembali ke Ceko untuk membela Mlada Boleslav. Pemain berpostur 1,94 meter itu memiliki keunggulan dalam bola-bola udara.
Sebagai pemain paling produktif di skuad Bahrain saat ini berkat koleksi 11 dari 80 gim, Helal menjadi andalan Bahrain untuk berbicara banyak di Qatar.
GRUP F
Arab Saudi: Salem al-Dawsari (penyerang sayap, 32)
Salem al-Dawsari akan selalu diingat oleh pencinta timnas Arab Saudi dan publik sepak bola dunia berkat golnya yang memastikan kemenangan Saudi, 2-1, atas Argentina di Piala Dunia 2022. Di luar capaian itu, Salem juga menjadi pemain unik di era modern saat ini. Pasalnya, ia layak dianggap one man club karena hanya membela tim Saudi, Al-Hilal, sejak akademi hingga kini.
Salem pernah tercatat membela tim Spanyol, Villarreal, dengan status pinjaman dari Al-Hilal ketika Liga Saudi tengah rehat. Kepergian ke Villarreal lebih didasari kesempatan Salem untuk menimba ilmu karena kehadirannya di Spanyol adalah bagian dari kerja sama antara Federasi Sepak Bola Saudi dan La Liga Spanyol.
Ambisi besar Salem untuk Saudi di Piala Asia 2023 bertujuan untuk melengkapi capaian kariernya. Salim telah membawa Al-Hilal merasakan dua kali gelar Liga Champions Asia pada edisi 2019 dan 2021. Itu mengukuhkan Al-Hilal menjadi tim tersukses di kompetisi antarklub Asia itu.
Baca juga: Calon Bintang Piala Asia 2023 (1): Mesin Gol Qatar dan Kapten Abadi India
Pemain terbaik Asia 2022 itu tidak hanya memiliki pengalaman, ia juga adalah salah satu pemain sayap terbaik yang ada di Asia saat ini. Selain pergerakan lincah, ia juga memiliki keahlian tembakan melengkung jarak jauh.
Jika bisa membawa Saudi juara di Qatar, Salem akan masuk dalam buku rekor dari segelintir kecil pemain yang bisa menjadi juara Asia di level klub dan timnas.
Thailand: Supachok Sarachat (gelandang, 25)
Setelah era Chanathip Songkrasin, Thailand telah memiliki calon bintang baru, yaitu Supachok Sarachat. Seperti seniornya itu, Sarachat telah menjalani karier cemerlang di Liga Jepang bersama Hokkaido Consadole Sapporo.
Sarachat telah menyumbangkan 10 gol dalam musim penuh perdananya bersama Consadole Sapporo pada kompetisi edisi 2023. Ia tampil sebagai pemain inti timnya di tiga kompetisi, yaitu liga, Piala Nasional, dan Piala Liga. Tak hanya tampil, Sarachat juga mencetak gol di tiga kompetisi itu.
Kehadiran Sarachat menghidupkan serangan Thailand dari sisi sayap. Ia telah menyumbang tujuh gol dari 29 cap bersama skuad ”Gajah Perang”.
Tak ayal, Piala Asia 2023 adalah peluang emas Sarachat untuk menunjukkan hasil belajarnya di Liga Jepang. Pemain setinggi 1,69 meter itu juga tidak akan kesulitan beradaptasi degan ”gaya Jepang” yang dibawa juru taktik anyar Thailand, Masatada Ishii.
Meskipun sorotan besar Thailand masih bakal mengarah ke Songkrasin dan penyerang veteran Teerasil Dangda, Sarachat bisa menjadi bintang tersembunyi yang menjadi penentu bagi perjalanan Gajah Perang di Qatar.
Kirgistan: Valery Kichin (bek sayap, 31)
Pada penampilan kedua di Piala Asia, Kirgistan bergantung kepada bek senior Valery Kichin. Pengalaman panjang pemain kidal di Liga Rusia itu amat penting untuk membantu timnya mengejar target lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023.
Kichin dikenal sebagai salah satu pemain andalan dan legenda klub Rusia, Yunisey Krasnoyarsk. Serupa dengan pemain-pemain dari negara pecahan Uni Soviet, Kichin memiliki keunggulan fisik untuk melakukan duel dengan pemain lawan. Duel bola-bola udara juga tidak sulit untuk diantisipasi pemain kelahiran kota Bishkek itu.
Kichin juga akan masuk dalam buku sejarah sepak bola Kirgistan sebagai kapten tim di dua edisi Piala Asia. Pada edisi UEA 2019, Kichin memimpin negaranya sebagai debutan yang menembus babak 16 besar.
Kirgistan menargetkan minimal bisa kembali menembus babak 16 besar. Tekad itu menjadi motivasi besar bagi Kichin untuk menorehkan tinta emas lainnya bagi tim berjuluk ”The White Falcons” itu.
Oman: Faiz al-Rushaidi (kiper, 35)
Ketika memulai tampil di timnas Oman pada 2010, Faiz al-Rushaidi hanya bertugas sebagai pelapis kiper Oman yang berkarier di Liga Inggris, Ali al-Habsi. Tetapi, Faiz telah membuktikan dirinya bisa mengemban tugas besar sebagai suksesor Ali.
Itu ditunjukkan Faiz ketika membantu Oman untuk pertama kali menembus fase gugur Piala Asia di edisi UEA 2019. Kala itu, Faiz tampil untuk menggantikan Ali yang menderita cedera. Nyatanya, ia tampil apik untuk membantu Oman menciptakan sejarah.
Hal serupa ingin kembali diulangi Faiz di Qatar 2023. Semangat Faiz semakin berlipat pada Piala Asia 2023, sebab dirinya berstatus pemain paling senior sekaligus pengemban status kapten Oman.
Kemampuan Faiz untuk menghalau tembakan lawan tak dimungkiri akan menentukan bagi langkah Oman di Qatar. Jika kembali tampil cemerlang, tak mustahil Oman mencatatkan sejarah baru bagi sepak bola mereka.