Calon Bintang Piala Asia 2023 (1): Mesin Gol Qatar dan Kapten Abadi India
Ini adalah seri pertama dari tiga bagian tulisan calon pemain bersinar di fase grup Piala Asia Qatar 2023. Di sesi perdana, ”Kompas” membahas pemain-pemain dari Grup A dan Grup B.
Piala Asia adalah ajang terbaik bagi pemain-pemain seantero Asia untuk membuktikan kemampuan puncak mereka. Tidak asing bagi khalayak untuk mengetahui keahlian olah bola sejumlah pemain yang berkarier di Eropa, tetapi pemain-pemain bagus Asia juga banyak yang berkarier di dalam negeri.
Di Grup A, pemain-pemain andalan Qatar, China, Tajikistan, dan Lebanon amat asing bagi pencinta sepak bola Indonesia. Tetapi, mereka memiliki bekal bagus untuk bersaing di ajang kontinental.
Begitu pula tim-tim Grup B yang dihuni Australia, Uzbekistan, Suriah, dan India tidak punya pemain nama besar secara internasional. Australia juga bukan tim seperti di awal 2000-an yang diperkuat pemain ternama di Eropa. Itu membuat persaingan di Grup B bakal terbuka.
GRUP A
QATAR: Almoez Ali (penyerang, 27)
Almoez Ali adalah penyerang terbaik yang pernah dimiliki tim nasional Qatar. Pemain bernomor punggung 19 itu adalah imigran yang berasal dari Sudan. Tetapi, Ali telah mengenyam pembinaan sepak bola Qatar sejak berusia tujuh tahun.
Ia juga adalah generasi perdana dari sistem pembinaan Qatar, yaitu Akademi Aspire. Dari akademi itu, Ali direkrut tim akademi klub Belgia, KAS Eupen. Ali sempat mengawali karier profesionalnya dengan membela klub Austria, LASK, dan tim Spanyol, Cultural Leonesa.
Namun, karier Ali di Eropa tidak mulus. Ia memilih kembali ke Qatar untuk membela klub masa kecilnya, Al-Duhail, ketika menginjak usia 20 tahun hingga kini. Sejak saat itu ia juga mulai rutin membela timnas senior Qatar.
Bersama ”Si Marun”, julukan Qatar, Ali adalah sumber gol utama. Ketajaman insting gol dan keahliannya mengolah bola membuatnya bisa berperan sebagai penyerang tengah dan penyerang sayap. Itu membuat Ali telah mencetak 47 gol dari 95 penampilan bersama Qatar. Tak ayal, Ali adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Qatar.
Baca juga : Ulasan Grup Piala Asia 2023 (1): Tiga Kampiun Menempuh Jalur Juara
Ia juga adalah pemain penting bagi keberhasilan Qatar merebut trofi Piala Asia perdana pada Uni Emirat 2019. Sembilan gol dihasilkan pemain setinggi 1,8 meter itu, termasuk ketika bertemu rival Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, serta Jepang di partai puncak.
Ali datang ke Piala Asia 2023 dengan performa apik. Ia menciptakan lima gol di dua pertandingan awal Qatar pada kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Afghanistan dan India.
CHINA: Zhang Linpeng (bek tengah, 34)
Di bawah komando Zhang Linpeng, China akan mengejar ambisi untuk meningkatkan perjalanan mereka di Piala Asia. Pada dua edisi sebelumnya, Australia 2015 dan UEA 2019, langkah China selalu terhenti di babak perempat final.
Zhang mengalami debut tampil di Piala Asia pada Qatar 2011. Setelah itu, ia rutin tampil di dua edisi selanjutnya. Qatar 2023 adalah partisipasi Piala Asia keempat pemain yang dijuluki ”Sergio Ramos-nya China” itu.
Kemampuan bertahan Zhang, yang akan menjalani Piala Asia pertama sebagai kapten, amat dibutuhkan ”Si Naga”, julukan China. Ia apik dalam duel udara dan bisa membaca momentum untuk melakukan tekel tepat kepada lawan.
Baca juga : Ulasan Grup Piala Asia 2023 (2): Maksimal Dua Tim ASEAN Melaju ke 16 Besar
Kondisi mental Zhang juga tengah memuncak setelah memberikan gelar Liga China pertama untuk klubnya, Shanghai Port. Selain itu, ia juga punya target pribadi untuk menjalani penampilan lebih dari 100 bersama China dengan gemilang. Zhang telah menjalani cap ke-100 untuk Chine ketika tumbang, 0-3, dari Korea Selatan, November lalu.
Ia adalah bek terbaik di Liga China.
Lawan-lawan China harus lebih cermat untuk menaklukkan Zhang yang disebut eks Pelatih China Marcelo Lippi sebagai salah satu pemain belakang terbaik yang pernah diasuhnya. ”Ia adalah bek terbaik di Liga China,” kata Lippi beberapa waktu lalu kepada La Gazzetta dello Sport.
TAJIKISTAN: Parvidzdzhon Umarbayev (gelandang, 29)
Harapan besar Tajikistan untuk bersaing di Grup A ada pada pundak playmaker Parvindzdzhon Umarbayev. Tidak hanya sebagai otak serangan tim, Umarbayev juga telah mendapat promosi sebagai kapten Tajikistan yang berjuluk ”Pamirians” itu.
Pelatih Tajikistan Petr Segrt, yang pernah melatih PSM Makassar, mengangkat Umarbayev sebagai kapten tim ketika mereka menjadi juara Merdeka Games 2023 di Malaysia, Oktober lalu.
Tugas itu pantas disematkan kepada Umarbayev yang menjadi salah satu dari tiga pemain berusia di atas 29 tahun yang dibawa Segrt ke Qatar 2023. Dua pemain lainnya adalah bek Akhtam Nazarov (31) dan Kholmurod Nazarov (31).
Baca juga : Lolos 16 Besar Piala Asia, Target Indonesia Sudah Realistis?
Umarbayev terlihat mini di antara rekan setimnya karena hanya setinggi 1,73 meter, tetapi ia memiliki visi permainan yang baik. Ia bisa mengatur alur permainan dengan baik serta membuka peluang bagi teman-temannya.
Kemampuan itu didapatkan dari pengalaman panjang berkarier di Eropa. Umarbayev adalah lulusan akademi klub Rusia, Rubin Kazan. Kemudian, ia pernah membela klub Rusia lain, yaitu Neftekhimik dan Khumuk Dzerzhinsk. Merasakan semusim bermain di Iran bersama Istiklol pada 2015-2016, Umarbayev melanjutkan kariernya ke Bulgaria bersama Lokomotiv Plovdiv. Kini, ia membela tim Bulgaria lainnya, yaitu CSKA 1948.
LEBANON: Soony Saad (penyerang sayap, 31)
Lebanon memiliki pemain diaspora berpengalaman pada diri Hasan Ali ”Soony” Saad. Pemain berusia 31 tahun itu adalah pemain Lebanon yang paling kenyang pengalaman merasakan iklim sepak bola berbeda di berbagai negara dan benua.
Saad memulai karier bersama tim Liga Amerika Serikat (MLS) Sporting Kansas City. Ia menjadi bagian skuad Kansas yang meraih Piala MLS 2013.
Permulaan kariernya di AS tak lepas dari kelahirannya di Michigan. Ia pun tumbuh dari keluarga berbeda etnis. Ayahnya asli Lebanon, sedangkan ibunya adalah warga AS. Kondisi itu membuat Saad sempat membela timnas yunior AS di level U-17 dan U-20. Tetapi, ia memilih membela Lebanon, tanah air keluarga besarnya, sejak 2013.
Dalam kesempatan perdananya tampil di Piala Asia, pengalaman Saad berkarier di AS, Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia akan sangat dibutuhkan oleh Pelatih Lebanon Miodrag Radulovic.
Pemain yang merumput di Malaysia bersama Penang itu bisa menjalani banyak peran di lini depan. Ia kompeten tampil sebagai penyerang dan gelandang sayap, lalu pemain kelahiran 17 Agustus 1992 itu juga tidak kaku bermain sebagai gelandang tengah atau penyerang tengah.
GRUP B
AUSTRALIA: Harry Souttar (bek tengah, 25)
Australia tidak diunggulkan untuk mengulang prestasi gemilang menjadi juara Piala Asia pada edisi 2015. Mereka tidak memilki lagi pemain-pemain dengan nama besar dan tampil di kompetisi terbaik Eropa, terutama Liga Inggris.
Namun, mereka memiliki bek muda berprospek cerah, yakni Harry Souttar. Di awal musim ini, Souttar mengalami peningkatan karier berkat direkrut oleh Leicester City. Meski belum mampu tampil rutin sebagai pemain utama ”SiRubah”, Souttar telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Itu ditunjukkan Souttar dengan membantu Australia tampil nirbobol pada dua laga pembuka kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Bangladesh dan Palestina. Pada dua laga itu, Souttar juga mencetak masing-masing gol pembuka kemenangan ”Socceroos”.
Sebagai pemain yang lahir di Skotlandia, Souttar memberikan suntikan kualitas yang signifikan bagi lini belakang Australia. Kebergantungan Australia kepada Souttar juga terlihat dari jumlah penampilan yang dicatatkannya bersama timnas. Ia adalah pemain Australia termuda dengan lebih dari 20 penampilan di skuad Qatar 2023.
Modal fisik kokoh setinggi 1,98 meter juga menjadi keunggulan lain bagi Souttar. Ia adalah andalan Australia untuk memanfaatkan peluang bola mati. Pada skuad Australia saat ini, ia adalah pemain kedua dengan jumlah gol terbanyak. Koleksi 10 gol dari 21 cap menunjukkan ketajaman Souttar. Ia hanya kalah dari torehan 11 gol milik penyerang Mithcell Duke.
UZBEKISTAN: Eldor Shomurodov (penyerang, 28)
Eldor Shomurodov adalah wajah dari generasi emas awal tim U-20 Uzbekistan yang menembus perempat final Piala Dunia U-20 2015. Koleksi dua gol di Selandia Baru 2015 membawa Shomurodov masuk dalam nominasi Pemain Muda Terbaik Asia 2015 versi AFC.
Potensi besarnya di usia remaja bisa dipenuhi oleh Shomurodov ketika memasuki masa profesional. Kini, ia adalah kapten sekaligus pemegang rekor pencetak gol terbanyak Uzbekistan dengan koleksi 38 gol.
Shomurodov tentu ingin mengulang capaian Uzbekistan ketika bisa menembus semifinal Piala Asia Qatar 2011. Lebih dari itu, sebagai penyerang, ia pun memiliki ego untuk mengejar predikat pemain tersubur di Qatar 2023.
Ia memiliki bekal untuk menaklukkan pertahanan tim-tim terbaik Asia karena telah menjalani tiga tahun berkarier di Liga Italia, kompetisi yang dikenal amat defensif. Shomurodov telah merasakan penampilan bersama Genoa, AS Roma, Spezia, dan Cagliari. Lebih istimewanya lagi ia telah mengalami sentuhan didikan dari Jose Mourinho di Roma dan Claudio Ranieri di Cagliari.
Situasi itu membuat Pelatih Uzbekistan Srecko Katanec tidak memanggil Shomurodov pada sesi pemusatan latihan sejak awal Desember lalu. Penyerang setinggi 1,9 meter itu akan langsung bergabung dengan skuad ”SerigalaPutih”di Qatar untuk menjalani Piala Asia kedua.
SURIAH: Ibrahim Alma (kiper, 32)
Di era modern saat ini, tidak ada pemain yang bisa menandingi patriotisme Ibrahim Alma untuk Suriah. Alma gagal memenuhi kesempatan emas untuk meningkatkan karier profesionalnya akibat sikap politiknya.
Alma memang sempat membela tim raksasa Iran, Sepahan, pada 2017-2018, tetapi setelah itu ia mengalami tidak cuma sekali, tetapi tiga kali kontrak dibatalkan akibat tidak mendapat izin keluar negara. Itu disebabkan sikapnya untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Pada 2014-2015, transfernya ke klub Arab Saudi, Al-Shabab, diembargo. Kemudian, ia juga gagal pindah ke klub Saudi lainnya, Al-Qadsiah, pada Juni 2018 dan ke klub Austria, Austria Wien, Agustus 2019, akibat pilihan politiknya itu mendukung rezim penguasa Suriah. Pada tiga momen itu, Alma telah menandatangani kontrak, tetapi klub-klub itu membatalkan sepihak kontrak karena adanya ancaman dari organisasi anti-Pemerintah Suriah.
Meski begitu, Alma tidak pernah kecewa dan meninggalkan sepak bola. Ia selalu tampil sungguh-sungguh ketika mendapat kepercayaan membela timnas Suriah. Koleksi 79 cap membuat Alma sebagai pemain paling berpengalaman yang dibawa Pelatih Hector Cuper ke Qatar 2023.
Performa Alma di bawah mistar akan menentukan langkah Suriah dalam persaingan di Grup B. Utamanya, ketika Suriah menghadapi Australia dan Uzbekistan yang lebih diunggulkan.
INDIA: Sunil Chhetri (penyerang, 39)
Di layar perak, India memiliki ”raja”, yaitu Shah Rukh Khan, ketika berbicara sepak bola ”raja” itu ialah Sunil Chhetri. Sepak bola memang kalah populer dibandingkan dengan kriket, tetapi Chhetri adalah salah satu ikon olahraga di India saat ini.
Komitmen besarnya untuk kebangkitan sepak bola India ditunjukkan dengan membela banyak klub di Liga India untuk menyebarkan demam lapangan hijau. Hingga hatinya terpaut dengan Bengaluru sejak 2016. Meskipun Bengaluru baru meraih tiga trofi Liga India, Chhetri telah dinobatkan sebagai pemain terbaik India dalam tujuh tahun.
Di tim nasional, Chhetri sudah mencetak 93 gol dari 145 penampilan. Di usianya yang sudah nyaris berusia kepala empat, Chhetri masih mampu menjaga performanya. Itu ditunjukkan dengan membantu India menembus putaran final Piala Asia. Selama 2023, Chhetri juga sudah mencetak delapan gol untuk India.
Koleksi gol Chhetri bersama India menempatkannya sebagai pemain dengan gol terbanyak untuk timnas. Ia hanya kalah dari Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Lionel Messi (Argentina).
Pada momen keduanya sekaligus yang terakhir tampil di Piala Asia, Chhetri memiliki ambisi untuk membawa India menembus fase gugur di Qatar 2023. Jika itu terwujud, maka capaian itu adalah kali kedua India lolos dari babak grup setelah edisi 1964 ketika menembus partai puncak.