Lolos ke turnamen Final BWF World Tour sudah menjadi hal yang spesial bagi atlet bulu tangkis. Menjadi juara akan terasa lebih istimewa karena poin ranking dan hadiah besar.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
”Cari balikan modal nikah”. Jonatan Christie bergurau ketika menyebut salah satu targetnya tampil dalam turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour 2023.
Pemain yang baru menikah pada 1 Desember 2023 itu adalah salah satu dari enam wakil Indonesia yang akan tampil di Hangzhou, China, pada 13-17 Desember. Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, serta ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Bagas Maulana/Muhammad Shihibul Fikri menjadi bagian dari delapan peserta pada setiap nomor.
Final BWF World Tour, yang bernama Final BWF Super Series pada 2008 hingga 2017, adalah turnamen dengan peserta terbatas. Pada setiap tahun kompetisi, atlet bulu tangkis mengumpulkan poin ranking untuk daftar peringkat dunia dan daftar peringkat Final BWF. Akumulasi poin ranking untuk peringkat dunia dihitung selama 48 pekan ke belakang, sementara peringkat BWF hanya pada tahun yang bersangkutan.
Untuk Final BWF 2023, poin ranking peserta dihitung dari hasil 14 turnamen BWF World Tour selama 47 pekan. Hanya mereka yang menempati posisi delapan besar ranking Final BWF yang bisa tampil di Hangzhou.
Di antara para atlet itu terdapat juara dunia yang mendapatkan gelarnya dari Kejuaraan Dunia di Denmark pada Agustus. Lima juara dunia ini mendapat tiket langsung lolos ke Final BWF, berapa pun peringkat mereka. Pada tahun penyelenggaraan Olimpiade, tiket otomatis Final BWF didapat oleh para peraih medali emas. Namun, ada syarat bagi setiap negara, yaitu maksimal hanya boleh mengirim dua wakil untuk masing-masing nomor.
Dalam Final BWF peserta dari masing-masing sektor dibagi dalam dua grup untuk bersaing dengan format round robin pada fase awal. Setelah itu, dua wakil berperingkat terbaik dari setiap grup berhak tampil di semifinal.
Undian pembagian grup ini dilakukan pada Senin (11/12/2023) malam bersamaan dengan diselenggarakannya acara makan malam untuk semua partisipan. Pada acara yang juga menggelar pemberian penghargaan untuk atlet dari berbagai kategori itu, setiap atlet tampil berbeda dari biasanya. Mereka mengenakan pakaian formal, bahkan, ada pula yang memilih pakaian adat dari negara masing-masing.
Seperti pada Final BWF 2022, Gregoria hadir pada acara makan malam dengan mengenakan kebaya dan kain batik. Pemain putra, biasanya, mengenakan jas atau kemeja batik.
Namun, Fajar/Rian tampil berbeda pada kali ini. Rian mengenakan beskap dengan celana panjang yang dililit kain jarik, sementara Fajar memakai beskap yang dipadukan kain batik.
Jika biasanya peserta turnamen harus membayar sendiri tempat menginap, kali ini akomodasi ditanggung penuh oleh BWF. Satu kamar hotel, bahkan, disediakan untuk satu orang.
Turnamen Final BWF memang menghadirkan atmosfer berbeda dengan turnamen Terbuka. Sebanyak 59 atlet yang lolos ke ajang ini berkat prestasi mereka mendapat ”fasilitas” pelayanan spesial selama turnamen. Jika biasanya peserta turnamen harus membayar sendiri tempat menginap, kali ini akomodasi ditanggung penuh oleh BWF. Satu kamar hotel, bahkan, disediakan untuk satu orang.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roediyanto mengatakan, fasilitas itu menjadi standar untuk penyelenggaraan Final BWF setiap tahunnya, khusus untuk atlet.
Poin ranking dan hadiah yang diperebutkan bernilai besar. Poin ranking bisa menambah bekal untuk membuka peluang lolos ke Olimpiade Paris 2024. Hadiah besar, tentu saja, akan menambah uang saku para atlet.
Hadiah terbesar
Hadiah yang disediakan adalah yang terbesar dibandingkan turnamen bulu tangkis selama setahun ini. Peserta akan memperebutkan total 2,5 juta dollar AS (Rp 38,9 miliar). Jumlah ini naik dari total hadiah Rp 23,35 miliar yang disediakan pada Final BWF 2022 di Bangkok, Thailand.
Di Hangzhou, sang juara nomor tunggal akan mendapat Rp 3,1 miliar, sementara juara ganda Rp 3,27 miliar per pasangan. Sebagai perbandingan, China Terbuka Super 1000 (turnamen Level II dengan hadiah terbesar) memberi Rp 2,1 miliar untuk juara tunggal dan Rp 2,3 miliar untuk juara ganda.
Tiga turnamen lain yang selevel China Terbuka, yaitu Malaysia Terbuka, All England, dan Indonesia Terbuka, menyediakan hadiah, masing-masing, Rp 1,3 miliar untuk juara tunggal dan Rp 1,4 miliar untuk juara ganda. Jumlah berbeda biasanya tergantung pada hadiah yang disediakan sponsor.
Oleh karena hanya diikuti delapan peserta pada setiap sektor—turnamen BWF Terbuka diikuti 32 peserta—mereka yang menempati urutan terakhir pada penyisihan grup Final BWF pun mendapat hadiah cukup besar, yaitu Rp 233,5 juta (tunggal) dan Rp 272,5 juta (ganda). Jumlah itu setara dengan juara turnamen Super 300, seperti Jerman dan Swiss Terbuka, atau peringkat kedua Super 500, misalnya Indonesia dan Malaysia Masters.
Selain hadiah, poin ranking tentu menjadi incaran peserta. Poin yang diperebutkan sebenarnya tidak berbeda dengan turnamen Super 1000, yaitu 12.000 untuk juara, 10.200 (peringkat kedua), 8.400 (semifinalis), dan 6.600 (perempat finalis).
Faktor yang menjadi pembeda adalah banyak pebulu tangkis yang tak mendapat kesempatan mendapat poin melalui Final BWF. Apalagi, turnamen kali ini menjadi bagian dari kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung pada 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024.
Jonatan pun menetapkan target lolos ke semifinal, seperti pada 2022, sebagai target pertamanya agar bisa mempertahankan poin rankingnya. Pada persaingan di Bangkok, setahun lalu, Jonatan dan Anthony lolos dari persaingan dalam grup yang sama. Namun, undian semifinal mempertemukan kembali mereka dan Jonatan kalah dari Anthony.
Tunggal putri peringkat ketujuh dunia, Gregoria, ingin hasil pada tahun ini lebih baik ketimbang saat debut pada Final BWF 2022. Saat itu, dia menempati peringkat keempat grup setelah bersaing dengan para ”raksasa” tunggal putri, yaitu An, Yamaguchi (absen pada Final BWF 2023 karena cedera), dan Chen.
Jika bisa mewujudkan targetnya lolos ke semifinal, Gregoria akan mendapat poin sekaligus hadiah terbesar dalam kariernya.