BRI Liga 1 Stimulus Usaha Rintisan Suporter
Tidak sekadar dimanjakan hiburan sepak bola, suporter juga dapat peluang ekonomi dari pelaksanaan BRI Liga 1 Indonesia.
Sekitar 30 orang berkumpul di warung kopi yang bernama Sedulur Tunggal Kopi (STK) di wilayah Bubutan, Surabaya, Jawa Timur, ketika kumandang azan Isya terdengar, Selasa (14/11/2023) lalu. Mereka memadati tempat itu untuk menghadiri acara mingguan yang diinisiasi kelompok suporter Persebaya Surabaya, ”bonek”, yaitu Cangkrukan Malem Seloso (CMS).
Ketika itu, CMS mengambil tajuk ”Sejarah Sepak Bola Indonesia”. Dua sejarawan yang telah menghasilkan buku tentang sejarah Persebaya, yaitu Rojil NB Aji, sejarawan Universitas Negeri Surabaya; serta Fery Widyatama, penulis buku SIVB: Pasang Surut Sepak Bola Bumiputera di Surabaya 1926-1942; didapuk sebagai pembicara.
Dalam acara diskusi yang berlangsung sekitar dua jam itu, suasana tempat acara terasa amat hidup. Tidak hanya didasari diskusi yang menarik minat para peserta untuk bertanya dan menyampaikan pandangannya, tetapi juga warkop STK yang tidak berhenti melayani pesanan para pelanggan. Mereka umumnya memesan es kopi susu dan es teh selama mengamati diskusi.
Tulus Budi, tokoh senior bonek sekaligus salah satu inisiator CMS, mengungkapkan, agenda diskusi mingguan itu telah berjalan sekitar satu tahun atau setelah kompetisi BRI Liga 1 Indonesia kembali bergulir normal pada musim 2022-2023. Tujuan agenda itu adalah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada bonek tentang isu sepak bola aktual, baik khusus berkaitan dengan Persebaya maupun nasional.
Baca juga: Liga Membaik, Bali United Catat Pendapatan Tertinggi
”Yang paling penting juga pemilik warkop atau kafe untuk lokasi acara adalah bonek. Kami ingin geliat kompetisi dirasakan seluruh bonek, termasuk mereka yang memiliki usaha kecil dan menengah. Jadi, acara ini dari bonek dan untuk bonek,” kata Tulus di sela diskusi itu.
Amirul Mu’minin, pemilik STK, mengakui, dirinya telah lama menanti untuk mendapat jatah untuk menjadi tuan rumah CMS. Pria yang akrab disapa Amir itu memulai STK sejak 2016 silam. ”Tradisi nobar (nonton bareng) Persebaya di warkop sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan bagi bonek. Itu yang membuat saya membuka STK demi memberikan tempat nyaman bagi bonek yang tidak sempat ke stadion, tetapi ingin merasakan atmosfer nobar bersama rekan-rekan bonek lain,” kata Amir, suporter kelahiran Madiun yang mencintai Persebaya sejak anak-anak.
Sejumlah cabang STK berada di pusat-pusat bonek di tengah Kota Surabaya. Selain cabang Bubutan, yang memiliki luas tempat paling besar, STK juga berada di sisi barat Stadion Gelora 10 Nopember, lalu wilayah Dupak yang berada di sisi jalan akses jalur tol menuju Stadion Gelora Bung Tomo.
Amir menambahkan, pelaksanaan BRI Liga 1 yang telah kembali berjalan normal sejak musim lalu memberikan hikmah baginya. Belasan cabang STK yang berada di wilayah Surabaya selalu penuh ketika pertandingan ”Bajul Ijo”, sebutan Persebaya, berlangsung. Alasannya, layar televisi di setiap cabang STK pasti menyiarkan kanal stasiun televisi pertandingan Persebaya pada setiap laga kandang dan tandang.
Olahraga menjadi salah satu yang mendorong pertumbuhan ekonomi sebab mayoritas masyarakat kita adalah anak muda yang gemar olahraga, terutama sepak bola.
Meskipun Persebaya tengah berada pada periode buruk di musim ini, Amir menilai, hal itu tidak memengaruhi antusiasme bonek untuk tetap mengikuti pertandingan tim kesayangan mereka. Hal itu ditunjukkan dengan kehadiran puluhan bonek yang menyaksikan nobar laga Persebaya selama BRI Liga 1 2023-2024.
”Setiap laga Persebaya selalu kami tayangkan. Sama seperti warkop lain, di tempat kami juga selalu ramai ketika Persebaya bermain,” ucap Amir.
”Merchandise” suporter
Ketika gairah bonek ikut menggerakkan usaha sesama bonek yang menyediakan tempat nobar, kelompok suporter tertua Persis Solo, Pasoepati, mendapat hikmah dari partisipasi tim kesayangan mereka di kasta tertinggi kompetisi nasional. Sejak Juli 2023, Pasoepati membuka toko merchandise, yang diberi nama Pasoepati Store, sebagai wadah kreativitas menciptakan produk busana bernuansa Persis dan Pasoepati.
Presiden Pasoepati Agos Warsoep mengungkapkan, Pasoepati Store bukan cara mereka untuk menyaingi lini usaha Persis, yaitu Persis Store. Pasoepati Store adalah ikhtiar bagi Dewan Pengurus Pusat Pasoepati untuk memberikan kesempatan anggota Pasoepati menyalurkan produk kreatif mereka dan membantu mengumpulkan kebutuhan operasional komunitas.
”Kami ingin memberikan dampak sosial yang lebih meluas kepada masyarakat Surakarta dan sekitarnya. Produk Pasoepati Store adalah hasil kreasi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) teman-teman Pasoepati yang tentu telah memenuhi standar kontrol kami agar produk memiliki kualitas yang seragam dan tahan lama,” ujar Agos.
Pasoepati Store menjual berbagai hasil kreasi Pasoepati, seperti kaus, jersei fantasi, dan hoodie. Harga barang yang dijual juga menyesuaikan kantong pendukung sepak bola yang rata-rata kelas menengah-bawah. Kaus dijual mulai dari harga Rp 60.000, sedangkan jersei fantasi dan hoodie dibanderol Rp 150.000. Dari hasil penjualan cendera mata itu, Pasoepati bisa menghadirkan kreativitas di tribune dengan membuat spanduk besar atau tifo dukungan pada laga kandang Persis di Stadion Manahan.
Baca juga: Kreativitas Persis Solo Menyelami Kultur Pop
Selain itu, Pasoepati juga telah memiliki sebuah ambulans yang disediakan gratis untuk masyarakat Surakarta, tidak hanya anggota Pasoepati. Agos mengungkapkan, masyarakat tidak dikenakan biaya sepeser pun untuk menyewa ambulans.
Manajer Pasoepati Store Billy Chrismas Suryo Kusumo mengungkapkan, pelaksanaan BRI Liga 1 2023-2024 yang berjalan tanpa hambatan menjadi dasar Pasoepati bisa mewujudkan impian lama memiliki toko cendera mata sendiri yang terpisah dari toko resmi klub.
Ia menyatakan, aktivitas di Pasoepati Store tidak pernah sepi karena setiap hari selalu ada pendukung yang datang untuk membeli produk cendera mata, terutama kaus. Sekitar 50 produk Pasoepati Store terjual setiap tiga hari. ”Kami hanya berharap agar kompetisi tidak lagi berhenti di tengah jalan. Kini, kultur fesyen sepak bola di Solo tengah berkembang yang didorong kembalinya Persis ke Liga 1 dalam dua musim terakhir,” kata Billy.
Nilai Rp 8 triliun
Menurut data BRI selaku sponsor utama Liga 1, yang disebutkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, perputaran uang di dalam satu musim kompetisi BRI Liga 1 edisi 2022-2023 lalu mencapai Rp 8 triliun. Nilai itu utamanya didongkrak berkat dampak ekonomi dari UMKM yang hidup akibat kompetisi sepak bola.
”Olahraga menjadi salah satu yang mendorong pertumbuhan ekonomi sebab mayoritas masyarakat kita adalah anak muda yang gemar olahraga, terutama sepak bola,” kata Erick.
Baca juga: Persib dan PSSI Mengelola Cinta Menjadi Sumber Daya Sepak Bola
Sementara Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebut asumsi pengeluaran dari perjalanan satu musim BRI Liga 1 mencapai sekitar Rp 1,35 triliun. Jumlah akumulasi pengeluaran suporter untuk pembelian cendera mata menjadi yang terbesar kedua setelah belanja iklan televisi.
Belanja iklan untuk televisi berada di kisaran Rp 354 miliar, sedangkan pengeluaran pendukung untuk membeli cendera mata klub kesayangan sekitar Rp 300 miliar per musim. ”Aktivitas suporter membeli cendera mata yang berkaitan dengan klub tidak sekadar mendukung finansial klub dan toko penyedia cendera mata resmi, tetapi juga memberikan imbas kepada industri lain, seperti pabrik tekstil,” ujar Mohamad Dian Revindo, peneliti LPEM UI.
Adapun pengeluaran penonton untuk makan dan minum selama menyaksikan laga sepak bola nasional dalam satu musim sekitar Rp 85,9 miliar. Tak pelak, unit usaha penyedia makanan dan minum, merujuk data LPEM UI, adalah salah satu sektor yang menghadirkan dampak kesempatan kerja besar, yaitu 1.405 orang.
Pelaksanaan BRI Liga 1 telah menunjukkan iklim sehat industri sepak bola nasional. Kondisi ini menjadi modal untuk melebarkan dampak besar sepak bola yang memberikan pengaruh secara sosial, ekonomi, dan budaya bangsa Indonesia.