Kualitas lomba Borobudur Marathon ditingkatkan disertai upaya mendapatkan pengakuan dari World Athletics.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO, MOHAMAD FINAL DAENG, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Borobudur Marathon bersiap menapaki tingkatan baru dalam kancah perlombaan lari. Keseriusan itu ditunjukkan melalui peningkatan kualitas lomba serta upaya mendapatkan pengakuan World Athletics agar masuk dalam klasifikasi World Athletics Label. Keberadaan ajang itu sekaligus menebar manfaat karena ikut menggerakkan perekonomian masyarakat.
Tahun ini, ajang tersebut akan menghadirkan Delegasi Teknis Internasional dari World Athletics, Richard Welsh. Ia akan menilai beberapa aspek penting sejak sebelum lomba hingga hari pelaksanaan sebagaimana aturan lomba yang ditetapkan World Athletics. Penilaian itu terkait upaya mendorong Borobudur Marathon agar masuk dalam klasifikasi World Athletics Label.
Ada empat tingkatan dalam World Athletics Label, yakni Label yang merupakan tingkatan paling rendah dalam klasifikasi perlombaan lari jalan raya dari World Athletics. Tingkatan klasifikasi setelahnya, yaitu Elite Label, Gold Label, dan Platinum Label.
”Kenapa itu penting? Kami ingin meningkatkan level Borobudur Marathon pada level standar internasional,” kata Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, dalam jumpa pers Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng, Sabtu (18/11/2023), di Grand Artos Hotel and Convention, Magelang, Jawa Tengah.
Borobudur Marathon 2023 akan diselenggarakan di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023). Tahun ini, pergelaran ini kembali menghadirkan tiga nomor lomba, yakni 10 kilometer, separuh maraton, dan maraton. Total sekitar 10.400 pelari akan terjun pada tiga nomor tersebut. Angka itu mendekati jumlah pelari pada 2019 yang mencapai sekitar 10.900 orang.
Budiman menambahkan, para pelari asing kembali berpartisipasi pada tahun ini. Menurut rencana, jumlah pelari asing sebanyak 78 orang dari 24 negara. Dia menyebut, keikutsertaan pelari asing berangkat dari konsistensi Borobudur Marathon menjaga kualitas lombanya.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung menyebut, Borobudur Marathon sudah diakui sebagai lomba berkualitas secara nasional. Apalagi, lomba itu menggandeng PB PASI sesuai peraturan federasi berdasarkan World Athletics.
”Yang utama memang bukan soal catatan waktu, melainkan keselamatan dan keamanan pelari. Apalagi, di atletik ada sebuah slogan athlete first, winning second. Ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan keamanan atletnya,” ujar Tigor.
Tigor meyakini pengakuan dari World Athletics akan menambah geliat lari maraton di Tanah Air. Dengan pengakuan itu, suatu perlombaan lari bakal masuk dalam kalender dari asosiasi atletik dunia. Alhasil, perlombaan lari seperti Borobudur Marathon boleh jadi memperoleh sorotan lebih luas sehingga mampu menarik pelari internasional berpartisipasi.
”Hubungan antara pembinaan atletik, khususnya lari maraton di dalam negeri, dengan perlombaan lari memang tidak langsung. Namun, pelari nasional yang ikut perlombaan semakin terpacu untuk tampil lebih baik karena persaingan semakin tinggi. Persiapan yang dilakukan pun akhirnya juga akan lebih matang,” tutur Tigor.
Kami ingin meningkatkan level Borobudur Marathon pada level standar internasional.
Keseriusan
Budiman menambahkan, keseriusan penyelenggara Borobudur Marathon 2023 ditunjukkan pula lewat penambahan layanan kesehatan bagi pelari. Ada lebih dari 200 tenaga kesehatan yang disediakan hampir di semua jalur yang dekat dengan water station. Hal itu dilakukan untuk menambah kenyamanan bagi para pelari dalam lomba nanti.
”Kami serius betul menyiapkan medical. Ini dipersiapkan secara lebih serius karena kami ingin sangat-sangat profesional. Tujuannya agar race ini setara dengan race-race di luar negeri,” kata Budiman.
Medical Director Borobudur Marathon 2023 dr Wawan Budisusilo menjelaskan, peningkatan antisipasi aspek medis dipengaruhi risiko kesehatan yang mengintai, antara lain berupa heat stroke. Ancaman itu disebabkan oleh suhu dan kelembaban udara tinggi yang terjadi.
Oleh karenanya, jumlah medical station ditambah menjadi 24 titik di sepanjang jalur. Selain itu, tim medis juga menyediakan 16 ambulans dan 10 mobile medic yang berkeliling memantau kondisi para pelari.
Jumlah medical station, lanjut Wawan, melampaui standar ajang lari internasional, yakni satu medical station per 2,5 kilometer dari jalur lari. Dalam lomba ini, kata dia, medical station akan ditemukan setiap 2 km setelah para pelari menempuh jarak 30 km. Para pelari akan semakin sering menjumpai fasilitas itu pada kilometer akhir.
Adapun tenaga kesehatan yang bertugas sebanyak 261 orang. Ini terdiri dari 3 dokter spesialis kedokteran olahraga, 63 dokter umum, 95 paramedis, 70 sport therapist, dan 30 mahasiswa kedokteran. Itu ditambah lagi tenaga recovery pelari sebanyak 30 orang.
Meski telah disiapkan berbagai antisipasi, Wawan mengimbau para pelari untuk melihat kondisi tubuhnya sendiri. Jika tubuh memberi tanda-tanda tidak fit, pelari diimbau tidak memaksakan diri. Selain itu, pelari juga diminta menjaga hidrasi tubuh dan pendinginan.
”Manfaatkan water station yang disiapkan di sepanjang rute. Jangan ragu untuk minum yang cukup,” kata Wawan.
Tingkatkan kualitas
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengapresiasi Borobudur Marathon. Ia meminta supaya kualitas lomba bisa terus meningkat dari tahun ke tahun. Secara nasional, ia tak meragukan lagi apiknya reputasi lomba tersebut. Untuk itu, ia mengharapkan agar kelak pergelaran itu bisa mencapai level dunia.
”Ini bisa dikatakan salah satu event terbaik secara nasional. Tentunya, harapan kita ini akan menjadi event internasional,” kata Nana.
Dari segi prestasi, Nana meyakini Borobudur Marathon juga mampu melahirkan bakat-bakat baru. Apalagi, terdapat kategori Bank Jateng Young Talent yang khusus untuk para pelari muda. Untuk memotivasi pelari, Nana menjanjikan bonus tambahan selain hadiah dari penyelenggara.
Nana juga menyoroti perihal dampak ikutan yang bisa ditimbulkan oleh pergelaran itu. Salah satunya ialah pelaku usaha kecil yang ikut kecipratan rezeki karena dilibatkan berjualan dalam rangkaian acara Borobudur Marathon. Hotel dan homestay juga dipenuhi tamu-tamu yang hendak mengikuti ajang tersebut.
”Kami mengharapkan ada multiplier effects. Tentunya event ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Hotel-hotel ini sudah penuh. Nantinya pasti akan meramaikan tempat oleh-oleh hingga kuliner,” kata Nana.
Hal serupa diyakini Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro. Apalagi, jumlah peserta Borobudur Marathon 2023 melebihi 10.000 orang. Dia pun mengaku melihat sendiri betapa ramainya Magelang menjelang pelaksanaan pergelaran tersebut.
”Ini adalah sport tourism. Jadi, olahraga bergandengan dengan wisata sehingga ikut berdampak pada kondisi perekonomian di Magelang,” kata Irianto.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An mengatakan, penyelenggaraan Borobudur Marathon menghadirkan inovasi yang luar biasa dalam pergelaran tahun ini. Salah satunya melalui penyelenggaraan Bank Jateng Friendship Run untuk mengenalkan Borobudur Marathon ke 10 kota.
Upaya itu membuat publik pehobi lari semakin antusias untuk mengikuti Borobudur Marathon. Liem pun meyakini ajang itu bisa semakin besar di masa depan seiring dengan rencana penyelenggara yang ingin menaikkan kelasnya.