Claudio Echeverri menunjukkan potensi sebenarnya dalam laga versus Jepang. Masih banyak hal yang akan disajikan penerus Lionel Messi tersebut.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Dari jarak sekitar 30 meter dari gawang, bola meluncur deras di udara. Seisi Stadion Si Jalak Harupat seolah membeku, menatap bola, termasuk para pemain Argentina dan Jepang. Waktu terasa lebih lambat. Bola seperti akan melampaui tiang gawang, tetapi tiba-tiba menukik seiring dengan efek putaran diagonal.
”Gol!!!,” teriak ribuan penonton di tribune saat bola bersarang di sudut kanan atas gawang Jepang melewati jangkauan kiper Wataru Goto. Di tengah kondisi sehabis hujan pada awal laga, gol dari tendangan bebas itu tampak indah bagai pelangi yang jatuh di tengah-tengah stadion.
Penciptanya adalah ”Si Setan Kecil”, julukan dari gelandang serang tim Argentina U-17, Claudio Echeverri (17). Dia mendapatkan tendangan bebas itu setelah dijatuhkan pemain Jepang. Lalu, pemain asal klub River Plate tersebut juga mengeksekusi sendiri. Hasilnya, Argentina sudah unggul 1-0 pada menit ke-5.
Sensasi Echeverri yang digadang-gadang sebagai suksesor Lionel Messi itu bukan mitos belaka. Dia memang sempat ”menghilang” dalam laga pertama grup versus Senegal. Namun, lewat gol dari tendangan bebas, publik telah disadarkan betapa spesial pemain yang masuk daftar 60 talenta muda terbaik dunia 2023 versi The Guardian itu.
”Dia melayani rekan-rekannya dengan sangat baik. Dia tampak khawatir (versus Senegal), tetapi tidak hari ini. Dia lebih tenang dan bisa menunjukkan kualitas sebenarnya. Berkat dia, kami bisa menyudahi babak pertama dengan tenang,” kata Pelatih Argentina Diego Placente seusai laga, Selasa (14/11/2023).
Echeverri bermain sebagai sentral serangan dalam formasi 4-2-3-1, juga menginspirasi gol kedua Argentina pada tiga menit berselang. Dia menunjukkan keahlian utamanya dalam membaca permainan dan mengumpan. ”Si Setan Kecil” memberikan umpan terobosan ke sisi sayap, yang kemudian berujung umpan silang dan gol.
Sepasang gol pada delapan menit awal itu yang menjadi fondasi kemenangan tim ”Tango” atas Jepang, 3-1. Argentina pun meraih kemenangan pertama di grup setelah kalah dari Senegal, 1-2. Bermain selama 100 menit lebih, termasuk injury time, Echeverri diberikan penghargaan pemain terbaik.
Echeverri dijuluki ”Si Setan Kecil” karena bertubuh tidak terlalu tinggi, hanya 1,71 meter. Selain itu, dia juga sulit ditangkap pemain lawan karena sangat lincah ketika dengan atau tanpa bola. Meskipun terlihat kecil, dia bisa kapan saja menyakiti lawan dengan umpan ataupun tembakan terukur.
Messi. Saya mengidolakannya meskipun saya masih tidak ada apa-apa dibandingkan dengannya.
”Messi. Saya mengidolakannya meskipun saya masih tidak ada apa-apa dibandingkan dengannya,” ucap Echeverri ketika ditanya tentang kemiripan gaya main. Adapun di tim nasional, Messi ataupun Echeverri sama-sama berperan sebagai kapten dan bernomor punggung 10 yang khas dengan pemain flamboyan.
Bedanya, Messi dominan menggunakan kaki kiri atau kidal, sementara magis Echeverri berasal dari kaki kanannya. ”Si Setan Kecil” pun seperti memberi imaji jika Messi bukan pemain kidal. Adapun Echeverri baru menguasai peran sebagai gelandang serang saat sang senior bisa bermain di posisi penyerang sayap ataupun tengah.
Tujuan terdekat Echeverri saat ini hanya ingin mengikuti jejak Messi di Piala Dunia Qatar 2022. Dia bertekad mengantar tim Argentina muda menjuarai Piala Dunia U-17. Tim ”Tango” belum pernah sekali pun berjaya di turnamen remaja tersebut. Menurut sang pemain, perjalanan Messi menginspirasinya.
”Mereka berhasil juara dunia karena berada dalam satu tujuan untuk meraih gelar. Semua membantu Leo untuk juara. Grup mereka luar biasa, semua orang ingin berada di sana dan tidak ingin pergi. Sama seperti kami saat ini. Kami ingin selalu menghabiskan waktu bersama, di dalam dan luar lapangan,” ujar Echeverri.
Untuk menjadi pemain kelas dunia, perjalanan Echeverri masih sangat panjang. Dia harus terlebih dulu memperbaiki keseimbangan tubuhnya. ”Si Setan Kecil” masih kesulitan saat melawan pemain dengan fisik tinggi dan kekar, seperti versus Senegal. Messi juga mungil, tetapi masih bisa menari-nari di antara pemain raksasa.
Nama Echeverri sudah dikenal dunia sejak usia 11 tahun. Saat itu, dia mencetak empat gol ke gawang Juventus dalam kompetisi usia muda. Video penampilannya diunggah ke media sosial, lalu ramai diperbincangkan. Enam tahun berlalu, dia berada di Piala Dunia remaja, menjadi salah satu pemain paling potensial. Itu menandakan, dia berada di jalur yang tepat untuk menjadi suksesor Messi.