Saat lawan menerapkan garis pertahanan rendah, Joel Ndala adalah pemain yang bisa meremukkannya. Di Piala Dunia U-17, bakat alami Inggris ini berniat ”menari” seindah mungkin untuk mengejar mimpi ke level profesional.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
Tidak ada yang spesial dari sosok Joel Ndala pada laga perdana Inggris di Piala Dunia U-17 menghadapi Kaledonia Baru. Menang 10 gol tanpa balas, tetapi Ndala tidak berada dalam daftar pencetak gol Inggris di pertandingan itu. Pada pertandingan kedua melawan Iran, Ndala membuktikan penilaian kepadanya ternyata keliru.
Pemain Manchester City U-21 tersebut mencetak gol penentu kemenangan 2-1 Inggris atas Iran yang mempermudah langkah timnya ke babak 16 besar Piala Dunia U-17. Ndala bermain penuh selama 90 menit.
Sepanjang pertandingan, pemain berusia 17 tahun itu rajin menyisir sisi kanan pertahanan Iran. Ndala memang berposisi asli sebagai penyerang sayap kiri. Pemain berdarah Kongo tersebut punya keunggulan dalam hal kecepatan dan kemampuan menggiring bola yang sangat baik.
Bentuk kakinya yang panjang membuat jangkauan Ndala dalam situasi perebutan bola nyaris selalu lebih unggul dibandingkan dengan lawannya. Ndala memanfaatkan kelebihannya itu untuk mengacak-acak dan menghancurkan garis pertahanan rendah Iran.
Selain piawai merusak pertahanan lawan, Ndala juga membuktikan kemampuannya dalam mencetak gol. Pelatih Inggris Ryan Garry memuji gol Ndala ke gawang Iran sebagai gol yang indah dan akan sulit untuk dia lupakan.
Setelah sukses melewati hadangan bek Iran, bola bergulir lebih dekat ke arah kiper Iran, Arsha Shakouri. Dalam situasi perebutan bola itu, Ndala mempercepat larinya sehingga nyaris merebut bola. Namun, laju kencang Ndala sedikit mengganggu Shakouri yang berusaha mengamankan bola.
Malang bagi Shakouri, bola dekapannya justru lepas dan bergulir pelan ke arah Ndala. Dalam hitungan sepersekian detik, Ndala membuat keputusan untuk menembak bola meski ada beberapa pemain Iran yang sudah siap menutup ruang ke arah gawang. Bola melengkung tinggi dan masuk tepat ke gawang Iran.
”Itu gol kemenangan yang fantastis. Saya pikir itu satu eksekusi yang luar biasa dan tentu saja lapangan basah karena hujan menjadi kesulitan tersendiri,” kata Garry, ditemui selepas pertandingan Inggris melawan Iran di Stadion Internasional Jakarta, Selasa (14/11/2023) malam.
Ciri khas permainan Ndala yang gemar melewati bek lawan dan memotong jalur untuk menembak kerap terlihat kala membela Manchester City U-21.
Gol indah penentu kemenangan Inggris itu membuat Ndala dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan. Namun, Ndala terpilih sebagai pemain terbaik bukan karena gol penentu kemenangan semata, melainkan juga kontribusinya sepanjang laga. Ndala merupakan pemain yang paling sering melepaskan percobaan tembakan, yaitu sebanyak lima kali.
Selain itu, Ndala juga menjadi pemain paling banyak menerima bola di ruang antara bek dan gelandang Iran, dengan 32 kali penerimaan. Situasi itu menguntungkan baginya yang punya kecepatan dan teknik menggiring bola tingkat tinggi untuk melewati barisan pertahanan Iawan.
Ciri khas permainan Ndala yang gemar melewati bek lawan dan memotong jalur untuk menembak kerap terlihat kala membela Manchester City U-21. Kepercayaan klub kepadanya yang baru berusia 17 tahun untuk bermain di tim U-21 adalah bukti potensi dan bakat besar Ndala.
Pengagum Bellingham
Seusai mencetak gol kemenangan Inggis, Ndala bergegas berlari ke sudut lapangan dan berselebrasi dengan membentangkan kedua tangannya sebagaimana kerap dilakukan gelandang serang Real Madrid, Jude Bellingham. Ndala mengakui, Bellingham adalah pemain idolanya. Suatu saat, ia ingin mengikuti jejak Bellingham dengan menembus timnas senior Inggris.
”Dia (Bellingham) pemain yang sangat berpengaruh. Tidak hanya untuk negara ini (Inggris), tetapi untuk dunia sepak bola. Anda tahu, dia sangat muda, tetapi pengaruhnya sangat besar untuk dunia sepak bola. Jadi, jika saya fokus pada pekerjaan saya, saya hanya harus melakukannya dan terus menang,” kata Ndala.
Meski sama-sama dari Inggris, Bellingham dan Ndala lahir di kota berbeda. Bellingham merupakan pemain kelahiran Stourbridge, sedangkan Ndala lahir di Manchester meski orangtuanya berasal dari Kongo. Karier sepak bolanya dimulai di klub lokal bernama Port Vale yang bermarkas di kota kecil bernama Stoke-on-Trent, sekitar 77 kilometer di selatan Manchester.
Ndala bermain untuk Vale pada 2014 hingga 2016. Mulanya, Ndala dibawa ke Port Vale oleh manajer akademi mereka, Sevvy Aslam. Aslam membawanya ke Port Vale karena direkomendasikan oleh sekolah tempat Ndala belajar. Aslam kemudian bekerja untuk Manchester City pada 2021. Aslam turut andil dalam transfer Ndala dari Port Vale ke City.
Ndala membawa City menembus semifinal Piala FA Muda musim lalu. Ia menyumbangkan satu gol saat membawa City mengalahkan Brighton and Hove Albion pada putaran keempat.
Saat ini Ndala menjadi salah satu pemain muda City yang diperhitungkan di masa depan. Namanya pernah masuk dalam pertimbangan klub untuk menggantikan penyerang sayap kiri City, Jeremy Doku, yang mengalami cedera. Kesempatan itu memang belum datang kepada Doku saat ini. Namun, kerja keras dan sikap pantang menyerah tentu bisa mendekatkan Ndala dengan impiannya menembus tim utama City.