Kebolehan Pau Prim mengatur ritme permainan skuad Spanyol dalam Piala Dunia U-17 bagaikan ”metronom” tim ”Matador Muda”.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Spanyol seakan tidak pernah kehabisan stok gelandang andal pengatur tempo permainan. Pedoman bermain tim, yang berpegang kuat pada filosofi tiki-taka, berlaku dari kelompok umur sampai senior. Dalam pergelaran Piala Dunia U-17 2023, sosok ”metronom” di jantung permainan tim ”Matador Muda” hadir pada diri Pau Prim.
Prim adalah bocah asli dari Catalunya, Spanyol. Sejak kecil, ia bergabung dengan ”La Masia” atau akademi dari FC Barcelona. Wajar jika ia begitu fasih memainkan tiki-taka yang menjadi filosofi permainan dari klub tersebut. Keadaan itu membuatnya terpilih sebagai salah satu pemain yang dibawa Pelatih Spanyol Jose Lana untuk berlaga pada Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia.
Nuansa ”La Masia” dalam skuad Spanyol kali ini memang cukup kuat. Dari 21 pemain, sebanyak 8 pemain berasal dari akademi tersebut, termasuk Prim. Real Madrid merupakan klub penyumbang pemain terbanyak kedua dengan jumlah empat pemain. Sisanya adalah pemain akademi dari klub-klub La Liga lainnya, seperti Atletico Madrid, Valencia, Villarreal, Real Sociedad, Celta Vigo, dan Granada.
Kentalnya nuansa ”La Masia” didasari keinginan Lana mengedepankan permainan dominan yang mengutamakan penguasaan bola bergaya tiki-taka. Taktik itu memperagakan umpan-umpan pendek. Inisiatif serangan dimulai dari lini pertahanan. Oleh karena itu, keberadaan gelandang yang mampu menyambungkan aliran bola dari garis pertahanan hingga lini serang cukup penting.
”Kami berencana untuk dominan memegang bola. Apabila kami dominan dan menguasai pertandingan, itu akan membuat kami lebih kuat pula dalam pertandingan,” kata Lana saat ditanyai mengenai gaya bermain yang ingin ditampilkannya, Jumat (10/11/2023).
Pada skuad asuhan Lana, peran penyambung lini belakang dan depan dipegang oleh Prim, pemain yang juga ditunjuk menjadi kapten tim. Peran itu dijalankan gelandang berbadan kecil tersebut secara apik, setidaknya dari dua laga yang sudah dimainkan ”La Rojita” dalam perhelatan ini.
Kedua laga itu dimenangi Prim dan kawan-kawannya. Mereka pun untuk sementara menempati peringkat pertama Grup B. Dua kemenangan itu memastikan mereka lolos ke babak 16 besar.
Dua lawan pertama Spanyol, yaitu Kanada dan Mali, memiliki gaya bermain berbeda. Kanada memainkan garis pertahanan dalam dan rapat, sedangkan Mali mengandalkan duel fisik dan kecepatan dalam permainan terbuka. Pada kedua laga itu, Prim tampil prima mengawal lini tengah.
Sewaktu melawan Kanada, Prim benar-benar tenang mengatur ritme permainan. Cepat atau lambatnya laga berjalan sesuai kendalinya. Gelandang kurus itu mengalirkan bola ke berbagai penjuru lapangan menyesuaikan posisi rekan-rekannya. Sesekali ia juga mematahkan serangan balik cepat Kanada.
Akhirnya, laga dimenangi Spanyol dengan skor akhir 2-0 lewat gol Marc Guiu dan Quim Junyent. Ketenangan Prim menguasai lini tengah membuat timnya tampak dominan dengan 66 persen penguasaan bola sepanjang pertandingan.
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez memandang Prim sebagai salah satu gelandang menjanjikan di masa depan.
Laga kontra Mali menjadi ajang pembuktian bagi Prim. Pasalnya, gaya bermain tiki-taka kerap dimentahkan melalui duel-duel fisik dan kecepatan yang diandalkan Mali.
Namun, Spanyol sedikit diuntungkan setelah wasit memberi hukuman kartu merah kepada striker Mali, Mamadou Doumbia, di tengah laga. Doumbia dianggap memukul Prim saat keduanya tengah berebut bola.
Daya jelajah tinggi
Prim kembali menunjukkan kelasnya pada laga kontra Mali. Ia kerap menjemput bola dari lini belakang untuk melancarkan aliran bola. Sesekali ia juga memotong aliran serangan balik lawan. Saking sibuknya, ia menjadi pemain yang memiliki daya jelajah paling tinggi, yakni 11,82 kilometer, sepanjang laga tersebut.
Dari dua laga itu, atribut paling terlihat dari Prim ialah visi bermain. Ia mampu membaca dan beradaptasi dalam permainan cukup cepat. Kebolehan itu membuatnya mampu memprediksi arah serangan lawan dan mengubah situasi menjadi serangan balik bagi timnya.
Secara individu, Prim juga memiliki kualitas operan akurat. Ia bisa mengoper sama baiknya dengan kaki kiri maupun kanan. Untuk itu, ia bisa menciptakan operan-operan progresif walau dalam posisi sulit. Ia juga seakan tahu betul kapan bola mesti ditahan dan dialirkan ke lini depan.
Dilansir dari SPORT, Pelatih Barcelona Xavi Hernandez memandang Prim sebagai salah satu gelandang menjanjikan di masa depan. Bahkan, Xavi menilai, pemain muda tersebut berpotensi menjadi penerus gelandang legendaris klub tersebut, Sergio Busquets. Maka, perkembangan pemainnya itu bakal terus dipantaunya.
”Itu kehormatan bagi saya untuk disamakan dengan pemain-pemain hebat. Saya akan mengambil mereka sebagai contoh atau role model supaya nanti bisa menjadi pemain sebesar mereka,” kata Prim saat ditanyai soal dirinya yang disamakan dengan Busquets di sela-sela latihan, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat lalu.
Jalan Prim menjadi gelandang hebat masih panjang. Momen Piala Dunia U-17 2023 bisa dijadikan ajang pembuktian baginya. Apabila ia bisa menunjukkan konsistensi permainan, Barcelona boleh gembira mengingat regenerasi lini tengahnya terus berjalan.