Ekuador tidak pernah kehabisan stok penyerang berkelas. Ketika Enner Valencia telah berada di ujung karier, Michael Bermudez berpeluang menjadi sumber gol ”La Tri” di masa depan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Tim U-17 Ekuador saat ini sejatinya memiliki dua permata yang digadang-gadang bisa melanjutkan estafet tradisi bermain di liga top Eropa. Mereka adalah Ray Paez dan Michael Bermudez.
Paez telah dipastikan akan melanjutkan karier di tim Liga Inggris, Chelsea, pada awal musim 2025-2026. Performa Paez juga membuatnya mendapatkan promosi dari tim U-17 ke tim senior Ekuador pada kualifikasi Piala Dunia 2026, September lalu. Itu membuat Pelatih Ekuador Diego Martinez tidak memasukkan Paez ke dalam skuad yang dibawa ke Piala Dunia U-17 2023.
Dengan ketiadaan Paez, harapan utama Ekuador di Indonesia 2023 berada di pundak tandem Paez, yakni Bermudez. Selain mengenakan ban kapten, Bermudez juga diserahkan nomor ikonik 10 yang dalam setahun terakhir dikenakan Paez.
Selain mengenakan ban kapten, Bermudez juga diserahkan nomor ikonik 10 yang dalam setahun terakhir dikenakan Paez.
Pada laga pertama Piala Dunia U-17 2023 melawan Indonesia, Bermudez seakan terbebani dengan tanggung jawab besarnya itu. Ia hanya menghasilkan sebuah peluang terbaik yang belum mampu menaklukan ketangguhan kiper Indonesia.
Namun, angin keberuntungan berembus ke arah pemain akademi LDU Quito itu pada duel kedua kontra Maroko, Senin (13/11/2023), di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur. Ia memanfaatkan dengan baik dua blunder pemain Maroko untuk mengunci kemenangan bagi ”La Tri”.
Pemain setinggi 1,76 meter itu membuka keunggulan Ekuador melalui eksekusi penalti di menit ke-62. Tanpa kesulitan Bermudez mengecoh kiper Maroko, Taha Benrhozil, melalui sepakan menyusur tanah yang mengarah ke pojok kanan gawang Singa Atlas.
Di pengujung pertandingan tepatnya menit 90+3, Bermudez memanfaatkan kembali lemahnya back pass bek tengah Maroko, Smail Bakhty, yang diarahkan ke Taha. Sebelum bola tiba di kaki Taha, Bermudez memotong operan itu untuk menggetarkan jala gawang Maroko kedua kalinya.
”Saya senang bisa memberikan kontribusi kepada tim melalui gol. Tetapi, tugas kami di fase grup belum selesai. Kami akan berusaha mengejar tiga poin di laga melawan Panama,” ujar Bermudez, yang telah mencetak enam gol dari sembilan cap Ekuador U-17, setelah laga melawan Maroko.
Banyak peran
Dalam skema permainan menyerang Ekuador, Bermudez adalah sosok yang tak tertandingi pengaruhnya. Di laga melawan Indonesia, ia ditempatkan sebagai second striker untuk menopang penyerang tengah, Allen Obando.
Pergerakan tanpa bola Bermudez membuat bek Indonesia terkecoh, sehingga Obando berdiri bebas untuk menyambut umpan silang Santiago Sanchez. Di posisi itu, Bermudez menjadi penguhubung antara lini tengah dan tiga pemain menyerang lainnya.
Kemudian, Pelatih Ekuador Diego Martinez menempatkan Bermudez di posisi penyerang sayap kiri dalam skema 4-2-4 menghadapi Maroko. Obando dan Yandri Vasquez menjadi tandem penyerang yang lebih dominan bergerak di sisi tengah pertahanan Maroko.
Namun, taktik itu buntu di babak pertama. La Tri gagal menghasilkan satu pun tembakan tepat sasaran sebelum jeda laga. Setelah turun minum, Martinez memberikan peran bebas untuk Bermudez bergerak di sepertiga akhir pertahanan Maroko. Ia bisa tetap di sisi kiri, kadang bergerak ke kanan, tetapi tak jarang pula ia berada di sisi tengah lapangan.
Kebebasan itu membantu Bermudez berkembang. Ia juga kian sulit diantisipasi oleh kuartet bek Maroko yang menerapkan zonal marking.
”Kami menciptakan peluang dan gol melalui rencana permainan yang kami jalankan. Kami memetik hasil positif karena bisa membenahi efektivitas serangan dibandingkan laga pertama,” tutur Martinez.
Dari performanya tampil di Piala Dunia U-17 2023, Bermudez menyajikan potensi besarnya untuk menjadi andalan lini depan Ekuador. Setidaknya ia memiliki prospek cerah untuk menjadi suksesor Enner Valencia, penyerang utama dan kapten tim senior Ekuador saat ini.
Tidak hanya ketenangannya memanfaatkan peluang, kelincahan kaki Bermudez juga menjadi bekalnya untuk mengecoh pemain belakang lawan. Meski begitu, Bermudez tidak terlalu suka melewati banyak pemain lawan.
Alih-alih ”kecanduan” melewati lebih satu pemain, ia lebih sering memilih langsung melepaskan operan kepada rekan setimnya setelah bisa mengelabui satu pemain lawan. Dengan keberadaan Bermudez, Martinez tidak ragu menginstruksikan langsung lima pemain sejajar untuk berada di zona lawan ketika menguasai bola. Taktik itu agar memudahkan Bermudez memiliki lebih banyak opsi untuk memberikan umpan-umpan kunci.
Piala Dunia U-17 2023 menjadi ajang bagi Bermudez mengasah diri demi meningkatkan level permainannya. Raksasa Liga Jerman, Borussia Dortmund, hingga konsorsium sepak bola milik Manchester City, City Football Group, pun telah mengamati perkembangan Bermudez dalam setahun terakhir. Tak menutup peluang, Bermudez bakal mewujudkan mimpinya bermain di Eropa setelah memamerkan performa apiknya di Indonesia.