Ekuador menjadi duta pertama dari Grup A yang memastikan tempat di fase gugur. Maroko tak ingin larut dalam kesedihan. Mereka bertekad mengalahkan Indonesia di laga pamungkas.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Setelah hanya bermain imbang melawan Indonesia di gim pertama, Ekuador merebut kemenangan penting atas Maroko. Keunggulan 2-0 pada duel kedua, Senin (13/11/2023), di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, memastikan skuad ”La Tri” sebagai salah satu kontestan di babak 16 besar.
Setelah merampungkan dua gim, Ekuador telah mengemas empatpoin. Dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia U-17 sejak menerapkan 24 peserta pada Korea Selatan 2007, koleksi empat poin sudah cukup untuk menyegel minimal peringkat ketiga terbaik.
Selain itu, Ekuador juga melanjutkan tradisi mereka untuk selalu lolos ke fase gugur Piala Dunia U-17 dalam empat partisipasi terakhir. Sejak melaju pada edisi 1995, La Triselalu bisa menembus babak gugur pada tiga edisi selanjutnya, yaitu Meksiko 2011, Chile 2015, dan Brasil 2019.
Michael Bermudez, penyerang sayap dan kapten Ekuador, senang bisa membantu timnya meraih kemenangan perdana di Indonesia 2023. Bermudez mencetak brace atau dua gol yang memastikan kemenangan timnya.
”Sejak awal, kami menargetkan untuk lolos ke fase gugur. Kemenangan ini memastikan kami melaju ke babak selanjutnya,” ucap Bermudez seusai laga.
Pertandingan terakhir melawan Panama, Kamis (16/11/2023), akan menentukan bagi posisi akhir Ekuador di klasemen Grup A. Jika mampu kembali meraih tiga poin, mereka tetap tampil di Surabaya untuk menghadapi salah satu peringkat ketiga terbaik.
Namun, seandainya gagal menang, mereka berpotensi duduk di peringkat kedua atau ketiga klasemen akhir Grup A. Dengan kondisi itu, mereka akan berpindah untuk menjalani duel babak 16 besar di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.
Target kami adalah menang melawan Panama. Kami ingin meraup tiga poin untuk memastikan tempat di peringkat pertama.
”Target kami adalah menang melawan Panama. Kami ingin meraup tiga poin untuk memastikan tempat di peringkat pertama,” kata Bermudez yang merupakan anggota akademi klub raksasa Ekuador, LDU Quito.
Sementara itu, bagi Maroko, jalan mereka belum sepenuhnya tertutup untuk merebut tiket ke fase gugur. Dengan koleksi tiga poin, Maroko bisa tampil ke 16 besar dengan menumbangkan Indonesia di pertandingan pamungkas babak penyisihan.
Seusai laga, Pelatih Maroko Said Chiba meminta pemainnya berkumpul dan membentuk lingkaran di sisi lapangan, alih-alih langsung menuju ruang ganti. Selama 5 menit, Chiba memberikan wejangan kepada pemain remaja asuhannya.
”Pelatih bilang kalau kami bermain bagus, tetapi kami kalah akibat melakukan dua blunder fatal. Peluang masih terbuka untuk kami. Semoga kami bisa menang di pertandingan terakhir (melawan Indonesia), insya Allah,” kata gelandang Maroko, Adam Boufandar.
Manfaatkan kesalahan
Ekuador memetik kemenangan berkat penampilan disiplin menjalankan rencana permainan. Mereka menerapkan formasi klasik, 4-4-2, dengan sistem zonal marking. Cara itu untuk mempertebal sisi sayap sehingga serangan Maroko yang bertumpu dari kedua sisi sayap selalu gagal.
Di sisi lain, Ekuador mampu memanfaatkan dengan maksimal dua kesalahan pemain bertahan Maroko di babak kedua. Ekuador membuka keunggulan ketika pertandingan berjalan 1 jam melalui eksekusi penalti sang kapten, Michael Bermudez.
Hukuman penalti itu diberikan wasit dari Kosta Rika, Keylor Herrera, setelah bek sayap kiri Ekuador, Elkin Ruiz, dijatuhkan oleh bek tengah dan kapten Maroko, Abdelhamid Ait Boudlal. Keputusan Herrera itu dikonfirmasi melalui pengecekan asisten wasit video (VAR).
Gol Bermudez itu merupakan sepakan tepat sasaran pertama Ekuador ke gawang Maroko. Kemudian, di menit 90+3, Bermudez mengunci kemenangan timnya setelah memanfaatkan kesalahan back-pass bek Maroko, Smail Bakhty, ke kiper. Operan itu dipotong Bermudez yang tanpa kesulitan mengarahkan bola ke gawang yang sudah tidak dikawal.
Selain mencetak dua gol, Ekuador menampilkan permainan membaik di babak kedua. Mereka hanya mencetak dua tembakan yang tidak tepat sasaran sebelum turun minum, lalu menghasilkan delapan tembakan, yang tiga di antaranya mengarah ke gawang Maroko, di babak kedua.
”Kami berusaha untuk menjalankan taktik yang direncanakan pelatih. Kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras kami,” kata Bermudez,
Sebaliknya, Maroko menghasilkan akurasi tembakan yang menurun di babak kedua karena hanya mencatatkan 25 persen tembakan akurat. Padahal, di babak pertama, mereka mengoleksi 50 persen tembakan akurat.
Maroko sempat memiliki peluang emas ketika babak pertama baru berjalan 18 menit. Sundulan Ait Boudlal dalam situasi sepak pojok membentur mistar gawang.