Jepang Menepis Cerita Komik ”Bluelock”
Jepang ingin membuktikan di laga lawan Argentina, mereka tidak kekurangan penyerang hebat seperti dalam komik ”Bluelock”.
BANDUNG, KOMPAS — Saking kekurangan penyerang berdarah dingin selama ini, masalah tim Jepang itu sampai diangkat jadi tema salah satu komik ternama. Di laga grup selanjutnya versus Argentina, tim Jepang U-17 berniat membuktikan hal sebaliknya dengan para penyerang berbakat saat ini.
Komik itu berjudul Bluelock. Ceritanya tentang akademi sepak bola Jepang yang mengumpulkan 300 penyerang sekolah terbaik di karantina. Dengan berbagai seleksi unik, mereka mencari penyerang paling sempurna untuk jadi ujung tombak Jepang di masa depan demi meraih trofi Piala Dunia.
Baca juga : Langit Seolah Memihak Tim Jepang
”Saya kurang tahu tentang itu (Bluelock). Tetapi, berapakah ratingnya? Apakah bagus?” kata Pelatih Kepala Jepang Yoshiro Moriyama saat ditanya tentang komik Jepang tersebut dalam sesi latihan di lapangan Sasana Olahraga Ganesha Institut Teknologi Bandung, Senin (13/11/2023) pagi.
Terlepas dari ketidaktahuan itu, Moriyama menampik Jepang kekurangan bakat penyerang hebat. Di tim U-17 terdapat penyerang dengan berbagai karakteristik. Jika penyerang hebat dikategorikan bertipe ”nomor 9” seperti Erling Haaland, mereka memiliki Yutaka Michiwaki (17) dengan tinggi 1,86 meter dan tubuh kekar.
Ketika berbicara tentang ukuran, Michiwaki adalah yang terbaik. Dia bisa merepotkan pertahanan rendah lawan. Selain itu, kami punya (Rento) Takaoka dan (Alen) Inoue yang punya kecepatan. Ada juga (Gaku) Nawata di lini kedua. Anak-anak memiliki banyak potensi. Ini ajang yang tepat untuk membuktikannya.
”Ketika berbicara tentang ukuran, Michiwaki adalah yang terbaik. Dia bisa merepotkan pertahanan rendah lawan. Selain itu, kami punya (Rento) Takaoka dan (Alen) Inoue yang punya kecepatan. Ada juga (Gaku) Nawata di lini kedua. Anak-anak memiliki banyak potensi. Ini ajang yang tepat untuk membuktikannya,” jelas Moriyama.
Isu tentang penyerang hebat dan penyelesaian akhir menyeruak jelang laga Jepang versus Argentina di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa malam. Adapun di laga pertama grup, Jepang hanya mampu menang 1-0 atas Polandia walaupun mendapatkan ”hujan” peluang emas dari total 20 tembakan.
Lihat juga : Hujan Ganggu Pertandingan Jepang Melawan Polandia
Sorotan tertuju pada Inoue yang bermain sejak menit awal sebagai penyerang tunggal dalam formasi 4-5-1. Jika efisien, pemain Sanfrecce Hiroshima U-18 itu semestinya bisa menciptakan hattrick. Namun, dia hanya bagus dalam penempatan posisi dan berburu peluang, tetapi tidak dengan penyelesaian akhir.
Beruntung, seperti kata Moriyama, Jepang memiliki banyak opsi. Michiwaki dan Takaoka masuk dari bangku cadangan, lalu mengubah ritme. ”Samurai Biru”, julukan Jepang, pun unggul di 15 menit terakhir. ”Saya harap penyerang kami bisa lebih percaya diri dan mencetak lebih banyak gol di laga kedua,” ujar sang pelatih.
Argentina bukan Polandia. Mereka tidak akan lebih banyak menunggu seperti lawan Jepang sebelumnya. Argentina berniat tampil agresif karena butuh kemenangan setelah kalah di laga pertama versus Senegal. Tim ”Tango” siap mengancam balik dengan deretan bakat hebat di lini serang.
Kebangkitan gelandang Argentina, Claudio Echeverri, patut dinanti. Pemain yang masuk dalam 60 talenta muda terbaik 2023 versi The Guardian itu belum mampu bersinar karena presensi fisik dominan skuad Senegal. Melawan para pemain Jepang yang lebih mungil, gaya bermain flamboyan ala Echeverri akan keluar lebih optimal.
Baca juga : Tiga Momen Penting dari Laga Pertama Piala Dunia U-17 2023
Pelatih Kepala Argentina U-17 Diego Placente berkata, tim asuhannya hanya cukup mengulangi permainan versus Senegal. ”Kami bermain sesuai rencana, lebih menguasai laga. Hanya saja kecolongan karena dua gol dari aksi individu (Amara Diouf). Kami juga harus menyelesaikan peluang lebih baik. Jepang tim yang solid,” ujarnya.
Ancaman Yoshinaga
Kunci keberhasilan Jepang akan kembali berada di sisi kiri, di area yang ditempati pemain sayap Yumeki Yoshinaga (17). Adapun dia mendapatkan penghargaan pemain terbaik saat versus Polandia karena selalu terlibat dalam serangan berbahaya Samurai Biru. Yoshinaga yang berposisi asli bek sayap juga rajin membantu pertahanan.
Yoshinaga merupakan salah satu bakat paling potensial di Jepang saat ini. Dia baru diresmikan sebagai pemain baru klub Belgia, KRC Genk, direkrut dari sekolah Kamimura Gakuen. Adapun Genk pernah menciptakan pemain andalan Jepang di level senior, yaitu Junya Ito, yang mengoleksi 49 penampilan bersama tim nasional.
Kelebihan terbesar Yoshinaga adalah bisa bermain di beberapa posisi sekaligus, termasuk sebagai sayap di kedua sisi. Kemampuan serba bisa itu mengingatkan pada bek sayap Arsenal, Takehiro Tomiyasu. Bedanya, atribut Yoshinaga dalam serangan lebih banyak. Dia mencatat 3 asis dari 5 laga di Piala Asia U-17 2023.
”Laga selanjutnya lawan Argentina, saya hanya ingin melakukan yang terbaik. Sama seperti pertandingan pertama. Saya sudah siap. Tentu kami harus berhati-hati, terutama dengan pemain nomor 10 (Echeverri) dan 11 (Santiago Lopez) yang bisa memecah pertahanan kami,” ucap remaja yang terinspirasi komik Captain Tsubasa itu.
Jika menang, Jepang akan mengoleksi 6 poin dari 2 laga dan hampir pasti lolos ke babak 16 besar. Sebaliknya, Argentina terancam pulang lebih cepat seandainya kalah lagi. Karena itu, laga nanti akan sangat menentukan untuk kedua tim. Adapun di edisi sebelumnya, kedua tim sama-sama kandas di babak 16 besar.