Iga Swiatek punya peluang ganda dengan lolos ke final turnamen tenis Final WTA. Tunggal putri Polandia itu bisa menjuarai Final WTA untuk pertama kali dan menjadi petenis nomor satu dunia pada akhir 2023.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
CANCUN, MINGGU — Dengan pertaruhan peluang menjadi petenis nomor satu dunia akhir 2023 dan final turnamen WTA, menjalani semifinal selama dua hari karena gangguan angin kencang dan hujan deras bukan situasi yang mudah dilewati. Berkat kesabaran dan kemampuan menjaga fokus, Iga Swiatek melalui situasi sulit itu untuk menjalani tantangan terakhir: laga final.
Swiatek harus menjalani momen sulit itu bersama lawannya, Aryna Sabalenka, di Cancun, Meksiko. Semifinal antara dua petenis peringkat teratas dunia itu dimulai pada Sabtu (4/11/2023) malam waktu setempat atau Minggu pagi waktu Indonesia, tetapi baru bisa diselesaikan keesokan harinya. Swiatek menang dengan skor 6-3, 6-2 dan akan melawan Jessica Pegula di final.
Final pertama kedua petenis dalam turnamen akhir tahun ini akan digelar pada Senin (Selasa dini hari waktu Indonesia) dari jadwal semula pada Minggu. Penambahan satu hari turnamen yang diikuti delapan wakil terbaik tunggal dan ganda putri tersebut menjadi dampak penundaan pertandingan-pertandingan karena angin kencang dan hujan deras.
Ini karena The Estadio Paradisus adalah stadion temporer yang dibangun untuk Final WTA. Stadion tanpa atap ini hanya berjarak 500 meter dari Laut Karibia pada satu sisi dan Laguna Nicupte pada sisi lain. Pada waktu tertentu, bermain di stadion yang hanya berkapasitas 4.000 penonton itu bagai bermain tenis di tengah badai.
Akibat angin kencang, petenis kesulitan mengontrol bola, termasuk saat toss (melambungkan bola ke udara sebelum servis). Saat Pegula/Cori ”Coco” Gauff menjalani penyisihan grup melawan Vera Zvonareva/Laura Siegemund, topi yang dikenakan Pegula terbang tertiup angin saat permainan berlangsung. Tempat sampah di dekat tempat duduk atlet juga tertiup hingga ke tengah lapangan. Payung-payung yang digunakan untuk melindungi petenis saat hujan banyak yang rusak.
Dalam video yang diunggah Coco dalam akun media sosial, bola yang dipukul setinggi mungkin oleh salah satu anggota timnya saat latihan berbalik ke lapangan karena angin kencang. Padahal, bola itu dipukul ke arah luar stadion.
Salah satu pertandingan yang terdampak cuaca adalah laga penting Swiatek melawan Sabalenka. Pertandingan ini membuka peluang bagi kedua petenis untuk menempati puncak peringkat kedua pada akhir tahun 2023.
Posisi tersebut akhirnya akan ditentukan melalui final Swiatek melawan Pegula. Swiatek bisa menggeser posisi Sabalenka jika juara. Sebaliknya, jika Swiatek kalah, Sabalenka akan menjadi tunggal putri nomor satu dunia pada akhir 2023.
Saya senang bisa melalui tekanan ini, tetapi perjalanan saya terasa masih sangat jauh. Final nanti akan menjadi yang paling sulit.
Pertandingan Swiatek melawan Sabalenka menjadi big match pada Sabtu. Atmosfer persaingan kedua petenis bahkan mengurangi perhatian pada semifinal lain antara Coco dan Pegula.
Sebelum bertemu di Cancun, Swiatek dan Sabalenka telah bertemu delapan kali, lima di antaranya dimenangi Swiatek. Akan tetapi, pertemuan terakhir yang terjadi pada final WTA 1000 Madrid dimenangi Sabalenka.
Performa Sabalenka pada tahun ini begitu konsisten. Dia menjadi satu-satunya petenis putri yang mencapai semifinal pada empat Grand Slam dan Final WTA. Dengan performa itu pula, petenis Belarus ini menggantikan Swiatek yang mendominasi persaingan pada 2022 sebagai petenis nomor satu dunia sejak 11 September.
Namun, persaingan kedua petenis di Cancun tak menggambarkan kekuatan sesungguhnya masing-masing petenis karena cuaca ekstrem. Laga pada Sabtu malam bahkan dihentikan saat Sabalenka unggul 2-1 karena angin kencang dan hujan deras, lalu diputuskan untuk dilanjutkan keesokan harinya.
Tak hanya pertandingan tunggal, jadwal nomor ganda pun terganggu. Tiga pertandingan ganda dan satu tunggal yang berlangsung sepanjang Minggu berstatus sebagai pertandingan tunda.
Seperti dikatakan juru bicaranya, Paula Wolecka, sebelum turnamen dimulai, Swiatek merasa tak nyaman dengan kondisi lapangan. Namun, petenis dengan empat gelar juara Grand Slam itu memilih mencurahkan fokus pada apa yang bisa dilakukan di lapangan.
Dia berusaha tenang sepanjang pertandingan, termasuk saat melakukan kesalahan. Namun, emosinya berubah saat memastikan kemenangan. Swiatek berteriak lantang sambil mengepalkan tangan.
”Saya senang bisa melalui tekanan ini, tetapi perjalanan saya terasa masih sangat jauh. Final nanti akan menjadi yang paling sulit. Saya belum bisa bicara banyak pada saat ini. Mungkin nanti setelah final, akan saya ceritakan kunci penampilan saya selama di sini,” tutur Swiatek dalam laman resmi WTA.
Meski tertinggal 3-5, Pegula dua kali menang dari tiga pertemuan dengan Swiatek pada tahun ini. Penampilannya di Cancun begitu stabil hingga tak terkalahkan sejak penyisihan grup. Ini berbeda dengan Final WTA 2022 saat dia kalah pada tiga laga penyisihan grup. Semifinal melawan Coco yang diselesaikan pada Sabtu juga bisa menjadi keuntungan bagi Pegula.
”Saya melakukan tugas dengan baik di akhir tahun ini. Setelah kalah pada enam pertandingan (tunggal dan ganda) di Final WTA 2022, saya menemukan cara untuk memperbaikinya. Saya pun percaya diri menjalani final,” tutur Pegula.
Djokovic masih ingin juara
Dari turnamen putra ATP Masters 1000 Paris, Novak Djokovic menjadi juara setelah mengalahkan Grigor Dimitrov 6-4, 6-3. Ini menjadi gelar ketujuh Djokovic dari turnamen terakhir ATP Masters 1000 tersebut. Djokovic menambah gelar yang diperolehnya di Paris Masters pada 2009, 2013-2015, 2019, dan 2021. Djokovic juga selalu lolos ke final dalam lima partisipasi terakhir.
”Tentu saja, saya sangat bangga dengan pencapaian ini. Namun, karena saya masih aktif bertanding, saya ingin menambah gelar juara dan bermain dalam level tertinggi. Grand Slam dan turnamen Masters 1000 adalah yang paling berharga dalam olahraga ini, tetapi untuk petenis seusia saya, kemenangan di mana pun sangat berharga,” kata Djokovic dalam laman ATP.
Setelah ini, Djokovic bersama tujuh petenis terbaik dengan performa terbaik pada tahun ini akan bersaing dalam turnamen Final ATP di Turin, Italia, 12-19 November. Menjadi petenis paling senior, Djokovic akan bersaing dengan Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Jannnik Sinner, Andrey Rublev, Stefanos Tsitsipas, Alexander Zverev, dan Holger Rune. (AP/AFP)