Semifinal turnamen Final WTA mempertaruhkan hal berbeda. Coco melawan Pegula akan menjadi persaingan antarsahabat, sementara Sabalenka melawan Swiatek mempertaruhkan status petenis nomor satu dunia pada akhir tahun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
CANCUN, JUMAT — Bersaing dalam puluhan turnamen profesional setiap tahunnya terkadang membuat petenis harus melawan atlet yang punya hubungan dekat. Itulah yang akan dilakukan Cori ”Coco” Gauff dan Jessica Pegula, dua sahabat dan partner dalam nomor ganda, yang akan bersaing dalam semifinal turnamen Final WTA 2023.
Coco melawan Pegula akan menjadi semifinal pertama yang berlangsung di Cancun, Meksiko, Sabtu (4/11/2023) sore waktu setempat atau Minggu (5/11/2023) pagi waktu Indonesia. Perebutan satu tiket final lainnya akan berlangsung antara petenis ranking teratas dan kedua dunia, Aryna Sabalenka dan Iga Swiatek.
Swiatek dan Coco lolos dari penyisihan Grup Chetumal, sementara Pegula dan Sabalenka dari Grup Bacalar sebagai peringkat teratas dan kedua. Persaingan dalam fase penyisihan berlangsung dalam format round robin.
Pegula menjadi satu-satunya petenis yang dipastikan lolos ke semifinal sebelum pertandingan terakhir Grup Chetumal dan Sabalenka melawan Elena Rybakina berlangsung Jumat (3/11/2023) waktu setempat. Sabalenka akhirnya menang atas Rybakina dengan skor 6-2, 3-6, 6-3 dalam laga yang merupakan kelanjutan dari pertandingan sehari sebelumnya.
Setelah itu, dalam pertandingan yang diwarnai performa naik-turun kedua petenis, Coco menang atas Marketa Vondrousova 5-7, 7-6 (4), 6-3. Namun, kemenangan itu tak lantas meloloskan Coco ke semifinal.
Nasibnya bergantung pada hasil pertandingan berikutnya, antara Swiatek dan Ons Jabeur. Kemenangan Swiatek 6-1, 6-2 akhirnya menempatkannya pada peringkat teratas grup, diikuti Coco di urutan kedua. Dengan peraturan juara grup akan bertemu peringkat kedua dari grup lain, Coco pun akan bersaing dengan Pegula pada semifinal.
Saat ini, Coco dan Pegula berstatus sebagai dua petenis terbaik Amerika Serikat. Coco, yang berperingkat ketiga dunia, dan Pegula (kelima), tak hanya menjadi petenis top dunia pada nomor tunggal. Keduanya bahkan menempati peringkat teratas dunia pada nomor ganda.
Di arena tenis profesional, petenis bisa bergonta-ganti pasangan untuk bermain pada nomor ganda, begitu pula dengan Pegula dan Coco. Namun, keduanya mulai sering berpasangan sejak Februari 2022 dan telah memiliki tujuh gelar juara sebagai partner. Hasil terbaik mereka di ajang Grand Slam adalah ketika menjadi finalis Perancis Terbuka 2022.
Selain sebagai partner, mereka pun pernah berhadapan dalam tiga pertandingan. Dari persaingan itu, Pegula menang dua kali, termasuk pertemuan terakhir yang berlangsung pada perempat final WTA 1000 Montreal, Agustus. Pertemuan di Cancun akan berlangsung dalam panggung yang lebih besar dari tiga persaingan lainnya.
Saat Coco dan Pegula harus mempertaruhkan kedekatan mereka, semifinal Sabalenka melawan Swiatek akan mempertaruhkan hal lain, yaitu status petenis nomor satu dunia pada akhir 2023. Sabalenka bisa bertukar tempat dengan Swiatek, atlet yang statusnya sebagai petenis nomor satu dunia dunia digantikan Sabalenka sejak 11 September 2023.
Kemenangan di semifinal akan membuat Sabalenka menjadi petenis nomor satu dunia akhir tahun untuk pertama kalinya. Jika Swiatek yang menang, dia masih memiliki tugas lain, yaitu memenangi final agar bisa berada pada puncak peringkat dunia akhir tahun, seperti pada 2022.
Saya antusias melawan Iga untuk menentukan posisi sebagai petenis nomor satu akhir tahun. Persaingan pada pertandingan nanti akan luar biasa.
”Saya antusias melawan Iga untuk menentukan posisi sebagai petenis nomor satu akhir tahun. Persaingan pada pertandingan nanti akan luar biasa,” kata Sabalenka dalam laman resmi WTA.
Menempati ranking teratas pada akhir tahun adalah prestasi yang bergengsi bagi petenis profesional karena menggambarkan prestasi mereka sepanjang tahun. Martina Navratilova adalah salah satu petenis yang pernah merasakan itu bahkan hingga tujuh kali.
”Itu adalah momen besar. Maknanya bertambah besar saat petenis bisa menjadi nomor satu dunia akhir tahun sekaligus menjuarai Final WTA,” komentar Navratilova yang delapan kali menjuarai Final WTA.
Dari persaingan tenis putra, delapan atlet yang akan bersaing dalam turnamen Final ATP di Turin, Italia, 12-19 November 2023, akhirnya lengkap. Dua tiket tersisa didapat Alexander Zverev dan Holger Rune yang akan bergabung dengan Novak Djokovic, Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Jannik Sinner, Andrey Rublev, dan Stefanos Tsitsipas.
Lolosnya Alcaraz dan Rune, yang berusia 20 tahun, menjadi yang pertama sejak Final ATP 2000, yaitu ketika dua petenis remaja tampil pada ajang di pengujung tahun tersebut. Saat itu, Lleyton Hewitt (19 tahun) dan Marat Safin (20) menjalani debut di Final ATP.
Meski lolos ke Final ATP, Rune tersisih pada turnamen ATP Masters 1000 Paris pada pekan ini. Petenis Denmark itu kalah dari Novak Djokovic 6-4, 3-6, 1-6 pada perempat final, Jumat. Pada semifinal, Djokovic akan berhadapan dengan Rublev, sementara semifinal lainnya mempertemukan Tsitsipas dan Grigor Dimitrov. (AP)