Taktik Genius Sainz di Marina Bay
Carlos Sainz Junior mempersembahkan kemenangan pertama bagi Ferrari musim ini berkat taktik brilian melawan para pebalap Mercedes di Singapura. Sementara Max Verstappen redup dalam siraman lampu Marina Bay.
SINGAPURA, MINGGU — Carlos Sainz Junior tampil brilian dengan menahan tekanan Lando Norris, George Russell, dan Lewis Hamilton untuk meraih kemenangan pertamanya bersama Ferrari di Marina Bay, Singapura. Sainz yang tampil solid sejak sesi latihan, Jumat, sangat presisi dalam mengatur pace untuk mengelola ban kompon keras bisa bertahan hingga finis. Sainz juga jenius dengan memanfaatkan Norris yang ada di belakangnya, untuk menahan Russell dan Hamilton yang memiliki ban-ban lebih segar.
Persaingan keempat pebalap itu sangat sengit dalam lima putaran terakhir dari total 62 lap. Sainz dan Norris, yang berada di posisi pertama dan kedua, dalam tekanan masif dari dua pebalap Mercedes yang menggunakan ban kompon medium yang lebih segar 20 putaran. Russell dan Hamilton memiliki pace yang sangat kuat dan mengancam Sainz dan Norris yang menggunakan ban kompon keras yang dipakai sejak lap ke-21.
Baca juga: Akhir Tren Kemenangan Verstappen
Namun, Sainz yang sangat solid sejak sesi latihan Jumat mampu mengatur ritme pace untuk menjaga posisinya tetap terdepan sekaligus menempatkan Norris dalam jarak drag reduction system (DRS). Ini merupakan benteng pertahanan simbiosis mutalisme karena dengan berada di jarak DRS, Norris bisa menjaga posisinya dari serangan Russell dan Hamilton. Kondisi itu terbukti sangat krusial dalam lap ke-59 saat Russell nyaris mendahului Norris. Namun, pebalap tim McLaren itu bisa kembali menjauh.
Russel,l yang berjuang keras mendahului Norris, akhirnya gagal finis karena menabrak pembatas trek di tikungan 10 dalam putaran terakhir. Podium ketiga pun diraih oleh Hamilton, yang menjadi podium ke-196 bagi juara tujuh kali Formula 1 itu.
Rasanya luar biasa, akhir pekan yang luar biasa. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Ferrari atas titik balik ini setelah awal musim yang rumit. Kami membawa pulang P1 yang saya yakin akan membuat seluruh orang Italia gembira hari ini.
”Rasanya luar biasa, akhir pekan yang luar biasa. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Ferrari atas titik balik ini setelah awal musim yang rumit. Kami membawa pulang P1 yang saya yakin akan membuat seluruh orang Italia gembira hari ini,” ujar Sainz di parc ferme.
”Mengingat keterbatasan kami dalam laju keausan ban, saya tahu ini akan menjadi balapan yang panjang dengan ban kompon keras. Namun, strategi berjalan dengan sempurna, kami memberi Lando DRS untuk membantu dirinya dan kami pun meraih P1,” jelas Sainz.
Baca juga: Belenggu Verstappen di Marina Bay
Terkait dengan tekanan dari ketiga pebalap di belakangnya, pebalap asal Spanyol itu mengaku, dirinya sedikit merasakan itu, tetapi juga dalam kondisi bisa mengendalikan situasi.
”Jujur saya merasa dalam kendali, saya memiliki keleluasaan untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan,” tegas Sainz yang mengakhiri tren kemenangan Max Verstappen dan Red Bull.
Taktik jitu yang diterapkan Sainz itu sangat menguntungkan Norris, mantan rekan setimnya di McLaren. Pebalap asal Inggris itu pun berdiri di podium kedua berkat ”kemurahan hati” Sainz memberi dia DRS.
”Carlos sangat dermawan, membantu saya mendapat DRS. Itu membantu balapan saya, tetapi juga membantu dia,” ujar Norris.
Dia juga sudah kesulitan mengendalikan mobil dalam lap-lap akhir, bahkan sempat menyenggol pembatas trek di tikungan 10, lokasi yang sama di mana Russell tidak bisa berbelok ke kiri dan menabrak pembatas.
Baca juga: Ferrari Menjemput Kemenangan Pertama
”Saya juga menyenggol pembatas pada lap terakhir di lokasi yang sama, jadi (Russell) meniru saya, tetapi dia melakukan itu dengan lebih buruk. Tidak, saya merasa sedih untuk dia, dia pebalap tercepat di trek hari ini,” ujar Norris.
Usaha Mercedes menempatkan kedua pebalapnya di podium dilakukan dengan memanfaatkan virtual safety car pada lap ke-45. Russell dan Hamilton beruntun mengganti ban kompon keras dengan ban medium baru. Namun, sirkuit jalan raya Marina Bay sangat sulit untuk mendahului, dan akhirnya hanya Hamilton yang berdiri di podium ketiga.
”Pertama, selamat untuk Carlos dan Lando, mereka melakukan pekerjaan dengat sangat bagus hari ini dan strategi mereka berjalan. Kami melakukan perjudian dengan mengganti ban. Tim melakukan pekerjaan yang sangat bagus untuk membawa kami kembali ke atas sini,” ujar Hamilton.
”George sangat tidak beruntung. Kami berusaha sangat keras untuk mengejar mereka dan ban-ban kami sangat panas, tetapi dia akan bangkit, dia fenomenal,” ujar Hamilton terkait rekan setimnya.
Red Bull redup
Di sisi lain, Red Bull tidak menemukan perbaikan performa dalam semalam, setelah kedua pebalap mereka tereliminasi di Q2. Verstappen menyelesaikan balapan di posisi kelima, setingkat di bawah pebalap Ferrari, Charles Leclerc. Ini hasil yang sangat bagus mengingat dia start dari posisi ke-11 dan mobil RB19 masih terus tergelincir di sepanjang balapan.
Baca juga: Verstappen Cetak Sejarah di Monza
Max Verstappen dan Sergio Perez yang start dari posisi ke-11 dan ke-13 mengalami kesulitan untuk memperbaiki posisi. Hingga safety car masuk lintasan pada lap ke-20 menyusul insiden Logan Sargeant, posisi Verstappen tertahan di urutan ke-8 dan Perez tetap di posisi ke-13.
Mereka sempat memperbaiki posisi saat para pebalap melakukan pit stop memanfaatkan safety car yang menghemat waktu penggantian ban. Verstappen dan Perez yang tidak melakukan penggantian ban kompon keras mereka naik ke posisi dua dan empat. Namun, itu hanya sementara.
Setelah safety car meninggalkan trek di akhir lap ke-22, posisi Verstappen dan Perez terus merosot. Mereka tidak bisa bersaing dengan pebalap lain yang menggunakan ban-ban baru. Di lap kelima, Verstappen turun ke posisi keenam setelah tak berdaya membendung George Russell, Lando Norris, Lewis Hamilton, dan Charles Leclerc. Sementara Perez yang menjalani balapan ke-250-nya berada di posisi ketujuh. Perez dalam tekanan terus-menerus dari Fernando Alonso dan Esteban Ocon yang saat balapan genap berusia 27 tahun.
Baca juga: Hamilton Mengejar Mimpi Bersama Mercedes hingga 2025
Pada lap ke-32, Verstappen yang belum mengganti ban kompon keras yang dipakai sejak start semakin kesulitan mengendalikan mobilnya. ”Ini seperti mengemudi di es,” ujar pebalap asal Belanda itu melalui radio tim.
Masalah yang dialami oleh Red Bull adalah keseimbangan mobil tidak pernah tercapai sehingga mereka tidak bisa memasuki tikungan dengan cukup kencang. Ban-ban mereka pun tidak bisa berada dalam suhu kerja ideal sehingga mobil sering tergelincir. Kondisi ini sangat mengejutkan karena RB19 sebelumnya menjadi mobil terkuat dan solid saat balapan. Bahkan, Verstappen bisa meraih kemenangan dari posisi start keenam di Belgia. Di trek yang sama, pada musim 2022, Verstappen juga menang dari posisi start ke-14.
Namun, di Singapura, Verstappen tidak bisa berbuah banyak. Dia tidak mendapat setelan mobil yang solid untuk mendapatkan pace di sirkuit jalan raya Marina Bay. Kendala yang dihadapi Red Bull diduga akibat technical directive (TD) terkait pengetatan pemeriksaan flexi wing. Namun, Kepala tim Red Bull Christrian Horner menilai, penurunan performa RB19 tidak terkait dengan TD itu.
Meskipun ada bantahan tersebut, fakta apakah TD menjadi penyebab atau tidak, akan terjawab di Suzuka, Jepang, 22-24 September. Trek Suzuka sangat berbeda dan biasanya mobil Red Bull sangat kompetitif di sana. Jika RB19 juga kesulitan di Suzuka, bisa dipastikan penyebabnya adalah pengetatan pengujian flexi wing dengan menambah beban pengujian.
Baca juga: Hamilton: "Mobil Terasa Paling Buruk"
”Kenyataannya adalah itu mobil yang sama dengan yang menang di Monza dua pekan lalu, juga menang di Zandvoort sepekan sebelumnya, dan itu juga menang dalam balapan lainya,” ujar Horner di garis start kepada Sky Sports F1.
”Selain ketinggian sayap, tidak ada yang berubah. Satu-satunya yang berbeda adalah sirkuit sehingga kami perlu memahami ini setelah akhir pekan ini. Menurut saya, kami memiliki mobil yang sangat bagus dan kita lihat apa yang bisa kami lakukan setelah ini,” tegas Horner.