Misi Menembak Indonesia Cegah Terulangnya Kemarau Prestasi
Raihan medali di Asian Games Hangzhou 2022 menjadi sebuah keniscayaan bagi cabor menembak agar tidak terulang lagi penantian hingga 52 tahun lamanya.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kontingen menembak Indonesia membawa misi mencegah kemarau prestasi pada Asian Games Hangzhou 2022. Dengan persiapan yang panjang dan matang, mereka berharap bisa kembali mempersembahkan medali agar tak terulang penantian puluhan tahun.
Misi itu diemban sebanyak 23 petembak Indonesia yang akan turun di berbagai nomor di Asian Games Hangzhou 2022, 23 September-8 Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka berlatih dan mematangkan persiapan pada Senin (11/9/2023) sore di Lapangan Tembak Perbakin, Senayan, Jakarta.
Tim beregu putra yang terdiri dari Dewa Putu Yadi Suteja, Totok Tri Martanto, dan Anang Yulianto, turut berlatih pada sore itu. Ketiga atlet yang akan turun di nomor 25 meter rapid fire pistol ini berlatih skoring. Mereka mulai mengenyam materi latihan yang dibuat sama seperti perlombaan mendatang.
“Persiapan sudah memasuki tahap akhir yang semakin intens. Kami mencoba mengurangi dan memperbaiki kesalahan. Persiapannya ini cukup panjang. Kami tidak pulang-pulang sejak 2021, jadi semoga hasilnya sejalan dengan upaya maksimal kami,” ujar Dewa yang meraih medali emas bersama Totok dan Anang pada SEA Games Vietnam 2021.
Selepas SEA Games 2021, Dewa dan petembak lainnya langsung kembali menjalani pemusatan latihan. Mereka berlatih dan mengikuti beragam kejuaraan untuk persiapan tampil di Asian Games 2022 dan Olimpiade 2024. Pada SEA Games Kamboja 2023, para petembak ini tidak tampil karena cabang olahraga itu tidak diperlombakan.
"Negara-negara dengan petembak yang bagus ada di Asia, seperti China, Jepang, dan India. Jadi, otomatis itu akan menjadi pesaing terberat kami di Asian Games. Namun, asalkan kami bisa mempertahankan rata-rata skor 580, di atas kertas kami bisa meraih medali," ucap Dewa, petembak asal Badung.
Ambisi prestasi
Ambisi untuk berprestasi di Asian Games juga disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto. Dengan persiapan yang sudah jauh-jauh hari dan beragam upaya yang dilakukan, termasuk pemusatan latihan di Korea Selatan, dia berharap cabor menembak tetap menyumbang medali seperti pada Asian Games 2018.
“Tentu kami menargetkan prestasi yang lebih baik dari Asian Games 2018 lalu, sedikitnya meraih tiga medali dari nomor apapun itu. Semua upaya sudah dilakukan, ada peningkatan skor juga dari para petembak. Semoga hasilnya di Hangzhou bisa bagus,” ucap Joni yang meninjau latihan bersama Wakil Chief de Mission Asian Games Jadi Rajagukguk dan Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Rudy Sufhariadi.
Pada Asian Games 2018, menembak “hanya” menyumbang medali perak melalui petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra dari nomor 10 meter running target campuran putra. Meski hanya satu medali, tetapi prestasi itu melepas dahaga prestasi menembak selama keikutsertaan di Asian Games.
Saat bertanding, mereka seringkali tertekan. Beda dengan latihan. Saya mencoba membantu mereka mengolah tekanan itu agar bisa berbuah hasil baik. (Saifullah).
Medali tersebut mengakhiri penantian selama 52 tahun atau sejak Asian Games Bangkok 1966. Saat itu, Elias Joseph Lessy meraih perunggu di nomor 10 meter air rifle. Raihan prestasi di Hangzhou menjadi keniscayaan agar mencegah penantian panjang itu terulang.
Mental bertanding
Menurut Joni, hal yang terpenting saat ini adalah menjaga mental bertanding atlet. Setelah segala persiapan dilakukan, petembak perlu mempertahankan mental baja ketika perlombaan nanti. Hal itu termasuk menjaga fokus dan kemampuan beradaptasi di arena.
Seorang pelatih mental, Muhammad Saifullah, telah direkrut sejak dua bulan lalu untuk mendampingi para petembak. Dalam sesi latihan Senin sore, tampak Saifullah berbincang dengan beberapa petembak, terutama petembak muda.
“Olahraga ini, kan, membutuhkan fokus yang tinggi dan suasana hati yang bagus. Saat bertanding, mereka seringkali tertekan. Beda dengan latihan. Saya mencoba membantu mereka mengolah tekanan itu agar bisa berbuah hasil baik,” tutur Saifullah.
Rudy Sufhariadi berharap, keseriusan dan kerja keras petembak untuk Asian Games 2022 dapat sejalan dengan hasil yang didapatkan. Target yang telah ditetapkan pun bisa dicapai atau bahkan dilampaui.
Kontingen menembak memiliki waktu lebih dari sepekan untuk mematangkan persiapan. Jadi, Rajagukguk mengatakan, para petembak akan berangkat pada tanggal 21 September atau tiga hari sebelum pelaksanaan perlombaan.