Liverpool Kian Nyaman dengan Keganjilan
Pemain Liverpool telah menyesuaikan diri dengan pendekatan baru yang diterapkan Manajer Juergen Klopp. “Si Merah” menjaga jarak dua poin dari Manchester City yang berada di posisi pertama.
LIVERPOOL, MINGGU – Keterbatasan akan memaksa seseorang mencari kekuatan alternatif. Itu yang telah ditunjukkan Manajer Liverpool Juergen Klopp di empat pekan awal Liga Inggris musim ini. “Si Merah” mulai terbiasa tampil tanpa kehadiran gelandang bertahan, lalu menginstruksikan Mohamed Salah untuk menjadi pelayan, alih-alih sumber gol primer.
Dua keganjilan itu membantu Liverpool menumbangkan Aston Villa, 3-0, di Stadion Anfield, Minggu (3/9/2023) malam WIB. Seperti di dua gim perdana liga edisi 2023-2024, Klopp menugaskan Alexis Mac Allister untuk bermain lebih ke dalam guna melindungi pertahanan.
Baca juga : Karena Salah, Klopp Berpeluang Beri Kebohongan Kedua
Meskipun bisa bermain dengan beragam fungsi di lini tengah, Mac Allister tidak memiliki kemampuan bertahan yang setara dengan dua pemain “Si Merah” yang hijrah ke Liga Arab Saudi, musim panas ini, yaitu Fabinho dan Jordan Henderson. Namun, seiring mulai terbiasa dengan peran baru di Liverpool, gelandang asal Argentina itu bisa tampil baik dalam bertahan, terutama untuk menutup ruang di sepertiga tengah lapangan.
Tak hanya itu, Mac Allister juga menjalankan peran sebagai deep-lying playmaker yang mengatur aliran bola dalam situasi menyerang Si Merah. Secara total, Mac Allister menghasilkan 63 operan dan 80 sentuhan.
Itu adalah catatan tertinggi untuk pemain tengah dan depan Liverpool pada gim kandang kedua. Performa apik itu seakan menebus kekecewaan pendukung Liverpool ketika menyaksikan Mac Allister mendapat kartu merah pada laga debut di Anfield melawan Bournemouth, 19 Agustus lalu.
Klopp menuturkan, dirinya harus melakukan penyesuaian di lini tengah setelah hadirnya pemain baru dan perginya pemain penting di awal musim ini. Ia mengatakan, seiring berjalannya waktu pemain baru, seperti Mac Allister dan Dominik Szoboszlai, mulai paten menjalankan sistem anyar itu.
Kami bisa memainkan sistem yang berbeda karena kami memiliki pemain muda yang berkualitas dan sangat tertarik dengan kesempatan tampil menyesuaikan kebutuhan tim.
“Kami bisa memainkan sistem yang berbeda karena kami memiliki pemain muda yang berkualitas dan sangat tertarik dengan kesempatan tampil menyesuaikan kebutuhan tim. Meski berada di awal musim, kami tidak boleh melakukan perubahan gaya bermain 12 kali dalam empat hari agar sistem ini bisa berjalan semakin baik,” ucap Klopp seusai laga dilansir Liverpool Echo.
Baca juga : Metamorfosis Sempurna Darwin Nunez
Selain itu, Salah, yang mencetak gol ketiga Liverpool di menit ke-55, lebih dominan bertugas sebagai pelayan penyerang tengah, Darwin Nunez. Dua umpan kunci Salah menjadi awal bagi dua peluang Nunez yang digagalkan tiang dan sundulan yang melenceng di muka gawang.
Walau gagal menambah catatan dua asisnya, Salah justru bisa mencetak gol keduanya di musim ini. Gol itu tercipta pada peluang kedua Salah yang diawali asis sundulan Nunez. Pada kesempatan pertama, tembakan Salah pada menit 45+3 bisa ditangkap kiper Villa, Emiliano Martinez.
Salah pun melanjutkan rekor gemilangnya yang telah terlibat gol dalam 11 laga kandang beruntun Liverpool. Dalam kurun waktu itu, kapten tim nasional Mesir itu mencetak lima gol dan tujuh asis.
Baca juga : Darurat Lini Tengah ”Si Merah”
Berkat kemenangan atas Villa, Liverpool beranjak ke peringkat ketiga. Si Merah hanya kalah selisih gol dari Tottenham Hotspur di posisi kedua serta berjarak dua poin dari Manchester City yang menguasai puncak klasemen.
Laga melawan Villa menjadi koleksi nirbobol perdana Liverpool di musim ini. Selain itu, Si Merah mencatatkan kemenangan pertama ketika unggul lebih dulu di Liga Inggris 2023-2024.
Tanpa cela
Sejak awal laga, Liverpool tampil tanpa cela. Rencana permainan yang diterapkan Klopp berjalan lancar. Umpan-umpan panjang diagonal yang ditempatkan di belakang pemain bertahan Villa menjadi senjata Liverpool.
Gol kedua Liverpool yang dihasilkan melalui bunuh diri bek kanan Villa, Matty Cash, pada menit ke-22 diawali operan jauh nan akurat dari sang kapten, Trent Alexander-Arnold, kepada Salah. Kemudian, Salah memberikan operan kepada Nunez. Tembakan Nunez mengenai tiang, tetapi bola pantulan membentur kaki Cash masuk ke gawang.
Baca juga : Hasil Seri Tidak Membuat Chelsea dan Liverpool Berseri-seri
Selain itu, Liverpool juga tampil efektif dalam memanfaatkan sepak pojok. Gol pertama, yang dicetak gelandang, Dominik Szoboszlai, ketika laga baru berjalan 164 detik serta gol terakhir dari Salah berawal dari peluang tendangan sudut yang dieksekusi Alexander-Arnold. Sumbangan gol debut Szoboszlai adalah gol ke-900 Liverpool di era Klopp.
Liverpool amat dominan dalam permainan dengan 64 persen penguasaan bola, 605 operan akurat, dan 17 tembakan menjadi penanda Villa tidak bisa mengimbangi Si Merah.
Hasil di Anfield itu mempertebal superioritas Liverpool atas Villa. Mereka telah 10 kali menumbangkan Villa dalam 12 duel terakhir di Liga Inggris.
Adapun Villa yang tiba di Anfield dengan bekal dua kemenangan tampil buruk. Mereka gagal menahan Liverpool karena terlalu lemah melakukan tekanan ketika pemain tim tuan rumah menguasai bola. Jarak antarpemain pun terlalu jauh, sehingga proses transisi serangan balik yang cepat dan operan bola pendek yang disukai Manajer Unai Emery tidak berjalan.
Dalam laga di Anfield, Villa hanya mencatatkan satu peluang berbahaya yang tercipta di menit ke-48. Sundulan Cash bisa ditepis oleh kiper Liverpool, Alisson Becker, di garis gawang.
Baca juga : Festival Rekor Gol Tiga Striker Tajam Liga Inggris
“Ia (Unai Emery) tentu marah dengan penampilan timnya. Mereka telalu lemah dalam penguasaan bola serta memulai pertandingan sangat lambat dan penuh kecerobohan,” kata Leon Osman, eks gelandang Everton, kepada BBC.
Pada laga lain di waktu bersamaan, Crystal Palace membenamkan Wolverhampton Wanderers, 3-2, di Stadion Selhurst Park. Itu adalah hasil positif kedua Palace di musim ini.