Hasil Seri Tidak Membuat Chelsea dan Liverpool Berseri-seri
Hasil seri tidak cukup untuk membuat Chelsea dan Liverpool berseri-seri. Ada celah yang harus segera ditambal demi bangkit musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LONDON, SENIN – Musim berganti, para pemain banyak yang datang dan pergi, tetapi hasil akhir laga Chelsea versus Liverpool tetap berujung seri. Pertemuan dua tim raksasa itu kembali imbang untuk tujuh kali beruntun. Kali ini, mereka saling berbagi satu gol sah dan satu gol yang dianulir.
Chelsea, dalam debut manajer Mauricio Pochettino, terpaksa berbagi poin dengan tim tamu setelah imbang 1-1 di Stadion Stamford Bridge, pada Senin (14/8/2023) dini hari WIB. Tidak hanya skor, menurut The Analyst, mereka bahkan imbang dalam kualitas peluang atau expected goals (xG) 1,28 – 1,28.
“Kami banyak mengalami hasil seri yang membuat frustrasi selama musim lalu. Gim ini seri, tetapi terasa berbeda. Kami senang karena menjadi tim yang lebih baik dalam membuat peluang dan usaha sepanjang laga. Kami hanya tidak mampu mencetak gol kemenangan,” kata bek sayap Chelsea Ben Chilwell.
Gaya bermain kedua tim berbanding terbalik. Chelsea dengan formasi 3-4-2-1 berupaya memegang bola selama mungkin, membangun serangan dari lini pertahanan. Liverpool dengan formasi andalan manajer Juergen Klopp 4-3-3 mencoba oportunis dari transisi dan umpan panjang.
Tim tuan rumah sedikit kagok selama setengah jam awal. Wajar, Pochettino memberikan kesempatan debut untuk 4 pemain sekaligus, antara lain bek Alex Disasi dan penyerang Nicolas Jackson. Mereka kewalahan menghadapi sergapan blok tinggi Mohamed Salah dan rekan-rekan.
Liverpool pun unggul lebih dulu setelah hujan peluang di laga. Beberapa menit setelah tendangannya membentur tiang, Salah memberikan umpan silang yang berujung gol penyerang sayap Luis Diaz pada menit ke-18. Salah sempat menggandakan keunggulan, tetapi golnya dianulir karena offside.
Kapten Liverpool Virgil van Dijk menilai, gol Salah yang dibatalkan mengubah momentum pertandingan. “Kami sangat bagus hingga 25 menit laga berjalan. Kami ingin membuat segalanya tepat. Namun, mereka (Chelsea) bisa bangkit setelah gol kami dianulir. Tidak mudah mengantisipasi itu,” ucapnya.
Setelah setengah jam, Chelsea mulai terbiasa dengan gaya tim tamu. “Si Biru” mulai nyaman membangun serangan dari bawah dengan tiga bek tengah. Kombinasi gelandang Enzo Fernandez, penyerang Raheem Sterling, dan bek sayap Reece James di sisi kanan selalu membuat Liverpool keteteran.
Kami banyak mengalami hasil seri yang membuat frustasi selama musim lalu. Gim ini seri, tetapi terasa berbeda.
Hingga akhirnya gol tercipta dari kemelut di depan gawang, lewat sepakan Disasi. Suasana Stamford Bridge yang berisi lebih dari 40.000 penonton langsung pecah. Mereka nyaris berbalik unggul dua menit setelah itu. Namun, giliran gol Chilwell yang dianulir karena offside.
Chelsea lebih mendominasi di satu jam terakhir laga. Mereka unggul mutlak dalam penguasaan bola dengan 65,4 persen. Liverpool mencoba skema umpan panjang, tetapi selalu terhenti para bek Chelsea yang cepat dan bertubuh atletis. Adapun “Si Merah” lebih unggul dalam jumlah tembakan 13-10.
Bagi Pochettino, hasil imbang kurang adil. “Kami pantas mendapatkan lebih baik karena lebih unggul secara keseluruhan. Rasanya puas, tetapi kecewa saat bersamaan. Kami ingin menang dan pantas untuk itu. Namun, yang terpenting, ini baru perjalanan awal tim ini,” katanya.
Celah Terekspos
Dua hari sebelum pertarungan di Stamford Bridge, Chelsea dan Liverpool sudah terlibat dalam drama perebutan gelandang Brighton and Hove Albion, yaitu Moises Caicedo. Kedua tim berani menawar 110 juta pound sterling, nilai yang akan memecahkan rekor transfer di Inggris.
Dari laga tadi, Liverpool terlihat lebih membutuhkan sosok Caicedo. Lini tengah tim asuhan Klopp itu tampak masih berlubang karena belum ada pengganti gelandang bertahan veteran Fabinho. Beberapa pemain terpaksa bermain di luar posisi asli.
Gelandang baru Liverpool Alexis Mac Allister harus bermain lebih ke belakang, dibandingkan posisi asli saat di Brighton, menjadi jangkar trio lini tengah. Penyerang Cody Gakpo juga dimainkan di sisi kiri lini tengah. Gakpo biasanya diturunkan sebagai trisula lini depan.
Tidak hanya fondasi serangan terganggu, pertahanan juga terdampak. Posisi Gakpo di sisi kiri pertahanan, dieksploitasi oleh trio Fernandez-Sterling-James. Fernandez sangat nyaman berduel dengan Gakpo. Menurut Squawka, sang gelandang mencatat umpan terbanyak ke sepertiga akhir (17 kali) dan kotak penalti (10 kali).
Menurut Klopp, tim asuhannya akan lebih baik setelah laga pertama. “Kami bertahan dengan formasi terlalu rapat, sehingga memberikan celah di area half space. Kami akan baik-baik saja. Hasil hari ini tidak akan menentukan sisa musim kami. Saya menyambut musim ini dengan keyakinan,” ujarnya.
Klopp mesti bergerak cepat mencari pengganti Fabinho di sisa waktu jendela transfer. Menurut jurnalis spesialis transfer Fabrizio Romano, Caicedo lebih memilih bermain untuk Chelsea. Mereka bisa kembali ke target transfer sebelumnya, gelandang Southampton Romeo Lavia.
Di sisi lain, Chelsea tampak sangat potensial sebagai tim yang baru menjalani laga pertama bersama manajer baru. Mereka bisa mengepung Liverpool, membuat tim lawan hanya mencatat satu tembakan ke gawang selama 90 menit. Adapun Klopp sudah memasuki musim ke-8 bersama Liverpool.
Fernandez juga memperlihatkan kualitasnya dengan peran yang lebih ofensif, tidak menjadi jangkar seperti musim lalu. Hanya saja, “Si Biru” masih sangat bergantung terhadap James. Nyaris semua serangan berbahaya Chelsea berawal dari tusukan James di sisi sayap.
Masalahnya, James dikenal sebagai pemain yang rentan cedera. Menurut Transfermarkt, dia melewati 25 laga musim lalu akibat cedera. Kapten baru Chelsea itu tercatat mengalami 5 cedera berbeda dalam semusim. Kekhawatiran itu sempat muncul lagi di penghujung laga tadi.
James ditarik keluar pada menit ke-76 karena tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dia memperlihatkan gestur kesakitan di bagian kaki. Beruntung, hal tersebut tidak seperti yang dibayangkan. Kata Pochettino, sang pemain tim nasional Inggris hanya kelelahan, bukan cedera.
James digantikan bek sayap Malo Gusto di sisa laga. Hasilnya, Chelsea tidak menciptakan satu tembakan pun sampai peluit panjang berbunyi. Mereka masih mendominasi penguasaan bola, tetapi tidak bisa menemukan cara untuk masuk ke kotak penalti. (AP/REUTERS)