Liverpool merasakan patah hati kedua usai gagal mendapatkan Romeo Lavia yang memilih merapat ke Chelsea. Kondisi ini menyebabkan Liverpool kekurangan sosok gelandang bertahan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA — Untuk kali kedua, Liverpool merasakan pahitnya kehilangan pemain buruan. Setelah kalah dalam perebutan Moises Caicedo, ”Si Merah” juga harus gigit jari karena kehilangan Romeo Lavia yang juga direbut Chelsea. Dua kegagalan beruntun dalam mendapatkan gelandang bertahan menyebabkan keadaan darurat di lini tengah Liverpool.
Kabar keputusan Lavia menerima pinangan Chelsea diungkapkan oleh media olahraga The Athletic. Koresponden The Athletic, David Ornstein, menyebut, Lavia bergabung dengan ”Si Biru” dengan biaya 50 juta pound sterling (Rp 974 miliar) beserta tambahan (add ons). Transfer Lavia turut diperlancar dengan hubungan baik antara Chelsea dan Southampton.
”Lavia akan bergabung dengan target Liverpool lainnya, Moises Caicedo, ke (Stadion) Stamford Bridge,” tulis Ornstein, Selasa (15/8/2023) dini hari WIB.
Sementara itu, jurnalis pakar transfer, Fabrizio Romano, mengungkapkan, Chelsea akan memperkenalkan Lavia sebagai rekrutan baru mereka pada pekan ini. Pemain 19 tahun berpaspor Belgia itu merupakan seorang gelandang bertahan yang mengawali karier sepak bola di klub Belgia, RSC Anderlecht.
Kemampuannya sebagai gelandang bertahan terpantau tim pemandu bakat Manchester City. Untuk itu, Lavia direkrut Manchester City U-18 pada 2020. Kelebihan Lavia adalah ketenangannya ketika menguasai bola dan resistan terhadap tekanan (pressing) dari lawan. Selain itu, ia piawai dalam membaca alur serangan serta mampu memproteksi para pemain belakang tim.
Keahlian seperti itulah yang kini diidamkan Liverpool. Tim besutan Manajer Juergen Klopp itu memang tengah memburu gelandang bertahan seusai kepergian Jordan Henderson dan Fabinho di bursa transfer musim panas tahun ini.
Selain Lavia, Si Merah awalnya mengincar Caicedo dari Brighton and Hove Albion, tetapi gagal karena yang bersangkutan lebih memilih bergabung dengan Chelsea. Sebagaimana Lavia, Caicedo juga merupakan gelandang bertahan. Dengan begitu, ini adalah patah hati kedua Liverpool karena kembali gagal mendapatkan incarannya.
Kegagalan dua kali Liverpool adalah anomali karena secara posisi, mereka lebih menarik lantaran bermain di Liga Champions Eropa musim ini. Berbeda dengan Chelsea yang hanya akan mengikuti turnamen domestik seusai gagal finis di posisi tujuh besar musim lalu.
Beberapa pihak menilai, ketertarikan para pemain bergabung dengan Chelsea disebabkan mereka memberikan nilai kontrak yang lebih besar dibanding Liverpool. Sebagai contoh, Southampton mematok harga sebesar Rp 974 miliar untuk Lavia dan Liverpool hanya memberikan penawaran lebih rendah dari itu.
Lavia akan bergabung dengan target Liverpool lainnya, Moises Caicedo, ke (Stadion) Stamford Bridge.
Liverpool tercatat tiga kali mengajukan penawaran untuk Lavia dan semuanya ditolak oleh Southampton. Penawaran ketiga Liverpool yang sekaligus menjadi penawaran tertinggi sejumlah 46 juta pound sterling (Rp 896 miliar). Liverpool enggan menuruti kemauan Southampton lantaran menilai harga Rp 974 miliar terlampau mahal untuk seorang pemain muda yang baru memiliki pengalaman satu musim bermain di level senior.
Selain itu, faktor manajer Chelsea, Mauricio Pochettino, sebagai salah satu manajer kelas atas, bisa menjadi pembeda, kendati hal ini kembali kepada preferensi masing-masing pemain. Faktor Kota London turut memengaruhi pilihan pemain. Beberapa pemain memilih tinggal di London karena merasa lebih nyaman dengan suasana Ibu Kota Inggris tersebut.
Bagaimanapun, nasi telah menjadi bubur. Alih-alih meratapi kegagalan mendatangkan dua gelandang bertahan potensial, Liverpool harus bergerak mencari alternatif lainnya. Hal ini mendesak karena Liverpool tidak lagi memiliki sosok gelandang bertahan tangguh.
Itu terlihat dari mudahnya lini tengah Si Merah ditembus para pemain Chelsea di laga pertama. Pada bursa transfer musim panas ini, Liverpool mendatangkan Alexis Mac Allister yang diberi peran sebagai gelandang bertahan.
Meski mampu melaksanakan tugasnya, terlihat Allister sedikit kewalahan membendung serangan-serangan Chelsea. Itu karena ketika masih di Brighton, Allister terbiasa menjadi gelandang bertahan bersama rekannya atau dua pivot. Sementara di Liverpool, ia dipasang sendirian sebagai gelandang bertahan.
Menurut The Athletic, manajemen Liverpool dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan mendatangkan gelandang bertahan Real Madrid, Aurelien Tchouameni. Namun, kepindahan gelandang timnas Perancis itu ke Stadion Anfield agak sulit terwujud karena ia merupakan salah satu pemain kunci Real.
Selain Tchouameni, Liverpool juga berencana mendekati gelandang Wolverhampton Wanderers, Matheus Nunes, yang juga bisa bermain sebagai gelandang bertahan. Laporan lainnya dari Anfield Watch mengungkapkan, Liverpool juga mempertimbangkan untuk melakukan penawaran kepada gelandang Leicester City, Kiernan Dewsbury-Hall.