Para pebalap Yamaha dan Honda, termasuk Fabio Quartararo dan Marc Marquez, menemui realitas pahit di Catalunya. Mereka hanya mampu menempati posisi enam terbawah dalam catatan waktu sesi latihan MotoGP di Montmelo.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BARCELONA, JUMAT – Fabio Quartararo mengakhiri sesi latihan yang menjadi penentu lolos langsung ke kualifikasi MotoGP seri Catalunya dengan kekecewaan. Pemenang balapan di Montmelo musim 2022 itu hanya bisa menempati posisi ke-17, terpaut 1,420 detik dari Aleix Espargaro (Aprilia) di posisi teratas. Realitas pahit ini juga dialami oleh rekan setimnya di Monster Energy Yamaha, Franco Morbidelli, serta empat pebalap Honda, termasuk Marc Marquez.
Quartararo menepuk-nepuk bagian depan helmnya dalam slow lap setelah sesi latihan berakhir, Jumat (1/9/2023) malam WIB. Gestur itu menegaskan rasa frustrasi juara MotoGP 2021 itu. Di sikuit favoritnya itu, dia terpuruk. Dalam musim-musim sebelumnya, Quartararo sangat kuat di Montmelo dan memenangi balapan di sana pada 2020 dan 2022. Pebalap asal Perancis itu pun kini terpaksa menerima bahwa musim ini tempatnya bukan di atas podium.
"Kami tahu dengan jelas bahwa kami berada di sana bukan untuk bertarung meraih podium. Tetapi, itu sulit untuk diterima karena dalam lima atau enam tahun saya di sini saya selalu bisa bertarung meraih kemenangan. Tahun lalu, saya menang dengan keunggulan enam detik. Dan, sekarang kami di posisi ke-17," ujar Quartararo.
"Jadi, jelas ini sulit, tetapi kami harus mulai menerima itu. Berusaha menemukan apa pun yang positif untuk menyiapkan tahun depan," ujar pebalap berjuluk "El Diablo" itu.
Masalah utama yang dihadapi oleh Quartararo dan rekan setimnya, Morbidelli, bukan pada transfer tenaga mesin yang agresif, tetapi lebih pada minim daya cengkeram ban. Padahal, di trek Montmelo yang terkenal licin, daya cengkeram sangat krusial. Kondisi itu membuat para pemacu Yamaha semakin kehilangan di tikungan-tikungan panjang yang menjadi ciri khas trek di Barcelona itu.
"Kami mencoba hampir semua (ban), tetapi kami sangat kesulitan dengan daya cengkeram belakang. Kemudian, saya terlalu banyak mengerem berlebihan dan saya kesulitan dengan (daya cengkeram) depan. Kami ingin mencoba ban kompon keras, tetapi masalahnya adalah kami tidak memiliki traksi. Khususnya Jumat di sini selalu sulit, tetapi kami melihat bahwa bagi (pabrikan) lain itu tidak sulit," ujar dia kemudian.
Kesulitan yang sama dialami oleh Morbidelli yang menempati posisi ke-18 di akhir sesi latihan itu. Dia berharap situasi menjadi lebih baik pada Sabtu ini. "Hari yang sangat sulit, kami akan berusaha menjadi lebih baik besok (Sabtu ini). Tidak banyak yang bisa dikatakan. Kami tahu situasinya. Kami tetap fokus, terus berusaha keras untuk menjadi lebih baik," ungkap Morbidelli dikutip Crash.
"Penting untuk tidak kehilangan senyum. Saya merasa tahun lalu dan tahun ini ada sangat sedikit perbedaan. Waktu putaran mirip. Sudah pasti sesuatu berubah tahun ini, seperti mesin. Kami perlu menemukan setelan dasar yang berbeda dengan mesin yang lebih bertenaga ini. Setelan dasar ini sepertinya memberi rentang kecil untuk penyetelan," ungkap Morbidelli yang akan meninggalkan Yamaha pada akhir musim ini.
Marquez tetap kalem
Situasi sulit juga dialami oleh empat pebalap Honda yang menempati posisi terbawah di akhir sesi latihan. Marc Marquez menjadi pebalap Honda tercepat di posisi ke-19, disusul oleh Takaaki Nakagami, Iker Lecuona, dan Joan Mir di posisi terbawah atau urutan ke-22.
Marquez menegaskan, dirinya sudah tidak lagi memusingkan posisi dan catatan waktu. Dia kini hanya fokus mencoba berbagai setelan motor dan komponen aerodinamika untuk memanen data guna membangun motor untuk musim 2024.
"Ini hari yang sulit. Seperti yang kita lihat, empat motor di posisi terbawah adalah dari kami. Anda hanya berusaha duduk di garasi, jangan melihat hasil (catatan waktu), jangan memeriksa posisi," ujar Marquez terkait bagaimana dia menyikapi hasil buruk itu.
Saat ini, motor Honda belum bisa dipacu dengan agresif, sehingga performa memang sangat jauh dari harapan. Berkendara dengan lebih lembut merupakan satu-satunya cara supaya tidak terjatuh dan membuang putaran yang berharga untuk memanen data.
"Ini satu-satunya cara berkendara untuk saat ini dan supaya tidak mengalami frustrasi besar," ungkap peraih enam gelar juara MotoGP itu.
Pebalap tim Repsol Honda itu mengalami kecelakaan ke-17 musim ini saat terjatuh dalam sesi latihan bebas pertama. Insiden itu akibat dia tidak mengubah gaya berkendara saat menggunakan komponen aerodinamika yang berbeda. Dia menikung terlalu pelan. Padahal, dengan aerodinamika yang dia pakai, seharusnya motor lebih kencang untuk menciptakan daya tekan ke bawah supaya ban lebih menggigit aspal.
Kehilangan waktu
Sedangkan terkait dengan putaran waktu dalam sesi latihan pada Jumat siang, Marquez menilai motor RC213V sangat kesulitan di tikungan-tikungan panjang. Akibatnya, mereka kehilangan waktu hingga 0,6 detik hanya di tiga tikungan panjang.
"Jika kami bisa melakukan stop and go, jika kami bisa cepat menegakan motor, di sana itu bisa diterima. Anda bisa mengatasi sedikit masalah dan Anda bisa mengerem lebih lambat. Tetapi, ketika itu tikungan panjang seperti di sektor dua, kami kehilangan 0,6 detik hanya dalam tiga tikungan," ungkap pebalap berusia 30 tahun itu.
"Tikungan-tikungan itu tidak terlalu sulit bagi pebalap, itu hanya melebar, mempertahankan gas dan hanya menunggu Anda mendapat daya cengkeram. Tetapi, kami kehilangan 0,6 detik dalam tiga tikungan," ujar Marquez.
"Kehilangan waktu pada bagian lain dari sirkuit masih bisa diterima. Tetapi, di sana lah (tikungan-tikungan panjang) kami memperkirakan akan kesulitan dan kami kesulitan. Bahkan, untuk gaya membalap saya ini tidak cocok. Jadi, ini berlipat. Performa tidak ada dan hasil tidak sesuai harapan," tuturnya kemudian.
"Kami perlu terus bekerja, untuk besok situasi tidak akan berubah. Tetapi, yang pasti, kami perlu terus berusaha karena masih banyak balapan tersisa sebelum 2024," ujar Marquez.