Asa Tim Putra ke Olimpiade Paris 2024 Belum Tertutup
Tim panjat tebing kategori "speed" putra Indonesia gagal meraih tiket ke Olimpiade 2024 dalam Kejuaraan Dunia 2023. Mereka diharapkan bisa mendapatkan tiket tersisa dalam kualifikasi berikutnya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
AP/ANTHONY ANEX
Rahmad Adi Mulyono mengungguli Rishat Khaibullin (Kazakhstan) pada laga perebutan tempat ketiga nomor speed putra Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023 di PostFinance Arena, Bern, Swiss, Kamis (10/8/2023) malam. Rahmad akhirnya meraih medali perunggu.
JAKARTA, KOMPAS – Penampilan antiklimaks tim panjat tebing kategori speed putra Indonesia membuat mereka gagal meraih dua tiket ke Olimpiade Paris 2024 yang tersedia dalam Kejuaraan Dunia 2023 di Bern, Swiss, Kamis (10/8/2023) waktu setempat. Kendati demikian, peluang mereka ke Olimpiade 2024 belum tertutup karena masih ada sedikitnya enam tiket lagi yang bisa direbut dalam dua kualifikasi berikutnya.
Sementara itu, di balik kegagalan tim putra, tim putri justru tampil gemilang lewat Desak Made Rita Kusuma Dewi yang meraih tiket ke Olimpiade 2024 usai meraih emas. Di final, Desak menaklukan pemanjat Amerika Serikat Emma Hunt dengan waktu 6,49 detik berbanding 6,67 detik.
Dalam Kejuaraan Dunia 2023, Indonesia menurunkan lima pemanjat putra terbaiknya, yakni Veddriq Leonardo, Kiromal Katibin, Rahmad Adi Mulyono, Aspar Jealolo, dan Zainal Aripin. Dengan tren positif selama Piala Dunia 2023, salah satu dari mereka diharapkan bisa meraih setidaknya satu tiket ke Olimpiade 2024.
Khususnya Veddriq, pemanjat asal Pontianak, Kalimantan Barat itu sangat diandalkan karena sedang memimpin klasemen Piala Dunia 2023 berkat raihan emas seri Seoul, Korea Selatan dan Salt Lake City, Amerika Serikat. Selain itu, dia belum lama ini memecahkan rekor dunia dengan waktu 4,90 detik dalam perempat final seri Seoul, 28 April 2023.
Namun, asa besar itu perlahan runtuh saat Veddriq yang memimpin babak kualifikasi dengan waktu terbaik 5,109 detik justru gugur terlalu dini. Pemanjat berusia 26 tahun itu takluk oleh pemanjat Spanyol, Erik Noya Cardona, dengan waktu 6,35 detik berbanding 5,46 detik di 16 besar. Usai itu, satu per satu pemanjat putra bertumbangan mulai dari Aspar yang ditaklukan pemanjat China. Long Jinbao di 16 besar dan Kiromal yang tersisih oleh Rahmad di perempat final. Sebelumnya, Zainal gagal lolos ke putaran final.
AP/ANTHONY ANEX
Pemanjat tebing Italia, Matteo Zurloni, menyentuh finis lebih cepat daripada atlet Indonesia, Rahmad Adi Mulyono, pada laga semifinal nomor speed putra Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023 di PostFinance Arena, Bern, Swiss, Kamis (10/8/2023) malam. Zurloni maju ke final dan menjadi juara.
Wajah tim putra akhirnya dipertaruhkan oleh Rahmad. Awalnya, pemanjat asal Surabaya, Jawa Timur itu sempat menghidupkan kembali asa untuk meraih tiket ke Olimpiade 2024 pasca mencatat waktu 4,97 detik di perempat final yang akhirnya menjadi waktu terbaik sepanjang gelaran tersebut.
Akan tetapi, Rahmad gagal menjaga konsistensinya di semifinal. Dia terpeleset sehingga tertinggal dan kalah dari pemanjat Italia Matteo Zurloni dengan waktu 8,01 detik berbanding 5,13 detik. Kekalahan Rahmad cukup mengejutkan karena Zurloni notabene pemanjat yang kurang diperhitungkan.
Pemanjat Italia berusia 21 tahun itu hanya menempati urutan kesembilan klasemen sementara Piala Dunia 2023 dan belum pernah meraih emas seri Piala Dunia. Sebaliknya, Rahmad baru saja meraih emas seri Piala Dunia 2023 di Chamonix, Perancis, bulan lalu. Secara catatan waktu, Zurloni belum pernah menembus waktu di bawah lima detik, sedangkan Rahmad beberapa kali mencatat waktu di bawah lima detik.
Kekalahan itu membuat Rahmad harus puas meraih perunggu usai menaklukan pemanjat Kazakhstan Rishat Khaibullin dengan waktu 5,05 detik berbanding 7,34 detik. Adapun Zurloni merebut emas dengan mudah pasca lawannya asal China, Long Jinbao tereliminasi karena melakukan kesalahan start alias mencuri start.
DOKUMENTASI PP FPTI
Pemanjat Indonesia Rahmad Adi Mulyono (tengah) dan Raharjati Nursamsa (kanan) saat naik podium nomor speed putra Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 seri Chamonix, Perancis, Minggu (9/7/2023). Rahmad meraih emas usai melakukan pertarungan sengit dengan pemanjat Kazakhstan Rishat Khaibullin. Sementera itu, Raharjati meraih perunggu.
Tadi, ada sedikit slip (di semifinal). Namun, saya akan berlatih lagi dan semangat lagi untuk mempersiapkan diri di kualifikasi selanjutnya.
Hasil itu membuat tim putra Indonesia gagal meraih tiket ke Olimpiade 2024 yang disediakan untuk peraih emas dan perak Kejuaraan Dunia 2023. ”Tadi, ada sedikit slip (di semifinal). Namun, saya akan berlatih lagi dan semangat lagi untuk mempersiapkan diri di kualifikasi selanjutnya. Yang pasti, tim putra Indonesia selalu berlatih dengan baik. Kami bersaing satu sama lain sehingga kami memiliki kesempatan yang nyaris sama dengan rekor waktu yang tidak terlalu berjauhan,” ujar Rahmad dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC), Jumat (11/8/2023).
Risiko terpeleset
Pelatih panjat tebing Indonesia Hendra Basir saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, mengatakan, bukan kualitas yang membedakan tim putra Indonesia dan para pesaingnya dalam Kejuaraan Dunia 2023. Melainkan, faktor keberuntungan yang menjadi penentunya. Kali ini, para pemanjat putra ”Merah-Putih” kurang beruntung.
Ketidakberuntungan itu yang dialami oleh Veddriq di 16 besar dan Rahmad di semifinal walau di atas kertas mereka unggul jauh atas lawannya masing-masing. Di tengah tekanan dan ekspektasi tinggi, pemanjat sangat berisiko untuk terpeleset ataupun melakukan kesalahan start ketika ingin melaju dengan kecepatan tinggi.
Bahkan, sebelum Kejuaraan Dunia 2023, sejumlah pemanjat putra andalan Indonesia pun kurang beruntung sehingga gagal menjadi yang terbaik dalam seri Piala Dunia 2023 di Jakarta, 6-7 Mei lalu. ”Seperti inilah perlombaan speed climbing, risiko terpeleset akan selalu ada,” kata Hendra.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Atlet tim nasional panjat tebing Indonesia nomor speed (adu cepat), Rahmad Adi Mulyono (22) dan Rajiah Sallsabillah (23) seusai berlatih di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/1/2023). Program latihan para atlet tim speed fokus pada babak kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Akan tetapi, Hendra tidak mau para pemanjat putra cepat berkecil hati karena tiket ke Olimpiade 2024 masih tersedia paling tidak dalam dua kualifikasi berikutnya, yakni satu tiket dalam kualifikasi Asia di Jakarta, 9-12 November mendatang dan lima tiket melalui pengumpulan poin dalam seri kualifikasi antara Maret dan Juni 2024.
Adapun setiap negara bisa menempatkan empat atlet untuk kategori speed di Olimpiade 2024, terdiri dari dua putra dan dua putri. ”(Total) masih ada 10 slot lagi yang akan diperebutkan. Insya Allah, kita bisa dapat (terutama untuk putra),” tegas Hendra.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari berharap tim panjat tebing putra tetap menjaga motivasinya untuk mengejar tiket Olimpiade 2024. ”Untuk sport climbing, masih ada kesempatan. Terus semangat demi membanggakan Merah-Putih dan mengumandangkan Indonesia Raya di Paris 2024,” tuturnya.
Secara terpisah, Desak mengungkapkan kegembiraanya karena mempersembahkan medali emas dan mendapat tiket ke Olimpiade Paris 2024.
AP/ANTHONY ANEX
Peraih medali perak Emma Hunt (Amerika Serikat), peraih emas Desak Made Rita Kusuma Dewi (Indonesia), dan peraih perunggu Aleksandra Miroslaw (Polandia) di podium juara nomor speed putri Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023 di PostFinance Arena, Bern, Swiss, Kamis (10/8/2023) malam.
”Saya sangat senang karena bisa lolos ke Olimpiade yang menjadi puncak dari semua olahraga di dunia. Sekaligus, ini adalah medali emas pertama saya di ajang internasional. Sejak awal, saya percaya bisa mendapatkan tiket Olimpiade di sini. Saya selalu menenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam dan berdoa di setiap pertandingan,” terang Desak dalam konferensi pers.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenny Wahid mengucapkan rasa syukur atas prestasi Desak. Secara keseluruhan, Yenny bangga dengan perjuangan semua pemanjat Indonesia dalam Kejuaraan Dunia 2023. ”Saya bangga atas raihan positif ini. Semua atlet yang berlaga baik yang meraih prestasi atau belum, semuanya telah berjuang menunjukkan performa terbaik demi nama Indonesia di kancah internasional,” ungkapnya. (*)