Pemanjat tebing putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, meraih perak pada seri ketiga Piala Dunia 2023 di Jakarta. Desak diharapkan meneruskan prestasi apiknya untuk membuka jalan lolos ke Olimpiade 2024.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, mengikuti babak kualifikasi dalam seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
JAKARTA, KOMPAS – Pemanjat tebing putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, tampaknya sedang menatap musim Piala Dunia yang lebih cerah. Usai meraih perunggu dengan 6,60 detik dalam seri kedua Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Seoul, Korea Selatan, Jumat (28/4/2023), atlet asal Bali itu melanjutkan tren positifnya dengan merebut perak pada seri ketiga di Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Capaian itu pun melampaui prestasinya saat meraih dua perunggu pada musim lalu, yakni di Chamonix, Perancis, 8 Juli 2022, dan di Villars, Swiss, 30 Juni 2022. ”Saya belum puas dengan perak ini. Tadinya, saya ingin meraih emas. Semoga ke depan saya bisa menjadi yang terbaik (mendapatkan emas). Saya yakin bisa terus lebih baik dan lolos ke Olimpiade (Paris 2024),” ujar Desak.
Performa Desak sangat stabil di seri yang hanya memperlombakan nomor speed tersebut. Setelah duduk di urutan kedua dengan catatan waktu terbaik 6,655 detik di babak kualifikasi, Sabtu (6/5), Desak mencatat waktu tidak jauh berbeda dengan 6,94 detik di perdelapan final. Dia menaklukan pemanjat Polandia, Patrycja Chudziak, yang membukukan waktu 7,48 detik.
Memasuki perempat final, Desak menajamkan waktunya menjadi 6,69 detik. Atlet berusia 22 tahun itu menyisikan wakil Amerika Serikat, Emma Hunt, yang mengemas waktu 6,79 detik. Memasuki semifinal, dengan dukungan penuh dari masyarakat yang memadati panggung di depan arena, Desak melesat dengan waktu 6,65 detik. Dia menyingkirkan wakil China, Lijuan Deng, yang mencatat waktu 6,69 detik.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi (kiri), melawan atlet Italia, Giulia Randi, dalam babak kualifikasi dalam seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Di final, Desak berjumpa dengan wakik Polandia, Aleksandra Miroslaw, yang baru saja mempertajam rekor dunia putri atas namanya sendiri menjadi 6,25 detik yang dicetak dalam seri kedua, kemarin. Meski tak mudah, Desak berusaha habis-habisan untuk membuat kejutan. Namun, Miroslaw masih terlalu tangguh.
Tadinya, kami hanya berharap Desak atau wakil putri lainnya bisa mempertahankan perunggu dari seri kedua kemarin. Nyatanya, Desak meningkatkan prestasinya menjadi perak. (Yenny Wahid)
Walau bisa memecahkan rekor Asia dengan 6,52 detik, Desak harus puas dengan perak. Miroslaw mengamankan emas dengan 6,43 detik. ”Saya sebenarnya sangat tenang dan fokus untuk menghadapi Miroslaw. Tetapi, itu belum cukup untuk mengalahkan Miroslaw. Di kesempatan lain, saya yakin bisa menang,” ungkap Desak.
Naik peringkat
Perak itu membuat Desak mendapatkan tambahan 805 poin sehingga berhasil menyodok dari urutan ketiga menjadi peringkat kedua dengan 1.495 poin klasemen sementara nomor speed Piala Dunia musim ini. Kendati perjalanan masih panjang, yakni menyisakan empat seri yang memperlombakan nomor speed dari total 12 seri musim ini, performa atlet kelahiran 24 Januari 2001 itu sudah melampaui prestasinya sejak menjalani debutnya pada 2021.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet putra Indonesia, Nursamsa Raharjati (kanan), berlaga pada final nomor speed seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Sebelumnya, Desak berada di urutan ke-10 dengan 2.140 poin dari total 82 atlet dalam klasemen akhir musim 2022 dan peringkat yang sama dengan perolehan 55 poin dari 48 atlet dalam klasemen akhir 2021. Selepas era Aries Susanti Rahayu, yang sempat memegang rekor dunia putri dengan 6,99 detik yang diukir pada seri Piala Dunia 2019 di Xiamen, China, 19 Oktober 2019, dan duduk di posisi ketiga dengan 333 poin pada klasemen akhir musim 2019, Desak adalah harapan baru dunia panjat tebing putri Indonesia untuk bersaing di level dunia maupun Olimpiade.
”Kami berbahagia karena tim putri melebih target. Tadinya, kami hanya berharap Desak atau wakil putri lainnya bisa mempertahankan perunggu dari seri kedua kemarin. Nyatanya, Desak meningkatkan prestasinya menjadi perak,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenny Wahid.
Sementara tiga pemanjat putri lainnya belum bisa berbuat banyak. Rajiah Sallsabillah berada di urutan kedelapan usai kalah dari Lijuan Deng di perempat final. Nurul Iqamah di peringkat kesembilan usai kalah dari wakil China lainnya, Di Niu di perdelapan final. Adapun Narda Mutia Amanda terjatuh saat bersua Rajiah di perdelapan final.
Pelatih Indonesia Hendra Basir sempat menjelaskan, Desak, Rajiah, dan Nurul, adalah tiga pemanjat yang diandalkan Indonesia untuk mengarungi Piala Dunia musim ini. Mereka diharapkan bisa mengumpulkan poin sebanyak-banyak dari empat seri tersisa, yakni di Salt Lake City, Amerika Serikat (19-21 Mei); Villars, Swiss (30 Juni-2 Juli); Chamonix, Perancis (7-9 Juli); dan Wujiang, China (22-24 September).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para atlet peserta mengikuti babak kualifikasi dalam seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Klasemen akhir musim ini akan menjadi tolok-ukur pemanjat yang berhak atau tidak berpartisipasi dalam kualifikasi ketiga perebutan tiket ke Olimpiade di Paris, Perancis, antara Maret dan Juni 2024. Ajang yang menyediakan lima kuota untuk putra maupun putri itu hanya bisa diikuti oleh 24 atlet putra-putri terbaik dalam klasemen akhir Piala Dunia musim ini.
”Pastinya, kami berupaya mengoptimalkan semua peluang ke Olimpiade, baik kualifikasi pertama dalam Kejuaraan Dunia 2023 di Bern, Swiss, 1-12 Agustus, kualifikasi kedua dalam kejuaraan antar zona yang untuk Asia dilaksanakan di Jakarta, 9-12 November, dan kualifikasi ketiga sebagai kualifikasi terakhir. Hanya saja, kualifikasi ketiga menjadi prioritas karena menyediakan kuota terbanyak. Sedangkan kualifikasi pertama dan kedua masing-masing cuma menyediakan satu kuota untuk putra maupun putri,” ujar Hendra.